Chapter 3 - Masa lalu yg tidak pernah hilang 1

1K 107 1
                                    


"eh Non, udah pulang kuliah? Mau makan non?" ucap bi rumi setelah mendapat tepukan ringan di bahunya sebagai ganti sapaan dari nona mungilnya, gadis manis yg telah dinikahi oleh majikannya 2 minggu yg lalu. Nisa menggeleng, nisa menulis sesuatu di kertas memo yg dia bawa kemanapun

"Nisa sudah makan tadi, Kak Gilang mana?" tulis Nisa

"ooh aden, ehm anu non, tadi aden telpon pergi buru-buru mau jemput orang katanya" ucap bi rumi, Nisa mengangguk, lalu tersenyum dan memberi isyarat dia akan kelantai dua

"Iya Non, bibi siapin minum ya" ucap bi rumi, nisa mengangguk

Nisa berjalan kekamar nisa yg berada di samping kamar suaminya, beristirahat setelah seharian kuliah dan kursus membuat kue kesukaannya, setelah waktu sudah sore hari nisa membersihkan diri karena biasanya suaminya pulang jam selepas maghrib.

Nisa turun ke lantai dasar bermaksud membantu bu rumi menyiapkan makan malam, saat keluar dari kamar nisa samar samar mendengar suara erangan sepasang suara dari kamar suaminya, makin lama makin terdengar membuat hati nisa kian meradang.

"Tuhan, tidak ada bosannya mereka menyakitiku" batin nisa meringis sakit, walaupun bukan pertama kali mereka melakukannya dirumah ini dan walaupun nisa bukan istri yg dicintai suaminya tapi tetap saja perlakuan mereka menyakitkan hati nisa. Nisa turun ke lantai bawah menjauh dari rasa sakitnya

"Tidak usah repot repot nunggu gw pulang, kalo nyokap telpon bilang gw pergi perjalanan bisnis ke Bali" ucap dingin suaminya tanpa sudi menatap Nisa, hanya tatapan sinis dan mengejek Karina yg menggelayut manja ditubuh suaminya. Suaminya sudah berpakaian sangat rapi begitu juga dengan karina, kakak tirinya sendiri.

"Sayang, aku ambil kunci mobil dulu ya" ucap suaminya lalu masuk ke ruang kerja

"Adikku Nisa sayang, lo tau kenapa suami lo itu cinta banget sama gw? Karena saat dia puasin gw, gw teriakin nama dia....." sindir karina pada Nisa, mata nisa panas karena ejekan karina mengenai cacat Nisa.

"Ayo sayang kita pergi, pesawatnya terbang dua jam lagi" ucap gilang setelah menghampiri karina, lalu memeluk pinggang pacarnya dan mencium bibirnya tepat dihadapan Nisa, lagi dan lagi mereka menyakiti harga diri Nisa.

"Lo gak usah bilang apapun ke nyokap gw, ngerti lo" ucap Gilang, nisa mengangguk lalu tersenyum sendu, nisa menulis memo kecil yg dia bawa kemana2 sebagai komunikasi dengan orang yg tidak mengerti bahasa isyaratnya

"Hati-hati dijalan" setelah menulis nisa perlihatkan ke gilang dan karina sambil tersenyum, lalu berbalik kearah dapur. Badan gilang menegang dengan perlakuan nisa yg tidak pernah marah dengan apa yg telah gilang lakukan padanya, gilang berdecak lalu pergi menyeret kopernya keluar dengan marah

"sayang tunggu aku donk" ucap karina setelah memandang jijik punggung nisa

***

"Mba Nisa, managemen hotel White Sand Paradise pesan kue ulang tahun buat tamu hotelnya, katanya buat nanti malam mba" ucap maya khawatir

"oke, bilang Roni dan dika buat persiapkan bahan2nya, nanti siang kita buat" jawab Nisa

"Masalahnya tamunya mintanya bahannya harus ada campuran ubi ungu, tema kuenya ungu mba, kita kan gak pernah buat kue tart kayak gitu" ucap maya

"apa kita batalin aja pesanannya? Waktunya juga mepet" ucap maya lagi

Nisa mengerutkan dahinya, baru kali ini ada yg pesan kue tart dengan campuran ubi ungu, ada ada aja customernya, tapi nisa malah lebih semangat dengan tantangan ini

Love After Pain (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang