Lima a

43.4K 3.6K 325
                                    

Jangan lupa Vote dan komen

Oh ya, aku mau tanya, kalau cerita ini nantinya bakalan sedikit dewasa, nggak apa-apa kan?

500 vote dan 200 komen buat lanjut bab lima b yaaa

Happy reading!!!

***

'2017 BTS Live Trilogy Episode III The Wings Tour' adalah tur dunia BTS yang kedua. Tur tersebut akan dimulai pada 18 Februari 2017 di Seoul, Korea Selatan. Setelahnya, boyband yang melantunkan 'Blood Sweat & Tears' itu akan terbang ke Chili, Brazil, dan Amerika Serikat sebelum menggelar konser di Bangkok, Thailand, dan....

"Jakarta, Indonesia....," ucap Kezia sesuai dengan apa yang tertulis pada laman berita yang sedang dibacanya. Gadis itu manggut-manggut. Butuh beberapa detik sampai akhirnya ia tersadar, lalu melotot. "Waitttt!!! Pihak promotor kabarkan rencana konser BTS di ICE BSD pada tanggal--"

Tuk!

"Aduhhh...." Kezia meringis pelan ketika dahinya terasa menabrak sesuatu. Beruntung benda mungil kesayangannya itu tak sampai melompat dari genggaman tangannya. Tak mempedulikan apa yang tadi ditabraknya, Kezia kembali membaca lanjutan artikel yang tadi sempat terputus itu. "Tadi bacanya sampai mana yaa.... Ah ini.... Pihak promotor kabarkan rencana konser BTS di ICE BSD pada tanggal--"

"--29 April 2017."

Ahh iya. Sebentar lagi!!! batin Kezia kegirangan. Tapi senyum di wajahnya tiba-tiba memudar ketika menyadari bahwa kalimat terakhir yang ia dengar bukan keluar dari mulutnya sendiri. Suara serak itu...

Kezia buru-buru mendongak, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah extreme close up-nya Vino yang hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya. Spontan, gadis itu melangkah mundur dan sesegera mungkin berbalik menghindar dari malapetaka yang berusaha mendatanginya. Nggak! Nggak boleh deket-deket Vino!!!

Tapi terlambat untuk kabur. Secepat Kilat, Vino menyambar tangan kezia dan menahan langkahnya. Dingin, adalah hal pertama yang Kezia rasakan ketika telapak tangan Vino bertemu kulitnya.

"Mau ke mana? Nggak jadi mesen makanan?" Suara cowok di belakangnya itu terdengar serak seperti biasanya, faktor kebanyakan teler.

Kezia menoleh dan menemukan Vino sedang menyipitkan mata ke arahnya.

"Nggak," jawab Kezia jutek. Padahal, perutnya udah laperrr banget karena tadi pagi dia kesiangan dan nggak sempet sarapan. Tapi kalau disuruh milih, Kezia lebih milih diet dan kelaperan ketimbang harus berlama-lama dengan cowok playboy itu. Kalau sampai Flo ngelihat, udah bisa dipastikan kalau jadi kapten team cheers cuma mimpi Kezia yang nggak bakalan jadi kenyataan. Flo pasti ngamuk dan Kezia sudah pasti didepak keluar dari cheers saat itu juga.

Kezia berontak berusaha melepaskan cengkeraman tangan Vino. Tapi nihil, genggaman tangan itu malah semakin mengerat.

"Lepas, Vin! Lo jangan bikin gue malu deh!"

"Malu?" Vino menaikan sebelah alisnya. "Coba lo jelaskan kenapa gue bisa bikin lo malu?"

Kezia terdiam, tak bisa menjawab. Padahal segala kosa kata menyakitkan sudah melayang-layang di benaknya, lalu semua hilang begitu saja ketika tatapan sendu milik bola mata coklat Vino menatapnya lekat. Dan cuma satu hal kini yang tersisa di pikirannya: indah...

"Nggak bisa jawabkan?" tanya Vino penuh kemenangan.

Kezia membasahi bibir bawahnya dengan ujung lidah, lalu membuang muka hingga tatapan mata mereka terputus.

Boyfriend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang