5. TORN: LIKE HARRY POTTER

34 3 0
                                    

dua story sekaligus yaa... mumpung lagi dapat wifi wkwkwk

this next story. sorry, jika judulnya tidak nyambung.

.

.

.

.

"HOOORRANN AWAS" teriak Diana sambil berlari kencang kearah Horan

"Diana... NO!" teriak Tommo dan langsung menyusul Diana

Diana pun langsung menarik tangan Horan untuk menyingkir, mereka pun jatuh Horan pun mendarat dengan mulus, tetapi Diana tidak, melaikan keningnya terkena batu dan membuat Diana tidak sadarkan diri. Horan pun bangun dan melihat keadaan Diana.

"Ana No no no cmon wake up" ujar Horan sambil menangis

Tommo pun langsung mendorong Horan dan memeluk Diana secara erat sambil menagis deras

"Awaslah kau, Diana bangunlah Diana" ujar Tommo dengan air mata yang membasahi mukanya.

"Sudah Tommo lebih kita bawa dirinya kerumah sakit" ujar Horan dengan kepanikan tingkat dewa

Dengan kebetulan mobil orang tuanya Horan ada diibelakang dan menghampiri nya. Mereka pun langsung turun.

"Horan apa kamu baik-baik saja?" tanya mamanya Horan yang egois itu.

"Sudah mam, aku baik-baik saja, ayo kita bawa Ana ke rumah sakit" ujar Horan dengan nada yang panik.

Mereka pun membawa Diana ke rumah sakit terdekat, sedangkan Tommo memberitau ibunya dan ibunya Diana. Tentu ibunya Diana sangat khawatir dan panik mendengar semua ini dan air mata pun mengalir dipipinya. Ketika semuanya sudah sampai di rumah sakit, semua terlihat tegang dan penuh kekhawatiran terhadap Diana.

*

Setelah beberapa menit menunggu dokter pun keluar dari ruang tersebut, seketika semua orang pun langsung menghampiri dokter dan banyak meluncurkan pertanyaan.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya ibunya yang sambil menangis

"Anak, ibu tidak apa-apa, tapi karena batu itu mengenai keningnya cukup kencang dan ada beberapa syaraf mata yang terkena benturan itu, jadi.." belum selesai bicara ibunya Diana memotongnya

"Jadi apa dok" dengan nada yang panik

"Jadi, pengheliatannya agak kabur-kabur (tidak terlalu jelas) dan ibu benar-benar harus menjaga anak ibu agar keningnya itu tidak terbentur benda apa pun. Jika itu terjadi anak ibu akan mengalami kebutaan"

"Apa dok, buta tidak.. tidak .. Tommo kau tau kan bahwa Diana itu fobia gelap, tidak.. ini tidak mungkin" ujar ibunya dengan tangisan yang cukup mendalam.

Semuanya hanya bisa menangis dan Horan pun benar-benar menyesal.

"Kenapa nggak aku saja yang terkena batu itu" batinnya

Sementara Tommo benar-benar berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Diana lebih dari sebelumnya, terutama saat dekat Horan.

Saat Diana sudah sadarkan diri, semuanya pun masuk kedalam ruangan

"Ibu, aku ada dimana?"tanyanya sambil memposisikan badan untuk duduk

"Aw, kening ku kenapa? Dan kenapa semuanya terlihat tidak jelas? Apa yang terjadi padaku?" tanya yang sangat bawel itu

"Kamu bisa ada di rumah sakit ini, gara-gara kamu menolong ku Ana, aku benar-benar mengucapkan banyak terima kasih, karena kamu telah menyelamatkan nyawa aku" ujar Horan dengan rasa sangat bersalah

"Iya, nak, makasih banyak kamu sudah menolong Horan" ujar dadnya Horan

"Iya sama-sama" ujar Diana dengan ketulusan hatinya yang menolong

"Sudah kan terimakasihnya ayo, kita pulang sekarang dan mama ingin berbicara dengan kamu Horan" ujar mamanya yang sangat angkuh itu dan langsung menarik tangan Horan untuk segera pulang.

"Tapi mam, tunggu" belum selesai tetapi tangannya sudah ditarik oleh mamanya

"Dasar, wanita tidak tau terima kasih" ujar Tommo dengan nada yang kesel

"Sudahlah Tommo, oh ya bu, kenapa pengheliatan ku jadi kurang jelas gini?" ujar Diana dengan nada yang heran

"Tidak apa-apa, mungkin kamu baru sadar jadinya kayak gitu, nanti ibu beliin kaca mata ya"

"Baiklah"

Setelah Diana disuruh untuk beristirahat dulu semalaman di rumah sakit, Tommo pun pulang ke rumahnya dan langsung memecahkan celengannya untuk membelikan Diana kacamata. Ia merelakan tabungannya itu demi Diana

*

Pagi hari yang indah, dimana ini adalah hari Diana untuk pulang ke rumahnya dan pembukaan perban yang ada di keningnya itu, sedangkan Diana masih khawatir pada Horan yang dimarahin kemarin oleh mamanya. Sementara itu, Tommo yang selalu ada disampingnya dia yang selalu mencoba membuat Diana terhibur kapan pun itu.

"Halo Mrs.Calder, how are you today?" tanyanya dengan raut muka yang sangat bahagia

"Fine" jawabnya yang sangat singkat itu

"Oh, ya ini aku punya hadiah untuk kamu"

"Apa ini?"

"Buka saja"

Setelah dibuka ternyata itu isinya sebuah kacamata.

"Wow, thanks Tommo" ujarnya yang tiba-tiba menjadi sangat bahagia

"Yeah, you're welcome, coba dipakai"

"Wow, you know Tommo, I'm like Harry Potter dengan kacamata dan luka ini" sambil melihat kaca

"Iya, terserah kamu, makanya jangan terlalu berkhayal atau nonton Harry Potter terus" sambil mencolek hidungnya itu

"Iih, sudah ku jangan pernah pegang hidung" ujarnya yang sedikit kesal karena ia tidak suka ada orang yang memegang hidungnya itu

"Sudah-sudah, ayo kita back to home" ujar ibunya

Maaf ya apabila judulnya tidak cocok dengan isi ceritanya –Sorry again and again

But you like it. Cmon Vote and Comment nya ya

All The Love. –ydc 


Everything Comes Back to You (n.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang