Chapter 1

3.6K 317 94
                                    

Author

Harry beserta jajaran petugas keamanan negara yang mengawalnya memasuki gedung pertemuan. Presiden secara langsung menyediakan tempat ini. Sekaligus untuk jamuan makan siang bersama kepala jendral pertahanan yang baru.

Seorang gadis yang sedari tadi menggendong anjingnya juga mengekor pada Harry. Gadis itu kemudian berjalan beriringan dengan Harry begitu keduanya melangkah keluar dari lift.

"Katakan, apa kau menyukai menjadi seorang jenderal?"

Harry melirik gadis itu dan memberinya tatapan dingin. Namun bukannya diam, gadis itu malah menyenggol pundak Harry sedikit keras. "Sikapmu sangat dingin sekali. Padahal tadi aku senang kau bisa membantuku."

"Itu tugasku," balas Harry.

"Lalu? Apa lagi tugasmu—"

Seorang pria kemudian menghadang jalan Harry dan Viveca. Gadis itu kemudian memajukan bibirnya begitu melihat pria yang menghadangnya.

"Presiden mencarimu kemana-mana, Vi. Apa kau tidak menyesali perbuatanmu?"

Viveca mendengus, "Aku ingatkan padamu, aku memiliki hidupku. Dan jika aku mau, aku bisa melakukan apapun sesukaku, Mr. Horton."

Pria itu memutar kedua bola matanya. Nampaknya hal ini sudah biasa dilakukan oleh si gadis yang tak lain adalah puteri presiden itu, Viveca Thompson. Harry kemudian melenggang gagah pergi mendahului keduanya.

Viveca berusaha menahan Harry, namun lengan besar pria yang sama itu masih saja menahannya. Viveca kemudian menurunkan anjingnya dari gendongan. "Apa maumu?"

"Kau tetap tinggal di Gedung Putih dan dalam pengawasan kami. Kau puteri presiden, situasi sedang berbahaya."

"Lalu? Aku bisa menjaga diriku sendiri, Niall."

Niall Horton, pria itu bernama Niall Horton. Ia adalah seorang pengawal pribadi presiden saat ini. Niall pun ditugaskan untuk mengawasi puteri tunggal presiden, Viveca Thompson.

Viveca adalah gadis yang tak bisa diam begitu saja. Jika kau meninggalkannya selama 10 detik tanpa pengawasan, ia bisa langsung lenyap begitu saja. Hal itu tentu membuat seluruh jajaran keamanan keluarga presiden panik. Kondisi Amerika Serikat, bahkan dunia pun sedang dalam status siaga karena pemberontakan dari pihak dalam negara itu sendiri.

Golongan merah yang menyebarkan teror berupa pembunuhan serta pembantaian masal sangat meresahkan selama 3 bulan terakhir. Beruntung walau Viveca sering keluar tanpa pengawasan, ia masih selamat.

"Kembali ke ruanganmu, Vi. Aku akan menemuimu nanti." Niall mengusap rambut Viveca.

"Aku tak akan kembali sendiri. Aku bosan," balasnya.

Niall mendesah, "Aku ada jamuan bersama pimpinan jenderal baru itu dan ayahmu. Aku akan menemuimu nanti. Janji."

"Kalian egois. Aku selalu dikucilkan dan dianggap lemah. Terserah apa mau kalian, aku juga bisa memberontak suatu saat nanti." Viveca kemudian menggendong anjingnya lagi dan berbalik pergi.

Niall hanya bisa mendesah lega. Namun sepertinya Niall memang sudah terbiasa dengan sikap Viveca yang keras dan sedikit menuntut. Hal itu tak dapat dipungkiri, Niall juga teman Viveca semenjak keduanya berada di bangku sekolah dasar.

***

Jamuan makan siang berjalan mulus. Bahkan seluruh pihak yang hadir telah mengatur strategi baru untuk melindungi warga negara yang sah. Sebagai pimpinan jenderal pertahanan negara yang baru, Harry menunjukkan kharismanya dengan banyak memberi sanggahan baru.

Bad & Unique✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang