17.

5.7K 352 54
                                    

"Hun, gimana nih ?" Irene masuk ke dalam ruangan Sehun sambil menunjukkan layar handphonenya.

"Wae ?"

"Kemarin malam aku mengirim pesan ke Seulgi, tapi tak dibalas juga." Ucap Irene sambil mengacak rambutnya, "apa dia masih marah ya ?" Tambahnya lagi.

"Mungkin dia sudah tidur, kau kirim jam berapa ?" Sehun merapikan rambut Irene yang sudah acak acakkan dengan telaten.

"Jam setengah 12." 

"Yak! Astaga, kau ini gila, kau mengirim jam setengah 12 malam, pasti dia sudah tidur." Sehun mendorong kepala Irene menggunakan telunjuknya.

"Aih.. Kau tau darimana dia sudah tidur, kau menghubunginya ? Tanpa sepengetahuanku ? Woah, daebak!" Omel Irene sambil bertepuk tangan.

"Bukan seperti itu, rata rata orang juga pasti sudah tertidur jam segitu." Ucap Sehun.

"Aku tidak."

"Kau kan tidak normal." Ucap Sehun sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Yak! Kau ini !" Irene bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah luar.

"Ini masih pagi, kenapa marah marah ?" Sehun memeluk Irene dari belakang dan berbisik tepat ditelinga Irene yang membuatnya mengerjapkan matanya berkali kali.

"Sehun, geli." Irene membalikkan badannya dan menatap Sehun dengan tajam, "ini kantor, jangan macam macam." Ucap Irene sambil menunjuk wajah Sehun, bukannya berhenti Sehun malah menarik Irene agar semakin dekat dengannya,

Irene menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah, "kau kenapa ?" Goda Sehun yang hanya dibalas gelengan pelan oleh Irene. "Aku sedang malas bekerja, bagaimana kalau kita jalan jalan ?" Ucap Sehun sambil menenggelamkan kepalanya dibahu Irene.

"Tidak, kau harus bekerja dengan profesional, jika pekerjaanmu sudah selesai, baru kita pergi jalan jalan." Irene mendorong Sehun dan menyuruhnya duduk agar kembali bekerja.

Sehun menatap gerak gerik Irene yang sibuk memeriksa dokumen dokumen yang ada dimeja Sehun, semenjak ada Irene, Sehun yang biasanya hanya bekerja dan bekeja terus mulai mempunyai waktu untuk sekedar bersantai ria, kedatangan Irene yang sering berkunjung ke apartmentnya juga membuat isi apartmentnya menjadi lebih rmai dan berwarna, intinya semenjak ada Irene, Sehun menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya, ia menjadi lebih terbuka, senyumnya yang biasa selalu ia sembunyikan sekarang sudah mulai sering ia tunjukkan kepada Irene.

Brakk..

Suara keras dari pintu ruangan Sehun membuat Irene dan Sehun mengarahkan pandangannya sosok manusia tinggi yang ada didepan pintu, tentu saja yang membuat suara ribut dipagi hari ini, siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol, "Selamat pagi Oh Sehun, Selamat pagi Irene yang cantik." Ucap Chanyeol dengan senyum merekah diwajahnya.

"Jangan gila dikantorku, ada urusan apa kau kesini ?" Sehun menatap Chanyeol dengan malas.

"aku tak ada urusan denganmu." Ucap Chanyeol, "Irene, aku sangat bahagia hari ini, ayo kita berdansa." Chanyeol menarik tangan Irene dan menyuruhnya berputar putar seperti princess, "dudududu." Chanyeol menarik tangan Irene yang satu lagi dan mulai berdansa tidak jelas.

"Hey! Kau ini lepaskan tanganmu, cukup." Sehun bangkit dari tempat duduknya dan melepaskan tangan Irene dari Chanyeol, "lebih baik kau pulang sana, pergi kau, jangan rusak hubunganku lagi." Omel Sehun sambil menyembunyikan Irene dibelakang punggungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang