Harry dan orang-orangnya yang lain mulai memasuki pekarangan universitas. Semua mahasiswa yang masih tersisa kemudian lari berhamburan, mengira itu adalah serangan pemberontak. Namun bukan Harry namanya jika tidak memiliki solusi, Niall dan Louis kemudian datang dan melepas penutup kepala mereka serta mendeklarasikan siapa mereka.
Niall dan Louis juga meminta seluruh mahasiswa yang ada untuk menyingkir dan diam. Sesuai dengan apa yang diharapkan, Aleyvea baru saja sampai di depan lapangan parkir kampus. Ia mematung mendapati jajaran keamanan negara mengerumuninya.
Dengan satu komando, seluruh senjata mengarah pada gadis itu. Aleyvea mengangkat kedua tangannya di belakang kepala. Harry kemudian berjalan mendekat ke arah Aleyvea selagi melepas penutup wajahnya.
Di sisi lain, Zayn hanya bisa diam berada di belakang Louis, Louis sendiri menyadari itu.
"Ada apa ini, Tuan Trevor?" tanya Zayn heran.
Louis melirik Zayn, "Lain kali, aku harap kau bisa memilih kekasih yang berprofesi sebagai penyanyi atau model saja. Bukan pemberontak."
Harry menatap Aleyvea tajam. Kedua pistol besar di tangannya seakan meronta ingin memuntahkan timah panasnya. Sedangkan Aleyvea masih diam selagi juga berani menatap Harry.
"Kau tidak terlalu pandai membohongi kami, Nona Dunham." Harry menyimpan kedua pistolnya, ia kemudian mengambil chip dari sakunya. "Kehilangan ini?"
Aleyvea menjatuhkan rahangnya. Wajah gadis itu terkesan gugup dan ketakutan. Namun sedetik kemudian ia terkekeh. "Bagus sekali."
"Kami sudah mengetahui motif kalian. Serahkan kembali daerah yang sudah kalian kuasai."
"Bagaimana jika tidak?" Aleyvea mengangkat sebelah alisnya. "Kau kira melakukan hal tersebut adalah mudah, Jenderal?"
"Kami sudah memotong kaitan kalian dengan para pemberontak di berbagai belahan dunia. Menyerahlah."
Aleyvea menurunkan tangannya. Pun seluruh keamanan yang ada makin memfokuskan bidikan mereka ke arah gadis itu. Namun Harry mencegah jajaran orang yang bersamanya.
"Kau tidak tahu semuanya. Chip itu hanya berisi minoritas Orang-orang yang membantu. Juga masih tidak berisikan hal-hal lain lagi, mungkin kecuali infomasi baru. Maklum, saudaraku tidak tahu awalnya jika benda itu hilang." Aleyvea tersenyum licik.
"Di mana Danny Dunham sekarang?"
"Danny?" Aleyvea terkekeh, "Sedang dalam perjalanan. Silahkan saja jika mau menunggu."
Pun Harry memerintahkan tiga anak buahnya untuk menangkap Aleyvea. Gadis itu juga tak berkutik saat ia dibekuk oleh pihak keamanan negara. Semua mahasiswa menyaksikan kejadian itu, Zayn pun hanya bisa diam sembari menyaksikan gadisnya ditahan.
"Bawa dia!" perintah Harry.
"Tunggu!" sergah Aleyvea. Gadis itu menunjuk Harry dengan tangan yang sudah terborgol. "Apapun usahamu, kau belum berhadapan dengan musuhmu yang sebenarnya."
"Aku tahu siapa saja yang tergabung di dalam hal hina ini, Nona Dunham."
"Aku tidak berbicara pasal anggota. Kau akan menyesal pernah hidup dalam era ini dan berurusan dengan kami."
Aleyvea kemudian diseret pergi. Harry membuang penutup wajahnya sembarangan, ia memutar tubuhnya, menghadap seluruh mahasiswa yang masih diam membisu akan insiden yang baru terputar di depan mereka.
"Aku Jenderal Pertahanan Amerika, Jenderal Stanford. Maafkan kami atas kegaduhan ini, kami—"
"Harry?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad & Unique✔
FanfictionThe way they love is so unique. Even if they're bad guys. Warning Harsh words, strong language, and some contents didn't allow to read by the underage kids. Copyright ©2017 Written by Bita Wibowo amazing cover by @kepenthough