Irene terbangun dari tidurnya, ditatapnya wajah tampan yang ada dihadapannya saat ini, tampak gurat kelelahan diwajah Sehun, lingkaran hitam yang menghiasi mata Sehun menandakan ia benar benar sangat kelelahan, Irene mengelus pipi Sehun dengan lembut ditatapnya wajah tampan yang membuat setiap wanita ingin berada diposisi Irene saat ini, matanya beralih kepala tangan Sehun yang masih senantiasa melingkar dipinggangnya.
Irene menyingkirkan tangan Sehun dari pinggangnya agar ia bisa pergi kedapur, tentu saja malam ini Irene akan membuat makan malam yang enak untuk Sehun. Irene segera bangkit dari tempat tidur, tak lupa ia menyelimuti Sehun yang masih terlelap bersama mimpi indahnya.
"Wow!" Irene terkagum melihat isi kulkas Sehun yang sangat lengkap, untuk ukuran seorang laki laki ini sudah sangat lengkap, dikulkasnya masih tersedi sayur sayuran yang lengkap, telur dan bahan bahan makanan lainnya yang masih segar, bahkan Irene bingung siapa yang mengisi kulkas selengkap itu jika diingat Sehun yang selalu sibuk dikantor, pergi pagi dan pulang larut malam.
Irene mulai mennyiapkan bahan bahan yang ia perlukan, baginya memasak adalah hal yang biasa, ia mulai mencuci bahan makanan itu, memotongnya, dan memasaknya, semua itu ia lakukan dengan cepat dan rapi, tentu saja, bakatnya ini menurun dari ayahnya yang merupakan seorang koki, ayahnya bahkan sudah memiliki beberapa cabang restaurant di Busan.
"Selesai!" Ucap Irene antusias, ia meletakkan semua makanan yang ia buat dengan tatanan layaknya seperti di restaurant, ditambah lagi perabotan Sehun yang tentu saja mahal membuat semuanya terkesan lebih mewah. Irene melepaskan celemeknya dan masuk ke dalam kamar Sehun, dilihatnya Sehun masih tertidur dengan nyamannya dibalik selimut tebalnya itu.
"Sehun.." Ucap Irene lembut, ia menarik selimut Sehun dan duduk dipinggir ranjang.
"Hmm." Gumam Sehun tanpa membuka matanya sedikitpun.
"Bangun, aku sudah membuat makan malam." Ucap Irene.
"Hmm." Jawab Sehun, namun ia tak bergerak dari tempat tidurnya.
"Sehun, ayolah aku sudah membuatkanmu makanan, cepat!! nanti dingin." Bujuk Irene.
"Astaga, jika aku tak menyukaimu sudah kuusir kau dari tadi." Sehun bangun dari tidurnya dan mengucek matanya beberapa kali untuk menghilangkan rasa kantuknya.
"Aku tak peduli, cepat cuci mukamu, aku akan menunggu dimeja makan." Irene memberikan senyum manisnya, dan segera keluar dari kamar Sehun.
Sehun segera mencuci wajahnya dan pergi kemeja makan, dilihatnya Irene sudah duduk manis dikursinya dan dihadapannya terdapat beberapa jenis makanan yang dilihat penampilannya sangat menggoda, bahkan dari wanginya saja sudah membuat Sehun kelaparan.
"Kau memesan dimana ? Banyak sekali." Ucapan Sehun dengan tampang tanpa berdosanya yang sukses membuat Irene membulatkan matanya dengan sempurna,
"Yak! Aku memasak ini dengan susah payah tau." Irene mengerucutkan bibirnya, yang semakin membuat Sehun gemas.
"Jangan membuat bibirmu seperti itu, atau aku akan menganggap itu sebagai pertanda kau ingin kucium." Ledek Sehun sambil mencubit pipi Irene dengan gemas.
"Sejak kapan ada aturan seperti itu ?" Omel Irene.
"Sejak detik ini, dikumandangkan oleh Oh Sehun !"
Irene hanya menatap Sehun dengan kesal dan memakan makanannya, mereka menghabiskan makan malam itu dengan canda dan tawa, Irene menceritakan masa kecilnya dengan Kai dan Seulgi dulu, dan menunjukkan foto foto masa kecilnya melalui handphonenya. Setelah selesai makan Irene bertugas untuk mencuci piring dan Sehun hanya menatap gerak gerik Irene dari belakang, ia berharap akan melihat pemandangan seperti ini setiap hari, ia ingin Irene selalu ada disisinya setiap saat, sampai seorang Sehun yang tampan menjadi seorang lelaki tua yang tak bisa berjalan dengan pesonanya, dan saat itu Sehun tetap memiliki Irene disampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E
FanficOh Sehun pria tampan dan kaya raya, sikapnya yang sedikit dingin dan terlalu mencintai pekerjaannya, banyak perempuan yang mengejarnya namun hampir semua ditolaknya, ternyata dibalik sikap dinginnya itu tersimpan banyak alasan yang tidak diketahui...