16. ONE THING

19 2 0
                                    

Keesokan paginya. Pagi ini memang indah sekali, tapi Diana merasakan hal yang berbeda. Entah kenapa ia merasakan pagi ini tidak seindah biasanya. Apakah gara-gara ia harus berhadapan lagi dengan Peter? Tapi, Diana harus tetap semangat untuk menjalankan semua ini.

Seperti biasanya Tommo pun sudah ada di depan pintu rumah Diana. Mengingat rumah mereka memang yang berdekatan dan menghampiri Diana setiap pagi adalah tugas rutin Tommo untuk selalu menjaga Diana.

KRING...KRING...KRING...

"Pagi, bu" sapa Tommo sambil menyalami ibunya Diana

"Hai Tommo, Pagi masuklah. Tunggu Diananya masih membereskan rambutnya di kamar"

"Baiklah"

Lima menit kemudian Diana keluar dari kamar. Saat melihat Diana, Tommo merasa ia sekarang berada disurga karna di hadapannya ini ada bidadari. Yah, Diana terlihat sangat cantik, walaupun tiap hari memang ia selalu cantik. Tapi, pagi ini terlihat berbeda aja.

Tommo pun langsung berdiri tepat di hadapannya Diana, ia berdiri sambil bengong terlihat seperti orang bodoh.

"Hey, Tommo" panggil Diana yang berusaha menyadarkan Tommo

"Hey, ayo kita berangkat sekarang" ujarnya dengan cepat dan gugup

"Ayo" jawab Diana yang terlihat bingung dengan tingkahnya Tommo.

"Nanti dulu, tanganmu ini kenapa Di? Apa yang terjadi sama kamu?" tanya Tommo dengan panik

"Nggak apa-apa kok, cuman tersiram air panas aja" jelas Diana

"Pasti ini gara-gara Peter" ucap Tommo sambil menatap Diana tajam

"Nggaklah Tommo, udahlah nggak usah dibahas ya, ayo nanti kita terlambat"

"Diana, kamu sampai segitunya melakukan semua ini hanya untuk Horan" batin Tommo

Mereka pun berangkat ke sekolah dan berpamitan dengan ibunya

*

Tak lama bersepeda. Diana dan Tommo tiba di sekolah. Entah kenapa Diana merasa tegang sekali. Tapi, Diana harus tetap tegar.

"Ayo kita masuk ke kelas" ujar Tommo sambil menggenggam tangan Diana

Seketika Diana pun langsung melihat kearah tangannya yang digenggam oleh Tommo. Dan menatap Tommo dengan senyuman.

"Ayo"

"Kak Oliv..." suara yang tak asing lagi. Ya, suara itu berasal dari mulut gadis pirang Evy. Tetapi, ia tidak sendirian dibelakangnya ada sang kakak yang mengikutinya siapa lagi kalau bukan Peter. Diana dan Tommo pun melepaskan genggamannya

"Kak Oliv, kata mamaku kak Oliv dan kak Peter belajarnya di rumah. Emm, kak Tommo juga boleh kok ikut" jelas Evy yang membuat Diana tekejut dan dikalimat terakhir membuat Tommo ikut terkejut juga.

"A-aku.." jawab Tommo yang tarbata-bata

"Nggak. Gue nggak mau lo juga dateng ke rumah gue" ujar Peter dengan cepat yang berada disamping Evy sekarang.

"Kenapa sih kak, aku ingin kak Tommo juga ikut"

"Intinya gue nggak mau kalau ada dia, cowo cupu ini" ujar Peter yang langsung pergi meninggalkan mereka

"Emm, maafin kak Peter ya, kak Tommo"ujar Evy yang menunjukan wajah bersalah

"Tidak apa-apa, aku mengerti" ujar Tommo sambil mengusap pundak Evy

"Evy... boleh kan aku menanyakan sesuatu kekamu?" tanya Diana

"Tentu"

"Apakah sikap Peter dari dulu seperti ini?" tanya Diana dan Evy hanya terdiam sejenak

Everything Comes Back to You (n.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang