Chapter 8 - too late #1

1.1K 100 1
                                    


Hari sudah menuju makan siang, nisa sengaja datang ke tempat gilang bekerja untuk membawakan makan siang. Menurut mamah gilang, gilang sangat suka ayam rica rica dan sayur capcay, tadi pagi nisa sengaja masak untuk suaminya.

Nisa berjanji kepada almarhum ayahnya untuk menjadi istri yg baik, walaupun nisa tidak mencintai gilang, tapi nisa menyayangi gilang sebagai kakak, dan nisa akan berusaha mencintai gilang sebagai suami.

"Pagi non Nisa, mau ketemu pak gilang ya?" ucap megi, resepsionis. Nisa tersenyum lalu mengangguk, nisa naik ke lantai 38 tempat ruang kerja gilang

"eh ibu Nisa, pak gilang masih meeting di ruang meeting, ibu tunggu saja di ruang kerja pak gilang" ucap sekretaris gilang lalu mengantar nisa masuk kedalam

Nisa mengamati ruang kerja gilang, tepat disebelah ruang kerja ayahnya dulu. Gilang tidak mau memakai ruang kerja mertuanya. Ruang kerja gilang didominasi warna kayu, terlihat masih sangat mengkilat karena baru selesai direnovasi.

"ngapain lo disini? Mata matain apa yg gw lakuin di tempat kerja?" hardik dingin seseorang dibelakang nisa, nisa kaget lalu menoleh ke arah gilang yg menatap dingin dirinya, nisa menelan ludah gugup. Gilang terlihat tampan dengan setelah jasnya

"nisa membawa makan siang" jawab nisa dengan isyarat, melihat gilang yg tidak mengerti, nisa menunjuk bekal makanan yg dia bawa

"sorry, gw males makan, bawa pulang aja"ucap gilang dingin lalu duduk dimeja kerjanya, nisa mencoba bersabar lalu menulis note

"tapi mas gilang harus makan, nanti sakit" nisa menyodorkan sobekan note ke meja gilang

"gw gak butuh perhatian lo" ucap gilang dingin lalu berdiri menghadap kaca yg dengan pemandangan gedung gedung tinggi pecakar langit. Mata nisa memanas dengan jawaban kasar gilang

"maaf kalau nisa mengganggu mas gilang, jangan sampai telat makan" nisa menulis note lalu meletakkannya dimeja dan berlalu dari ruang kerja gilang, terdengar oleh nisa bunyi benda yg dihempaskan ke tembok. Nisa mengela nafas, mengusap air mata lalu berjalan menjauh.

***

"aaakkkhhhhh makasih mba Nisa oleh olehnya" ucap maya heboh setelah mendapat gaun keluaran victoria beckham, saat di inggris nisa diseret oleh calvin ke pusat kota london dan menemaninya berbelanja keperluan hotelnya, beberapa pelanggan hotelnya sering meminta barang barang yg hanya ada diluar negeri.

"Roni, ratna, sini ada oleh oleh dari mba Nisa, cepetan!!!" maya dengan hebohnya memanggil teman temannya membuat nisa tersenyum

"makasih mba nisa" ucap roni dan ratna setelah mendapat paper bag masing2, nisa tersenyum lalu mengangguk

Nisa memegang sebuah kotak berwarna coklat, dia berjalan keluar restoran kearah belakang ke sebuah cottage kecil tempat bule usil itu tinggal. Nisa mengetuk pintu berfurnish kayu.

"Come in" suara dari dalam menjawab, nisa membuka pintu dan terlihat ruang tamu minimalis yg sangat manly, nisa mencari sosok yg sudah dia rindukan selama nisa di edinburgh.

Danielo terlihat sedang sibuk bermain video game sambil duduk bersandar tempat tidurnya, danielo menolak menggunakan ranjang, dia lebih suka dibawah dan lagi lagi agar bermain video gamenya lebih enak

Nisa duduk ditempat tidur dani dengan cemberut, kotak yg dia bawa ditaruh dimeja tivi begitu saja. Danielo terlalu asyik dengan video gamenya membuat nisa kesal karena di acuhkan, danielo sepertinya sengaja membuat nisa kesal. Saat nisa bangkit dari duduknya dan akan melangkah pergi tangannya di cekal lalu ditarik sehingga nisa kembali terjatuh tertidur ke tempat tidur danielo

Love After Pain (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang