Chapter 7 - Masih sakit-

1.2K 107 0
                                    

"Nisa, dengerin papah nak, semua ini papah lakukan demi kamu" ucap Didi, ayah nisa

"tapi pah, nisa tidak mencintai kak gilang, nisa menganggap kak gilang sebagai kakak nisa, gak lebih pah" ucap nisa dengan isyarat tangannya

"belum sayang, kamu belum mencintainya. Percaya sama papah, gilang anak yg baik, papah kenal mamahnya gilang" ucap didi sambil menggenggam tangan nisa

"nisa tau, karena nisa juga menyayangi mereka, tapi kak gilang pacar kak karin pah, kak karin pasti sedih nanti pah" ucap nisa lagi

"Percayalah nak, semua tidak seperti yg kamu lihat, suatu saat nanti kamu akan tau yg sebenarnya, tapi untuk sekarang bersabarlah dan ikutin mau papa ya, hanya gilang harapan papa satu satunya sekarang" ucap didi lagi, nisa akhirnya mengangguk

"terima kasih sayang, kamu sebentar lagi lulus sekolah, setelah lulus papah akan menikahkan kamu langsung dengan Gilang, hanya keluarga saja yg diundang" ucap didi membuat nisa terkejut namun akhirnya hanya bisa pasrah

***

"berhenti minum sayang, nanti kamu mabuk" ucap calvin kepada nisa

"aku melihatnya kak, laki laki itu, kenapa rasanya masih sesakit ini kak" jawab nisa dengan air mata berlinang, entah untuk yg kesekian kalinya.

Calvin menghela nafasnya lalu memeluk nisa, dari dibandara Edinburgh calvin sudah melihat laki laki brengsek itu dengan kakak tiri nisa itu, calvin harus bersabar agar tidak tersulut emosi lalu menghajar habis2an laki laki bernama gilang itu.

"I know sweetheart, tapi apa kamu tidak lihat muka shock-nya sayang? pengen kakak hajar saja wajahnya tadi" geram calvin sambil terus membelai sayang rambut nisa

"sadis sekali kamu kak" jawab nisa sambil tersenyum, calvin ikut tersenyum

"tentu saja dia pantas mendapatkannya, laki laki pengecut yg hanya melihat kekurangan orang saja. Andai kakak cepat menemukanmu sayang, pasti kamu tidak akan mendapatkan perlakukan seperti itu, maafkan kakak" ucap calvin sambil mengecup kepala nisa

"tidak kak, nisa yg minta maaf. Seandainya nisa tidak diperjuangkan, seandainya mama tidak mempertahankan nisa, mama pasti masih ada untuk kakak" jawab nisa dengan air mata yg basah melihat kearah kakak tersayangnya

"jangan ucapkan itu sayang, dari dulu kamu adalah adik kesayangann kakak, kepergian mama adalah takdir yg harus mama jalani, adanya dirimu atau tidak mama tetap akan menjalani jalan hidupnya" ucap calvin membersihkan air mata nisa

"andai dulu tua bangka itu tidak mengambilmu dari kakak, kamu tidak akan mengalami hal ini sayang"

"heiii orang yg kakak panggil tua bangka itu adalah ayahku kak, dan orangnya juga sudah tidak ada" jawab nisa cemberut membuat calvin terkekeh

"iya laki laki brengsek suami mamah yg menghamili mama saat mereka mabuk lalu pulang ke indonesia, tapi kakak bersyukur karena keteguhan mama akhirnya membawa bidadari cantik ini sebagai adik kakak" ucap calvin lembut, nisa tersenyum lalu menggenggam tangan kakaknya, rasanya bahagia saat keinginan kita memiliki keluarga yg sayang pada kita terpenuhi.

"oke sweetie, sekarang waktunya tidur atau grandma akan menjewer kuping kita, udaranya sangat dingin disini" ucap calvin lalu memberikan tangannya yg disambut oleh nisa

-------

Ddrrtt drrrttt

"halo, campbell speaking" ucap calvin ditelpon dengan bahasa resmi karena nomor internasional

Love After Pain (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang