Chapter 5 - Penyesalan -

1.1K 95 0
                                    


"Hal ini saya selaku pengacara keluarga Hamdan mewakili nona Anisa cyntia Campbell-Hamdan selaku ahli waris sah atas kepemilikan perusahaan dan pengelolaannya, dengan sadar dan tanpa paksaan menyerahkan seluruhnya untuk Saudara Gilang ramadhan Hardiman, dan menyerahkan kepemilikan rumah didaerah cilandak dan kemang kepada Karina mulia Hamdan sebagai kakak tiri dan kepada Diana Ratna Hamdan sebagai ibu tirinya" pengacara keluarganya menyebutkan hal tersebut kepada mereka yg terlihat sangat shock.

"ditambahkan lagi ucapan selamat kepada Bpk Gilang dan ibu Karina atas pernikahannya dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan kalian selama ini atas perjodohan yg telah dilakukan Bpk Didi Rasyad Hamdan" tambahya lagi

"memang sudah sepantasnya dia harusnya merasakan itu, dasar gadis bisu" gerutu Karina dengan wajah kesal, kesal karena nisa hanya memberikannya rumah bukan perusahaan, dia harus terus mengambil hati Gilang agar mau menyerahkan perusahan itu.

"sekarang dimana gadis bisu itu Danu?" ucap diana ibu karina kepada pengacara almarhum suaminya, gilang tertegun dan tersadar dengan siapa dia berhubungan selama ini, gadis yg dicintainya tidak sepenuhnya gadis manis yg sering dia perlihatkan, dimatanya terlihat kebencian yg sangat besar, entah karena apa. Begitu juga dengan ibu mertuanya.

"Nona akan melanjutkan kuliahnya bu Diana, dia hanya mempertahankan rumah kecil di daerah Cilandak karena rumah itu dijadikan sebagai panti asuhan, dan Pa gilang diharuskan memberikan donator setiap bulan ke panti tersebut" ucap danu kembali, lalu setelah memastikan ketiga orang tersebut menandatangani surat pengalihan harta dan perusahaan itu, dia pamit undur diri.

***

"Hai bro......." ucap Firman ke Gilang yg sedari tadi berdiam diri menatap jendela kantornya, memandang hiruk pikuk kemacetan mobil dari lantai 25 perusahaan yg dia pimpin. Setelah bercerai dengan nisa, nisa menyerahkan semua kekayaan miliknya untuk gilang dan kakaknya.

Gilang menyadari hal itu setelah gilang menikah dengan Karina satu bulan setelah perceraiannya dengan Nisa. Pengacara ayahnya menyuruh seluruh keluarga Hamdan datang berkumpul termasuk dirinya dan istrinya.

Gilang sampai tidak bisa mengucapkan apa2 dengan apa yg telah ditinggalkan oleh Nisa untuknya dan karina

"Gilang........." panggil firman lagi mengagetkan dirinya dari lamunan masalalu, entah setelah apa yg gilang capai sekarang, hatinya terasa hampa, seakan tercubit entah oleh siapa

"kenapa fir?" ucap gilang sambil duduk dikursi kekuasaannya, dimejanya tertulis dengan sangat elegan jabatannnya sebagai seorang presiden direktur

"gw besok harus ketemu client di Bali selama 2 hari" ucap firman setelah duduk didepan meja gilang, setelah gilang diangkat menjadi presdir, firman sebagai sahabat kepercayaan gilang diangkat menjadi wakil president

"meeting dengan siapa" ucap gilang

"astaga gilang, jangan banyak melamun! Kemarin sesuai dengan hasil meeting dengan PT. Bahtera utama kita akan bertemu dengan wakil dari mereka disana lang" ucap firman sambil geleng geleng

"Sorry Fir, gw gak fokus akhir akhir ini" ucap gilang

"masalah karina lagi? Dia kenapa lang?" ucap firman

"Entahlah fir, sudah berapa kali gw mencoba berfikir positip dan fokus dengan pernikahan kami, tapi selalu saja ada yg tidak sesuai dengan tempatnya, ada yg kurang dengan pernikahan kami, setiap hari dia keluar rumah saat gw kerja, entah kemana" ucap gilang frustasi, pernikahan yg diimpikannya dengan karina seakan jauh dari angan2nya, karina sibuk sendiri dengan dunianya

Love After Pain (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang