Chapter 18

4K 151 9
                                    

A MILLION REASON By Hayley Dawn Harper

CHAPTER 18: REVEAL MY POKER FACE
🔞🔞🔞🔞🔞

Wallance membawa saya masuk ke Rumah agam Harper point dan mempelawa saya untuk makan malam bersama. Pembantu rumah di situ hanya memerhatikan kami berdua dan saya dengan kepala yang masih serabut dan risau memikirkan tentang whisbley hanya menuruti kehendak wallance.
"You have to eat and gain your energy Tanny. Wish will be fine so do not worry about him." Pujuk wallance.
"Want some wine?whisbley said to me that you really like wine and become so unpredictable while youre drinking wine." Kata wallance. Dia mengambil wine glass di atas meja berhadapan dengan saya dan menuang sedikit wine merah dan memberikan kepada saya.
"Drink.. calm yourself. I know you know how to apperciate a wine.." kata wallance. Saya tersenyum. Mengangkat gelas wine dan minum sedikit.
"Wine is like a bottled poetry. When i drink it, all the beautiful words combines together and make me smart again. " jawab saya. Wallance hanya tersenyum.
" im not a very poetic person .. but i think i can understand that a bit." Jawab wallance. Saya mengambil sedikit makanan. Dan mengunyahnya.
"Because a bottled of wine contains more philiosophy than all the books in the worlds.. a beautiful quotes by Louis Pasteur. I saw it, in a book or i dont know." Kata saya kepada wallance.
"Now i understand why wish is such a lucky man on earth for having you. I was once in love.. to wendy my soulmates.. by tiny mistakes and weakness.. i lost her.. and our baby." Kata wallance. Riak wajah Sedikit sedih kelihatan di wajahnya.

Dia menuang sedikit wine lagi ke gelas saya dan selebihnya yang masih ada di dalam
Botol diminumnya begitu sahaja. Saya hanya memandang dia dengan wajah sedikit kasihan.
"Kenapa ahh?? Lelaki lelaki yang ada jiwa macam
Ni selalu susah mau dijumpai di dunia. Sudahlah handsome... hmmm. Nasib saya terkawin si whisbley! Hmm. I miss my hubbish." Saya membungkamkan wajah di meja makan. Rasa makanan itu semuanya menjadi tawar. Saya kehilangan selera. Padahal saya adalah wanita pencinta makanan.
"Hmmm! Wiwish! Are you okay. Did you eat? Did you miss me? Are you worry about me? I miss your hugs." Saya mengesat air mata saya.
" i feel sad for you and wendy.. and your baby.. its tragic and shouldnt happen to anyone. " kata saya kepada wallance. Masih membungkamkan wajah dan hanya membiarkan air mata saya mengalir
Di pipi dan jatuh perlahan lahan di baju saya.
" keep breathing.. and he will be breathing too." Saya mengangkat kepala dan merenung ke arah wallance.
" i think am hungry.. thats why i keep crying like this.. i need to eat.." kata saya. Tanpa mempedulikan wallance saya makan dan makan sepuas hati.
" food is such a soulmate when you feel missing." Desus hati saya. Wallance mengusap kepala saya.
"I will do something.. you need to stay here. Dont go anywhere and wait for wish to come back. Ok." Kata wallance. Saya mengangkuk sahaja. Sambil menghabiskan makanan saya.
"Send her to mr harper room after she finish eating." Kata wallance kepada pembantu rumah. Dan dia berlalu pergi.

Selepas makan, pembantu rumah membawa saya ke bilik whisbley. Saya masuk ke bilik itu dan hmmm. Saya duduk di atas katil dan memandang ruang kosong itu. Saya benar benar risau akan whisbley saat itu. Keadaan saya jauh dari keinginan untuk melelapkan mata. Saya bangun dari katil dan melangkah perlahan menuju ke bilik studio whisbley. Saya membuka pintu perlahan dan memasang lampu. Anak mata saya memerhatikan studio yang dipenuhi dengan lukisan hasil tangan whisbley. Saya tersenyum.
"My feeling for him was start in this place.. "bisik hati saya.

Saya masih ingat saat saat whisbley menunjukkan lukisan itu kepada saya dan bagaimana cahaya matahari yang menyindari lukisan lukisan itu hidup dan seperti menerima tenaga yang baru. Saya mengeleng. Duduk di lantai bilik studio itu dan hanya memerhatikan lukisan lukisan itu. Dan sepertinya mereka juga sedang memerhatikan saya.
"Kamu pun rindu whisbley.. saya pun." Kata saya. Bercakap dengan lukisan itu seperti mereka juga memahami isi saya ketika itu. Saya merebahkan diri di lantai studio dan cuba melelapkan mata saya. Rindu. Wiwish. Hubbish. Whisbley. Hmmm.
Saya bangun perlahan dan mengesat air mata saya. Saya keluar dari bilik dan masuk ke bilik mandi. Selepas mandi saya mencari baju whisbley di dalam almari. Saya tersenyum.

A MILLION REASON I [PUBLISHED AS BOOK]Where stories live. Discover now