delapan (ini cerita beneran ✌)

26.9K 2.2K 228
                                    

Aku update sekalian memperingati hari ini sebagai 2 tahunnya Vini--eh Vino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku update sekalian memperingati hari ini sebagai 2 tahunnya Vini--eh Vino. Kalian bisa cek gambar di atas. 2 tahun lalu, aku deklarasiin dia sebagai visual Vino. Ga sangka bgt dua tahun udah berlalu.

Makasih yang udah ngikutin prosesnya. Aku sayang kalian.

Jangan lupain Vino yaaa.

Happy reading :))

****

"Gue udah punya cewek baru lagi."

"Terus gimana sama cewek yang waktu itu?" tanya Kezia antusias pada ponsel yang sejak tadi menempel di telinganya.

"Emangnya gue peduli?" Suara serak cowok yang keluar dari ponsel itu terdengar santai.

Kezia terkekeh. "Jahat ihh!! Kasian, Jav. Nggak punya perasaan lo!"

"Kan perasaan gue semuanya buat lo."

Kali ini Kezia tersenyum. "Gombal!"

Di sebelahnya, Kevin memicingkan mata, terlihat ketidaksukaan jelas yang terpancar dari bola mata coklatnya.

Entah speaker handphone Kezia yang rusak atau memang pendengaran Kevin yang mendadak setajam kelelawar, tapi suara berat cowok yang berasal dari ponsel cewek yang kini duduk di sebelahnya itu terdengar jelas. Dan hal ini benar-benar mengganggunya.

"Kalau gue serius gimana? Nanti lo deg-degan." Javi, orang yang sejak tadi menelepon Kezia itu tertawa.

"Apa efeknya begitu ke semua cewek? Waw gue jadi kepo seganteng apa sih muka lo."

"Nggak semua cewek juga sih."

"Yahh gue kecewa deh. Berarti lo nggak ganteng," kata Kezia dengan nada kecewa yang dibuat-buat. Javi mendengus.

"Sialan!"

Yang harusnya ngomong sialan itu gue, bangsat! umpat Kevin dalam hati. Heran deh! Bisa-bisanya gue terabaikan sama panggilan telepon.

Sepulang dari taman tadi, Kevin berakhir dengan duduk-duduk santai di balkon rumah Kezia yang menghadap langsung dengan rumahnya, memutuskan untuk tak langsung pulang karena Kezia merengek minta ditemani, tapi cewek itu kini malah sibuk sendiri dengan ponselnya, menelepon orang tak kasat mata yang namanya selaluuuu saja Kezia sebut, tapi tak pernah sekali pun ditunjukan bagaimana wujudnya. Javi... Javi... Kevin menghela napas.

Ia bangkit dan berjalan mendekat ke pagar pembatas balkon, menatap balkon kamarnya yang ternyata masih amat jelas dari tempatnya berdiri sekarang, walau kini sedikit terhalang pohon cemara kecil yang dulu mereka tanam dan ternyata sekarang tumbuh besar. Kevin terkekeh, mengingat betapa seringnya dulu ia dan Kezia mengobrol dengan berteriak dari atas balkon rumahnya. Hal yang rasanya sudah lama sekali tak mereka lakukan.

Dulu, Kevin sering sekali bermain gitar di atas sana, lalu Kezia mendengarkan dari sini. Kevin masih ingat suara Kezia kecil dulu yang berusaha mengikuti alunan gitar yang dipetiknya, terasa hangat begitu ingatan itu terlintas. Persahabatan yang sekarang malah membuat dada Kevin berdebar kencang, padahal ... dulu perasaan Kevin hanyalah sebatas ingin melindungi cewek yang selalu saja diganggu teman-teman sekelasnya itu. Siapa sangka, seiring berjalannya waktu perasaan itu tumbuh.

Boyfriend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang