09.

3.1K 293 5
                                    

"Seulgi !" Chanyeol menepuk pipi Seulgi untuk membangunkannya.

Merasa ada yang memanggil, Seulgi membuka matanya perlahan lahan, "Chanyeol ?!" Seulgi membulatkan matanya, begitu melihat Chanyeol yang ada dihadapannya.

"Kau kemarin mabuk berat, bangunlah aku sidah membuatkanmu susu." Chanyeol menatap Seulgi lembut.

"Tak perlu, aku harus pulang." Ketus Seulgi sambil bangkit dari tempat tidur.

Baru saja ia bangun, tapi kepalanya terasa sangat pusing, mungkin pengaruh alkohol yang banyak diminum Seulgi kemarin.

"Kau tak apa ?" Chanyeol menghampiri Seulgi yang sedang memijat pelipisnya.

"Tidak, terima kasih atas bantuannya, permisi." Seulgi mengambil tasnya dan segera keluar dari apartment Chanyeol,

"Kau harus kuat Chanyeol, kau harus bisa menghadapinya, ini kesalahanmu." Chanyeol menyemangati dirinya sendiri.

***

Sehun mengacak rambutnya pelan, sejak kejadian ia memberi nafas bhatan kepada Irene, ia selalu teringat akan Irene, dan kemarin malam ia malah bermimpi tentang Irene. Sehun memutuskan untuk tidak pergi kekantor hari ini, bukan mau menghindari Irene tapi karna hari ini ia ingin bersantai dan melepas semua beban pekerjaannya.

"Irene, apa Sehun tidak kerja hari ini ?" Baekhyun menghampiri Irene yang sedang berkutat dengan pekerjaannya.

"Sepertinya iya, dia tidak pernah datang setelat ini sebelumnya." Ucap Irene sambil memandang ruang kerja Sehun yang kosong.

"Yasudahlah." Baekhyun pun pergi dan kembali ke ruang kerjanya. Irene menatap ruang kerja Sehun yang kosong, biasanya Sehun akan datang memberi ia dokumen, memintanya untuk ini dan itu, padahal baru sehari tapi rasanya Irene sangat kesepian.

"Irene, berikan ini kepada Sehun, suruh dia menandatanganinya, setelah ditanda tangani bawa kembali padaku." Baekhyun memberikan beberapa map kepada Irene.

"Kenapa aku ?" Tanya Irene.

"Kau kan sekertarisnya, itu sudah tugasmu, ini perintah, cepat laksanakan!" Perintah Baekhyun.

Huftt.. dengus Irene, Irene pergi ke rumah Sehun dengan beberapa tumpuk map ditangannya, bermodalkan alamat Irene pergi ke sana dengan percaya diri, dengan harapan tidak akan ada kejadian yang akan membuat hatinya berdebar debar.

"401...402... nah ini dia 403." Ucap Irene sambil menunjuk nunjuk setiap papan nomor yang ada dipintu.

"Ting tong."

"Astaga, aku sedang istirahat, ada saja yang menganggu." Sehun bangkit dari tempat tidurnya dengan malas, dan membuka pintu.

"Kau ?! Untuk apa kau kesini?" Rasa kantuk Sehun hilang begitu melihat wanita yang ia hindari malah berdiri dihadapannya sekarang.

"Ah, maaf sajangnim, Baekhyun-ssi menyuruh saya mengantarkan dokumen ini." Irene mengikuti Sehun yang masuk kedalam apartmentnya.

"Letakkan disitu!" Perintah Sehun sambil menunjuk kearah meja di ruang tamunya.

Sehun duduk dan menatap tumpukkan dokumen yang dibawa oleh Irene, tanpa menyentuhnya sedikitpun Sehun malah mengambil remote tv dan menyalakannya, ia mengganti channel tv itu berulang kali, tanpa ada niatan untuk membuka dokumen itu.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang