04.

3.6K 373 3
                                    

"Sajangn.....YAAAAAAA!" Irene berteriak keras melihat Sehun yang sedang bertelanjang dada.

Mendengar teriakan Irene lantas Sehun mengelus dadanya, suara Irene begitu keras untungnya ruangan Sehun kedap suara sehingga suara Irene tidak dapat terdengar keluar.

"Kau kenapa ?" Tanya Sehun dengan ekspresinya yang datar.

"Kau gila ya ?! Pakai bajumu ! Kau pikir ini dirumahmu, banyak orang disini, bagaimana jika ada yang melihat ?" Omel Irene.

"Ini ruanganku, dan disini hanya ada kau, lalu tidak ada masalah kan ?"

"Cepat pakai bajumu, bodoh !" Omel Irene, "bodoh" satu kata yang keluar dari mulut Irene itu sukses membuat Sehun membulatkan matanya.

"Baju ku basah terkena kopi, bodoh !" Balas Sehun mengikuti nada Irene.

"Ooooohhh." Sekarang Irene dengan wajahnya polosnya malah ber-oh ria.

Sehun langsung merebut dokumen-dokumen yang ada ditangan Irene dan kembali duduk ditempat duduknya.

"Hmmm." Sehun mengangguk nganggukkan kepalanya sambil membaca dokumen hasil kerja Irene itu.

Kali ini Irene benar benar harus mengakui bahwa Sehun tampan, jika Seulgi berada di posisi ini pasti dia akan pingsan sekarang, dada bidang Sehun, badannya memang benar benar sangat atletis, siapapun wanita yang melihatnya pasti akan terpana, bahkan Irene saat ini terus menatap dada bidang Sehun.

"Jangan melihatku seperti itu, aku tau kau tergoda." Ucapan Sehun itu benar benar membuat Irene gelagapan, sudah dipastikan wajahnya sudah seperti tomat sekarang.

"Aku tidak tergoda, aku hanya melihat tempat dudukmu dibawah ac, jika kau terkena ac dan kedinginan nanti kau bisa sakit." Ucap Irene.

"Baiklah, aku pulang dulu." Ucap Irene, setelah melihat Sehun selesai menandatangani dokumen itu.

"Pulang ?"

"Iya, pulang, aku harus pulang kerumahku." Ucap Irene.

"Kau pulang dan aku dikantor ? Kau pikir kau siapa ?" Sehun sedikit memiringkan kepalanya dan menaikkan alisnya.

"Aku ? Aku Irene." Irene ikut ikutan memiringkan kepalanya seperti Sehun dengan wajah polosnya.

Sehun menghembuskan nafasnya dengan keras, sedikit menyesal kenapa ia harus mengganti Rose dengan Irene otaknya sangat lamban ini.

"Duduklah, tunggu sampai aku selesai ! Jangan menolak !" Perintah Sehun.

Irene duduk di sofa dan memainkan game di handphonenya sambil menunggu Sehun sampai selesai bekerja, terkadang ia memekik kecil karna kalah, ataupun karna menang.

Sehun mulai kedinginan karna tidak memakai baju, apalagi sekarang ia berada tepat dibawa AC, sebenarnya ia ingin meminta Irene mengambilkannya selimut atau apapun yang dapat menutupi badannya saat ini, tapi jika Irene tau ia kedinginan pasti ia akan menertawainya.

"Hachiii.."

"Hachii.."

"Kau kedinginan ya ?" Tanya Irene, "Ahhh yaa!" Irene keluar dari ruangan Sehun dan kembali dengam membawa paper bag pink bergambar hati.

"Ini bajumu yang kemarin, aku sudah mencucinya, gunakanlah !" Irene mengeluarkan kemeja putih milik Sehun yang ia cuci.

"Kenapa kau tak memberinya dari tadi ?" Sehun langsung menggunakan kemejanya, hidungnya sudah mulai memerah sekarang, kulitnya yang pucat semakin memucat karna kedinginan.

"Aigoo.. hidungmu memerah, kau juga sangat pucat, duduk disini !" Irene menarik Sehun duduk di sofa agar tidak terkena udara ac secara langsung.

"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkanmu air hangat." Irene beranjak dari tempat duduknya dan mengambil air hangat di dispenser yang ada diujung ruangan Sehun, tak lupa ia mengecilkan suhu AC ruangan Sehun.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang