Chapter 16 -Cinta yg terbalas

1.9K 119 4
                                    


"gila kamu lang!" hanya ucapan itu yg bisa pram keluarkan setelah mendengar cerita pernikahan gilang yg hanya berumur 5 bulan, dan bagaimana keadaan pernikahan mereka waktu itu

"jadi gadis yg mamah bilang istri kamu dulu itu nisa?" ucap pram tidak percaya, jari jarinya memijat keningnya yg mendadak pening, gilang hanya menunduk sambil memegang cangkir kopinya.

"waktu itu hati gilang buta mas, hingga melakukan hal itu" ucap gilang pelan, rasa bersalah masih saja bergelayut dihatinya seakan mengejeknya

"terus maksud kamu sekarang hati kamu udah gak buta lagi? Atau kamu sudah silau oleh hal yg kamu anggap pengganggu dulu?" ucap pram tajam, gilang paham maksud kakaknya.

Tidak mungkin seseorang yg sibuk seperti gilang mau repot menemaninya ke Bali dengan alasan liburan, pasti karena ada alasan yg kuat, dan alasan gilang saat ini adalah gadis cantik dan manis yg mereka temui tadi siang di restauran, Anisa cyntia Campbell Hamdan, gadis bisu yg dulu mentah2 ditolak oleh gilang, kini menjadi wanita mandiri yg sangat cantik, manis...... Pram menghela nafas

"jangan main api lang, atau kamu akan terbakar sendiri" ucap pram menasehati

"mas sendiri gimana? Sekarang rajin sekali ke tempat client lama hanya untuk membahas hal remeh temeh gini, biasanya juga pa hendra" ucap gilang menyindir, pram tidak terima dan ingin protes, tapi tidak ada kata2 yg bisa keluar dari mulutnya

"terus maksud kamu apa kesini, menemui mantan istrimu? Istrimu yg sekarang yg kebetulan kakak tirinya apa tahu kamu disini?" ucap pram mengalihkan pembicaraan, gilang menggeleng

"aku ingin benar2 minta maaf ke nisa, aku tau walaupun dimulutnya sudah memaafkan, tapi dari sorot ketakutan dimatanya, dia masih tidak nyaman denganku" ucap gilang, tangannya mengacak2 rambut hitam gelapnya sembarangan

"kalau dulu mas mendapat jodoh sepertinya, mas pasti tidak akan melepaskannya" ucap pram lirih, ingatannya kembali ke wajah manis berambut coklat yg tergerai disalah satu bahunya, bibir yg tersungging lembut saat berbicara denganya tadi sore

"terus sekarang mas berharap, gitu??" ucap gilang menyelidik mata pram

"ngaco kamu, mas udah punya anak dan istri" ucap pram setelah kaget dengan pertanyaan gilang

"kamu juga! Gak usah macem2 udah punya karina" ucap pram mencibir

"jadi intinya, kita jangan berharap dan bermimpi ya mas!?" ucap gilang pelan, terjadi hening mencerna ucapan gilang.

"hahaha sialan kamu" ucap pram sedikit malu karena ketahuan memiliki sedikit rasa dengan wanita lain, tapi bukan hanya dirinya karena gilangpun terlihat merah dengan kata2nya sendiri

"ya benar, jangan berharap" sudut bibir pram tersenyum lalu menyesap kopinya, akhirnya mereka kembali hanyut dalam pikiran masing2, entah memikirkan siapa. Nisa mungkin..........

-----

Di lantai tiga bangunan restaurannya, tempat nisa tinggal, nisa meletakkan tangan didagunya, memandang seseorang yg sedang duduk di gazebo sendirian, memegang gitar dengan rokok dibibirnya. Jam sudah menunjukan jam 12 malam dan restaurannya sudah sepi, karyawannya sudah pulang 1 jam yg lalu, maya sedang menginap dirumah temannya

Sudah hampir seminggu danielo seperti itu, banyak berdiam diri dan menyendiri setelah jam kerjanya, sering juga setelah jam kerja dia langsung keluar dari restauran dan masuk kedalam mobil yg berhenti didepan, kira-kira siapa dia....

Nisa membuat minuman hangat dan mengambil toples isi kue kering bagelen, lalu membawanya kearah danielo, danielo yg melihat nisa datang tersenyum lalu menepuk tempat duduk disampingnya

Love After Pain (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang