Empat

42.8K 3.7K 131
                                    

Vote sebelum membaca!!!!

Preorder I'm yours Aldi-Letta, Jangan lupa pesen di aku yaaaa!! Buat info, kalian bisa add line aku idnya putrigilagila atau dm aja ig aku: putrilagilagi

***

Sial! Dikunci.

Braaakkk!!! Tok! Tok!

"Diana!!! Buka pintunya! Woy!!! Buka! Buka!" Vino mengetuk keras pintu rumahnya tak sabaran. Kepalanya berat sekali. Beruntung tadi Andre mau mengantarnya sampai rumah.

Cklek!

Vino mendongak ketika pintu di hadapannya terbuka, menemukan Diana dalam balutan baju tidur berwarna biru laut. Wanita itu menatapnya tajam. Seolah tak suka menemukan Vino di hadapannya. Seperti itu cara Diana menyambutnya ketika ia pulang. Selalu... seperti itu.

"Astaga! Kamu minum-minum lagi?!" Diana melotot saat mencium bau alkohol yang menyeruak dari tubuh anaknya ketika ia mendekat. Wanita itu mendengus.

"Mama harus bilang berapa kali, hah?! Balikin Vinclub ke Pamanmu! Kamu belum cukup umur buat ngurus begituan. Yang ada kamu rusak!"

"Stop." Kata Vino. Tapi Diana tetap melanjutkan ocehannya.

"Liat aja sekarang. Pulang pagi, mabuk-mabuka--"

"GUE BILANG STOP!" Vino menggebrak keras daun pintu di sebelahnya, membuat Diana sontak tersentak. Wanita itu kini menatapnya nanar.

"Vin, kamu--"

"Minggir, ah!" Vino mendorong tubuh Diana ke samping dengan sisa tenaga yang masih dimilikinya, menerobos masuk ke dalam rumah yang sekarang sering membuatnya tak betah berada di dalamnya.

"Vino! Mama belum selesai ngomong!" ujar Diana yang masih bergeming di depan pintu.

"Urus aja diri sendiri dulu. Kalau udah bisa jadi istri dan ibu yang bener buat keluarga, baru deh lo ceramahin gue sepuasnya." Kata Vino tanpa mau menoleh. Cowok itu terus berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Tak sempat melihat butiran air bening yang jatuh di pelupuk mata ibunya, menetes dan mengalir membelah kedua pipinya.

"Maafin Mama...," ucap Diana pelan.

***

"Gue cuma mau ngasih tau aja kalau di dunia ini nggak ada yang gratis, termasuk pertolongan gue tadi." Vino berbisik. Suaranya membuat sesuatu dalam diri Kezia bergejolak. Entah apa, namun hanya sesaat. Ketika menyadari apa yang Vino inginkan dari dirinya, cewek itu langsung mengambil jarak yang dirasanya aman.

"Ma--maksud lo?" Tanya Kezia terbata. Aduh kok gue grogi yaaa.

"Hmmm..." Vino tampak berpikir, lalu seringai licik muncul, membuat perasaan Kezia semakin tak nyaman. "Lo... Anak cheers kan? Ah iya. Gue inget. Lo anak cheers yang sering sama Flo."

Ini cowok serius nggak kenal sama gue? Kezia membatin.

"Gimana kalau lo jadi pacar gue aja, biar Flo berhenti ngerengek ngajak balikan. Capek gue ngeladenin tuh perek."

Kezia baruuuuuu banget mau protes, tapi Vino sudah lebih dulu menyela dengan nada sok tahu yang kelewatan nyebelin.

"Karena lo diem aja, berarti jawabannya iya." tukas cowok itu seraya mengacak-ngacak rambut Kezia.

DAMN!!!

Kezia menjambak rambutnya gemas ketika kilas balik kejadian tadi malam terlintas di benaknya. Jadi, sekarang gue sama dia pacaran? Gadis itu menggeleng. Nggak mungkin! Ini terlalu... gimana ya... terlalu mudah.

"KEZIAAAA!!!" Tiba-tiba suara cempreng nan nyebelin menggema, membuat anak-anak seisi kelas menutup telinga serentak.

Kezia mendongak dengan malas. Cemberut mendapati Letta berlari kecil dari ambang pintu ke arahnya yang terduduk di kursi paling belakang di dalam kelas itu.

"Kok lo nggak ke kelas gue sih?! Jahat!" Cewek itu merengek. Sumpah! Mukanya keliatan bego banget kalau lagi begitu.

Kezia melirik jam Q&Q pink di tangannya. Masih jam dua belas lewat sepuluh. Cewek itu berdecak.

"Baru juga lewat sepuluh menit. Lonya aja yang napsuan ke sini biar bisa liat Raka di kelas sebelah 'kan?" tembak Kezia. Tepat sasaran karena cewek di depannya itu langsung nyengir tak karuan.

"You know me so well." Kata Letta kesenengan. "Ke kantin yuk! Laper banget nih."

Kezia kembali menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Nggak! Dia nggak mau ke kantin. Dan emang nggak boleh juga. Takut kalau-kalau ketemu Vino di sana. Kezia udah nggak punya muka lagi di depan cowok yang kelasnya di sebelah kelasnya itu.

"Gue nggak laper." Cewek itu berkilah.

"Gue bayarin deh!" Tapi Letta memang selalu punya cara untuk memaksakan kehendaknya.

"Ayolah! Tadi gue papasan sama Raka dan dia udah jalan ke kantin sama anak basket lainnya. Kalau kelamaan, entar gue nggak dapet bangku strategis buat ngeliatin dia."

Ampun deh!

"Emang nggak cukup apa ngeliatin Raka pas latihan basket pulang sekolah kemarin?" Kezia mengangkat kepalanya, menatap Letta sebal.

Cewek itu menggeleng. Bibirnya mengerucut beberapa senti ke depan. Membuat Kezia akhirnya menghela napas pasrah. Mengalah. Ya, emang harus selalu ngalah kalau berhadapan sama tuan puteri yang terbiasa dimanja sama Daddynya.

"Ah elah! Yaudah ayo!"

***

"Nasi goreng, kwetiaw, mie ayam baso, gorengan, cendol sama es teh manis." Cerocos Aldi lancar jaya.

"Sate ususnya enggak, Di?" Kata Andre.

"Ah! Iya! Sama sate ususnya juga ya, Vin!"

"Ih! Ogah ah! Pesen sendiri sana! Pusing pala barbie ngapalinnya." Vino melet, lalu meninggalkan meja mereka menuju Pak Gondrong di kasir, yang bertugas mencatat pesanan makanan di kantin sekolah sebelum menyerahkannya ke konter-konter makanan yang ada di sana.

"Yaudah gue ikut deh." Aldi akhirnya bangkit dan berlari kecil mengimbangi langkah Vino yang sudah berada jauh di depannya.

"Pak Gondrong pesen nasi ayam gorengnya tiga ya, sama jus alpukat satu, lemon tea satu, kopi item satu." Kata Vino.

Pak Gondrong langsung mencatat pesanannya.

"Eh, Vin, kok punya gue nggak dipesenin sih?" Sela Aldi.

"Lah lo ngapain di sini?"

"Ya pesen makananlah! Pake nanya!"

"Yaudah pesen sendirilah. Pake nyuruh!"

Aldi mendengus. Mukanya kelihatan badmood banget.

"Pak, tambahin nasi goreng, kwetiaw, mie ayam baso, gorengan, cendol sama es teh manis." Kata Aldi.

"Udah, Dek?"

"Eh iya! Sama sate ususnya ya sepuluh. Dah!"

Selesai melakukan transaksi, Pak Gondrong memberikan nomor meja kepadanya. Vino main membalikan badan dan sama sekali tak melihat ada seseorang di belakangnya.

Tuk!

"Aduh!" Suara merdu yang terasa familiar itu tertangkap di telinganya. Vino terdiam, menunggu sampai cewek berambut kecokelatan di depannya mengangkat wajah. Dan ketika itu terjadi, senyum di bibirnya merekah.

***

Jangan lupa love dan komen ya!!!

Gimana suka nggak?

Follow instagram:

Vinobarta
Kezia_adindagi

Boyfriend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang