05.

3.5K 373 3
                                    

"Apa kau akan terus terusan memegang tanganku seperti ini ?" Sehun melirik tangannya yang terus di genggam oleh Irene.

"Ah maaf." Irene langsung melepaskam tangannya, "Sebentar, apa kau sedang sakit ?" Irene menatap wajah Sehun.

Sehun menggelengkan kepalanya pelan dan memejamkan matanya dan mulai tertidur, saat ini kepalanya memang terasa pusing, badannya juga terasa sakit, mungkin gara gara kemarin malam.

Jawaban Sehun itu tentu tak membuat Irene puas, ia pun menempelkan tangannya di dahi Sehun, matanya membelalak seperti akan keluar "Aigoo, panas sekali dahimu." Pekik Irene.

Irene menurunkan tangannya dari dahi Sehun dan memanggil pramugari untuk meminta selimut, "Terimakasih." Ucap Irene saat pramugari mengantarkan selimutnya.

Irene segera menyelimuti Sehun yang sudah mulai terlelap dalam tidurnya, dan ikut tertidur karna dia juga sudah merasa mengantuk.

"Bangun!!" Irene merasa ada yang menepuk pipinya dengan pelan dan membuat ia harus membuka matanya.

"Hmm."

"Kita sudah sampai, kau mau tinggal di pesawat ? Silahkan." Sehun berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari pesawat, sedangkan Irene hanya mengikuti Sehun dari belakang.

Sopir Sehun dan Irene yang sudah menunggu, langsung membawa koper mereka kedalam mobil begitu melihat mereka keluar dari dalam.

Saat Sehun dan Irene sampai di hotel semua staff sudah berdiri dengan rapi, memberi salam kepada Sehun, dan mengantarkan mereka ke kamarnya masing masing.

Irene masuk kekamarnya dan langsung mengelilingi kamarnya, hotel keluarga Oh memang sangat bagus, balkon adalah tujuan pertama Irene, ia sangat senang melihat pemandangan seperti ini, udara di Pulau Jeju sangat segar membuat Irene sangat nyaman. Setelah puas dengan pandangan indah ini, Irene segera ke kamar mandi dan membersihkan badannya.

Irene membereskan barang barangnya yang masih ada dikoper sebelum ia tidur.

"Eoh ? Ini tas Sehun, kenapa ada dikamarku ?"

Irene keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar Sehun yang berada tepat disebrang kamarnya.

Tok..tok..tok

Sudah tiga kali Irene mengetuk pintu kamar Sehun, tapi Sehun tak kunjung membukakan pintu kamarnya.

"Mungkin ia sudah tidur." Ucap Irene dalam hati.

Baru saja Irene membalikkan badannya, tiba tiba pintu kamar Sehun terbuka "Sehun-ssi ini tas... kau kenapa ?" Irene kaget melihat wajah Sehun yang sangat pucat, peluh mengalir banyak dipelipisnya, bibir tipisnya itu terlihat kering dan pucat.

"Ada apa ?" Ucap Sehun parau.

Alih alih menjawab pertanyaan Sehun, Irene langsung mendorong Sehun masuk ke kamar, Sehun yang tidak mempunyai tenaga lagi hanya mengikuti apa yang dilakukan Irene.

"Tidurlah, aku akan mengambilkan obat, sebentar." Irene membawa kopernya yang kecil kedalam kamar Sehun dan mengeluarkan beberapa obat obatan yang ia bawa, Irene selalu siap siaga jika pergi kemana mana bahlan ia selalu membawa termometer jika berpergian keluar kota.

"Buka mulutmu." Irene memasukkan termometer itu ke dalam mulut Sehun lalu ia menempelkan kompresan ke dahi Sehun.

"Aish, badanmu panas sekali, sudah kubilang kemarin harusnya kau memakai bajumu, menyusahkanku saja, aku ini sekertaris atau babysittermu sih." Irene memperbaiki kompresan Sehun.

Sehun hanya diam dan kembali menutup matanya, ia terlalu lemas untuk membalas ocehan Irene hari ini, saat ini ia hanya ingin tidur dan berharap segera sembuh.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang