"cukup lang, lo mau sampai kapan kayak gini? Hadapi masalah lo, lo gak mungkin sama karina karena lo nikah sama adiknya lang" ucap firman, firman dan seluruh karyawan di perusahaan tau gilang menikah dengan calon adik iparnya. Gadis yg dulu disayangi oleh gilang sebagai adik dan sekarang telah menyandang gelar sebagai istrinya walaupun karena perjodohan
"siapa yg lo sebut istri gw? Gadis bisu itu? Gw gak sudi dipanggil sebagai suami dia. Lo gak tau gimana hancurnya karina karena perjodohan ini fir, dia nangis didepan gw malam sebelum akad nikah, minta gw agar bahagiain adiknya itu." ucap gilang sambil meneguk minumannya lagi, kesadarannya sudah sangat berkurang oleh alkohol.
"gw sama karina udah pacaran semenjak kuliah, gw kerja diperusahaan bokapnya bareng dia. Dan sekarang gw cuma bisa liat dia dari jauh tanpa berani dekat" racau gilang dengan kesadarannya hilang namun sayup2 terdengar seseorang sedang berbincang
"Kamu yakin bisa bawa dia pulang? Kamu sama siapa Nis?" tanya firman ke nisa, gadis manis yg telah menjadi istri sahabatnya, gadis manis yg sering menyita perhatiannya di kantor saat sering ikut ayahnya ke kantor.
"ooh istri tercinta gw menjemput. Firman! Lo kenal sama gadis bisu ini? Dia adalah gadis yg telah menghancurkan masa depan gw dengan karina" igau Gilang sambil menunjuk2 nisa, nisa hanya tersenyum sambil memegang tangan gilang bermaksud memapah gilang pulang.
"gak usah sentuh gw dengan tangan busuk lo, gw tau otak licik lo" ucap gilang sambil mendorong nisa sampai hampir terjatuh, untung firman memegang bahu nisa cepat.
"biar kakak yg bawa ke mobil, nisa tunggu aja didepan ya" ucap firman, sungguh firman kesal dengan sikap gilang yg seperti ini, padahal firman mengenal gilang adalah pribadi yg baik, tidak pernah kasar pada siapapun.
"terima kasih kak" isyarat dari nisa, firman mengangguk mengerti lalu mereka keluar dari bar tersebut saat jam menunjuk pukul 3 pagi hari
***
Pandangan kaget gilang tidak terputus dari sosok samar yg berada didepannya, sosok wanita yg sedang bergandengan tangan dengan laki laki bule yg menyeret koper kearah luar, laki laki itu melambai kearah taksi dan membimbing wanita itu masuk kedalam taksi.
Sepertinya aku salah lihat ucap gilang dalam hati, kepalanya menggeleng pening.
"Kamu kenapa sayang, pusing jetlag? Mba silvi sudah dapat menghubungi orang yg akan menjemput kita" ucap karin kepada gilang yg masih mematung menatap kosong ke arah taksi yg sudah pergi
"oh iya, ayo" ucap gilang gugup, di perjalanan kearah scottish youth hostel tempat mereka menginap, gilang masih memikirkan sosok yg tadi ada didepannya, wanita yg memakai parka berwarna merah dan skinny jean dan booth hitam sangat familiar, apakah dia orangnya, tapi untuk apa dia kesini dgn orang asing.
"sayang, kamu masih jatlag? Masih pusing?" ucap karin kawatir
"lang, kamu sakit?" tanya pram setelah mendengar pertanyaan karin
"hanya sedikit lelah saja mas, nanti juga sembuh" ucap gilang, lalu menggenggam tangan karin dan tersenyum.
"oke kita sudah sampai....." ucap silvia, Hana yg tertidur digendongan pram langsung bangun karena suara ibunya
Setelah perjalanan melelahkan dari indonesia ke bandara Edinburgh yg lumayan lama, gilang akhirnya merebahkan diri ke kasur kingsizenya, istrinya, kakaknya dan hana langsung pergi ke Glasgow untuk menikmati malam sambil makan malam. Gilang terlalu malas dan lemas untuk langsung bepergian hingga dia hanya tiduran dikamar
-----------
Pagi menyapa kedalam kamar gilang dan karin yg sudah sangat berantakan akibat percintaan mereka semalam, melihat karin dengan baju off shouldernya membuat gairah gilang muncul tanpa permisi.
"Pagi sayang, ayo kita mandi. Mas pram dan mba silvi ingin pergi ke museum" ucap karin yg masih menggelayut manja di badannya, gilang yg masih setengah sadar mengeratkan pelukannya ke tubuh karin
"sayang, jangan tidur lagi......." ucap karina, tiba tiba karina bangun setelah ponselnya berkedip kedip karena panggilan masuk. Selalu seperti itu, sudah beberapa bulan karin akan menjauh kearah balkon jika ada panggilan masuk. Alasannya karena takut mengganggu gilang
Gilang akhirnya bangun lalu masuk ke kamar mandi, membersihkan diri dan berpakaian, karin sudah siap dengan mantel bajunya yg tebal, karena udara di edinburgh sedang sangat dingin, salju berada dimana mana di bulan desember ini. Rencana mereka akan liburan sampai tahun baru
Jam menunjuk pukul 10 saat mereka sampai di museum of Edinburgh, cuaca edinburgh yg mencapai 10 derajat, cukup dingin untuk orang orang dari benua asia. Hana yg masih balita memakai jaket tebal dengan topi yg menutup telinganya, museum of edinburgh sangat indah, bangunan tua bergaya kerajaan dengan koleksi seni lebih dari 1000 karya, mereka menyusuri lorong lorong sudut lukisan saat hana sudah merengek
"Papah....... Lapar......." ucap Hana hampir menangis
"yaa sweetie, kamu pengen makan apa?" ucap Pram yg sedang menggendong Hana, silvi membetulkan topi hana yg miring
"Hana pengen makan kfc papa....." ucap hana dengan bibir merengut
"sayang, disini gak ada kfc, Gimana kalau kita makan Haggis sayang" ucap gilang pada Hana, hana menatap pram dengan kata baru yg dia tidak mengerti
"Haggis itu makanan orang sini nak, tapi kayaknya hana gak suka karena dari dari jeroan domba, kita cari fastfood terdekat untuk kamu ya" ucap silvia
"lang, mba sama mas ke outlet fastfood dulu ya, kita ketemu ditaman itu, banyak resto disitu, Karin mau ikut?" ucap pram, setela berfikir sejenak, akhirnya karin mengiyakan
"ya udah aku pesan dikedai disana ya" ucap gilang sambil menunjuk restoran italia, setidaknya makanan italia sedikit familiar dilidahnya.
Setelah berpisah, gilang masuk ke gerai makanan italia, memesan spageti dan bir. Gilang mengamati restoran yg bergaya vintage itu, terasanya nyaman dengan alunan piano yg sangat indah, gilang mendengarkannya sambil menggumankan lagu yg lumayan dia hapal.
Tiba2 tepukan meriah terdengar menandakan permainan piano tersebut selesai, seorang laki laki berdiri dengan tangan mengangkat dua jempolnya ke arah stage sambil tersenyum, gilang penasaran dengan sosok yg memainkan piano dengan sangat indah, pasti dia orang yg sangat menyukai musik.
"Wow...... Beautiful melody sweetheart" ucap laki laki tadi, seketika gilang membeku melihat siapa wanita yg dipeluk oleh laki laki tadi, seseorang yg diyakini oleh gilang dilihatnya saat di bandara.
Seorang gadis manis dimasa lalunya yg telah dia sia siakan, gadis yg hatinya berkali-kali disakitinya, gadis itu berubah menjadi wanita yg sangat cantik, rambutnya panjang bergelombang indah berwarna coklat madu, wajahnya begitu cantik dengan senyum yg mampu membuat jantungnya berhenti berdetak. Gilang hampir terserang penyakit jantung.
Anisa........
Gilang hanya mampu melihatnya dari jauh, dari tempat tersembunyi, entah kenapa gilang merasa malu dengan dirinya sendiri, ingin rasanya gilang beranjak dari tempat itu, tapi gilang tidak mampu menyuruh otak dan matanya untuk berpaling dari wajah cantik itu, mata indah itu yg sebenarnya dari dulu dikaguminya, mata dengan binar kepolosan yg indah dan selalu memandang dirinya dengan lembut. Gilang yg terlalu bodoh dan terlalu buta, dan kini gilang rindu dengan tatapan itu.
"come on sweetie, we've go to another place" ucap laki laki disampingnya, gilang melihat genggaman tangan mereka, gilang melihat kecupan sayang laki laki itu dan gilang juga melihat senyum bahagia keduanya. Entah kenapa hati gilang terasa dicubit cubit perih melihatnya
Gilang menatap hampa pasangan bahagia yg melewati kursinya, terlihat laki laki tersebut sangat menyayangi nisa, bagaimana perlakukannya terhadap nisa dengan sangat lembut dan perhatian seakan nisa adalah dunianya.
.
.
.
.
.
Wattpad, romance, 7 April 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Love After Pain (Pending)
RomanceWARNING : PENDING (JANGAN DIBACA YA, ENTAR BERASA DI GANTUNG) Anisa, gadis bisu nan cantik jelita yg harus merasakan sakitnya pernikahan yg tidak dia inginkan hanya agar ayahnya sembuh dari sakit Tapi bagi seorang Gilang, Anisa adalah duri tajam dal...