Cahaya matahari masuk kekamar Irene melewati celah celah jendela membuat mata Irene yang indah itu harus terbuka. Irene mengerjapkan matanya berkali kali berusaha mengumpulkan semua tenaganya dan menyadarkan dirinya sendiri, rasanya hari ini ia ingin bolos bekerja, tapi jika ia membolos, ia nanti tidak bisa melihat Sehun.
"Sepertinya aku sanagt mabuk sampai lupa mengganti bajuku." Ucap Irene sambil menatap pantulan dirinya yang masih menggunakan baju kerjanya semalam.
Irene memegang puncak kepalanya sendiri, "kenapa mimpiku terasa sangat nyata, andaikan itu nyata, pasti aku akan pingsan jika dicium Oh Sehun." Gumam Irene tanpa menyadari bahwa itu bukan mimpi melainkan kenyataan, tapi sayangnya ia mabuk dan tak menyadari hal itu.
***
Sehun menatap meja kerja Irene yang masih kosong dari salam ruangannya, pikiran negatif mulai muncuk di pikirannya, sejak 2 hari yang lalu Jisoo terus mengancamnya dengan menggunakan Irene, sehingga Sehun selalu mengawasi Irene dengan ketat.
FLASHBACK
Sehun mengangkat handphonenya yang berdering terus menerus dari tadi, ini sudah jam 12 malam tapi masih ada yang menelfonnya selarut ini.
"Halo." Ucap Sehun dengan nada yang masih mengantuk.
"Hai sayang." Terdengar suara wanita di sebrang sana, siapa lagi kalau bukan Jisoo yang mengganggunya.
"Kenapa kau menelfonku, kau sangat mengganggu." Ucap Sehun kasar.
"Sebentar saja kok, aku hanya mau bilang, jauhi Irene segera !"
"Apa urusanmu?"
"Jauhi saja, atau dia akan meraskan akibatnya, kau tau apa yang bisa kulakukan.Ucap Jisoo licik.
"Apa maksudmu?" Sehun mengerutkan dahinya, ucapan Jisoo benar benar membingungkan.
Tanpa menjawab pertanyaan Sehun, Jisoo sudah mematikan telefonnya, Sehun menelfon kembali untuk menanyakan maksud pertanyaan Jisoo, namun Jisoo mematikan handphonenya sehingga tak dapat dihubungi. Semenjak itu Jisoo sering mengirimkan Sehun foto foto Irene yang sedang berjalan atau apapun, tak lupa juga Jisoo menyisipkan pesan "Aku mengawasinya, jika kau tak mau menjauhinya, ia akan terkena imbasnya." Pesan dari Jisoo itu membuat Sehun panik, ia tak mau berbuat nekat jika akhirnya Irene yang harus menjadi tumbalnya.
Irene berlari dengan cepat ke halte, ini sudah jam 07.55 tapi ia bahkan belum menaiki bis, ini pertama kalinya ia menyesal menolak ayahnya untuk membelikannya mobil, Dewi Fortuna sedang berada di pihak Irene saat ini, bus berhenti bertepatan saat Irene sampai di Halte. Hal yang biasa Irene lakukan di bis adalah melihat keluar dan menikmati ramai Seoul, tapi tidak kali ini, ia sibuk dengan peralatan make up nya, ia sama sekali belum memoleskan sedikitpun make up diwajahnya, ia hanya menggunakan liptint dan menmoleskan wajahnya dengan bedak yang tipis, bahkan dengan make up sesederhana itu bisa membuat wajah Irene terlihat cantik.
"Tamatlah riwayatmu Irene." Ucap Irene dalam hati, Sehun sudah berdiri didepan meja kerja Irene dengan ekspresi datarnya namun matanya itu tetap memancarkan ketajama yang menusuk.
"Apa aku tak lihat ini jam berapa ?" Sehun menunjukkan jamnya yangsudah menunjukkan pukul 08.30.
"Kau telat setengah jam, apa alasanmu ?" Sehun mengetuk ngetuk jarinya dimeja dengan cepat namun tak bisa mengalahkan otak Irene yang berputar dengan cepat untuk mencari alasan yang pas, tak mungkin ia bilang kalau semalam ia mabuk dan ketiduran sampai pagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/102220158-288-k481456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E
FanfictionOh Sehun pria tampan dan kaya raya, sikapnya yang sedikit dingin dan terlalu mencintai pekerjaannya, banyak perempuan yang mengejarnya namun hampir semua ditolaknya, ternyata dibalik sikap dinginnya itu tersimpan banyak alasan yang tidak diketahui...