14.

3K 248 5
                                    

"MENYERAH ?!"

"yang benar saja kau ini."

Sehun dan Irene langsung menginterogasi Chanyeol yang baru saja sampai dirumah Irene, mereka seperti detektif yang sedang melakukan pekerjaan mereka. Mereka terkejut mendengar apa yang terjadi antara Chanyeol dan Seulgi saat diluar tadi.

"ternyata kau sering ke kantor selama ini ?" tanya Irene

"hmm, hampir setiap hari, bahkan aku kesana 2 kali sehari, seperti minum obat bukan." Canda Chanyeol, walaupun dapat dilihat dari raut wajahnya ia benar benar tidak merasa bahagia sedikitpun.

"kau kekantor setiap hari dan tidak pergi keruanganku, woah hebat sekali." sindir Sehun.

"untuk apa aku menemuimu? tidak penting." ucap Chanyeol yang dibalas lemparan tissue oleh Sehun.

Irene menghembuskan nafasnya dengan kasar, "jadi apa keputusanmu sekarang ?" tanya Irene.

"aku akan menjauhinya, kurasa ia memang tidak ingin dekat denganku lagi." Chanyeol mengacak rambutnya dengan frustasi, "bisakah kita ganti topik, aku tidak akan bisa melupakannya jika kalian membahasnya terus.

"tapi Seulgi itu.."

"jika kau mengungkit Seulgi lebih baik kau saja yang berpacaran dengannya, dan aku bersama Irene, kau mau?" Chanyeol memotong ucapan Sehun yang kembali membahas tentang Seulgi.

"cukup Jisoo saja yang kau rebut, Irene jangan." Sehun langsung menarik paksa Irene ke dalam pelukannya seolah olah melindunginya dari Chanyeol.

"apa lagi ini, kalian mau pamer hubungan kalian yang lancar kepadaku ?" sindir Chanyeol.

"tentu." ucap Sehun.

Akhirnya mereka sibuk membicarakan topik lain, Chanyeol banyak melucu sehingga Sehun dan Irene ikut tertawa, walaupun  mereka tau bahwa itu adalah usaha Chanyeol untuk menghibur dirinya sendiri.

"ini sudah malam, sebaiknya kita pulang." ucap Sehun setelah melihat Irene beberapa kali menguap.

"hm.. baiklah." Chanyeol mengangguk anggukkan kepalanya menyetujui ajakan Sehun.

"kau tak apa sendiri ?" Sehun mengelus puncak kepala Irene dengan khawatir.

"kau fikir selama ini aku tinggal sama siapa, aku sudah terbiasa sendiri, tak perlu khawatir seperti itu." Ucap Irene dengan senyum manisnya

"kalau begitu besok kau tak usah bekerja, lihat wajahmu masih pucat, badanmu juga masih sedikit hangat." Sehun meletakkan tangannya di dahi Irene.

"Yak! aku ini tetap menjadi karyawanmu, aku akan tetap bekerja, jika aku sudah tak sanggup baru aku akan meliburkan diri, aku tidak selemah itu Sehun."jelas Irene.

"baiklah, jaga dirimu baik baik, minum obatmu, besok pagi aku akan menjemputmu." Sehun mengecup puncak kepala Irene.

***

Irene bangun pagi pagi sekali, ia memasak makanan untuk Sehun, rasanya sangat tidak tahu terima kasih jika ia tidak membalas kebaikan Sehun yang sudah menjaganya sampai kurang tidur seperti itu. Kepalanya memang masih terasa pusing, tapi niatnya untuk membuatkan Sehun sarapan rasanya menghilangkan rasa sakitnya. Irene segera menyelesaikan masakannya dan bergegas untuk mandi dan bersiap siap pergi ke kantor.

TINN!!.. suara klakson mobil Sehun sudah terdengar, Irene segera menggunakan high heels nya dan keluar dari rumah, dan benar saja pangeran tampannya sudah berdiri didepan mobil dengan kharisma nya yang terpancar dengan jelas.

"hai." sapa Irene.

"bagaimana tidurmu ? apa badanmu masih sakit ? kepalamu masih pusing ?" tanya Sehun bertubi tubi.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang