11

4.8K 223 8
                                    

"Jadi Pak. Bapak juga punya hak untuk mencintai, dan di cintai." Ucap Arun di akhiri senyuman.

"Ya udah berarti gak apa-apa dong. Saya mencintai Anette, kan saya punya dua hak. Mencintai dan di cintai." Ucap Bayu.

"Ya gak bisa gitu." Elak Arun sambil menautkan kedua alis nya. "Mencintai dan di cintai itu udah satu paket. Kalo Bapak cinta sama satu orang, orang itu juga harus cinta sama bapak. Jadi sama-sama mencintai dan di cintai gitu loh Pak." Lanjutnya.

"Oh jadi kaya simbiosis mutualisme gitu ya? Sama-sama saling untung." Bayu mengangguk mengerti.

"Allright." Ucap Arun. Cting! Bel Microwave berbunyi tanda makanan sudah selesai di panaskan. Arun memutar kepala nya ke belakang melihat ke arah microwave. "Bentar yaa!" Ucap Arun kepada Bayu lalu berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju microwave. Sebelum membuka microwave tangan nya ia selimuti dengan sarung tangan kain yang sebelum nya ia ambil di laci dapur. Setelah selesai memasang sarung tangan, Arun membuka microwave dan mengeluarkan makanan berlapiskan alumunium foil dari dalam nya. Lalu meletakkan makanan tersebut ke atas piring berwarna putih yang sudah ia siapkan entah kapannya. Cittttt! Suara uap yang berusaha keluar dari dalam cawan. Arun langsung mematikan kompor yang sedang memanaskan cawan tersebut, lalu menuangkan air panas dari dalam cawan ke dalam dua cangkir yang sudah ia siapkan. Setelah cangkir terisi Arun mengambil kotak kecil berisi gula dari dalam lemari lalu membuka tutup kotak tersebut, badan nya ia putar ke belakang.

"Tawar, manis, atau manis banget?" Tanya Arun kepada pria yang berada di meja makan.

"Manis." Jawab pria tersebut. Arun melanjutkan aktifitas nya hingga akhirnya kedua cangkir tersebut sudah terisi teh hijau manis. Teh dan piring berisi makanan, kini Arun bawa ke meja menggunakan nampan plastik berwarna putih.

"Satu buat Pak Bayu." Ucap Arun sambil menaruh secangkir teh ke atas meja yang berada tepat di depan Bayu. "Satu buat saya." Lanjut nya sambil menaruh teh milik nya ke atas meja. Yang terakhir ia menaruh sepiring makanan yang tadi ia panaskan ke atas meja tepat di tengah-tengah. Bayu menatap piring yang berisi bungkusan alumunium itu. Senentara Arun kembali ke meja dapur nya. Mengambil dua buah sendok lalu kembali ke meja makan dan duduk di hadapan Bayu.

"Nih." Arun memberikan sebuah sendok ke Bayu. Setelah sendok di terima, Arun membuka alumunium foil yang menutupi makanan. Ternyata isi nya adalah Makaroni Schotel berukuran mangkuk makan. Arun memotong Makaroni Schotel yang berada di dalam mangkuk tersebut, lalu memasukan potongan Makaroni tersebut ke dalam mulut nya. "Enak!" ucap nya dengan mata tertutup dan sebuah senyuman. Bayu yang melihat nya langsung tersenyum karena ekspresi Arun yang sangat manis. "Makan pak!" Perintah Arun.

"Oh iya." Ucap Bayu. Tangan nya mengambil sesendok Makaroni, lalu memasukkan nya ke dalam mulut. Bayu mulai mengunyah makaroni tersebut. Rasa ini. Bayu seperti mengenali nya. Tapi Bayu tak tau di mana ia pernah merasakan Makaroni Schotel yang seperti ini. Makaroni Schotel dengan blackpepper sebagai campuran bahan nya, berbeda dengan Makaroni yang biasa di jual di toko atau restoran.

"Gimana?" Tanya Arun meminta pendapat sekaligus menyadarkan Bayu dari lamunan nya.

"Enak." Jawab Bayu sambil tersenyum. "Em... ini dapet ide dari mana pakai blackpepper?" Tanya Bayu. Sebenarnya Bayu tidak begitu penasaran, ia hanya iseng bertanya sekaligus mencari topik pembicaraan. 
"Ini resep Mama saya. Mama suka masak makanan western, sebelum Mama pindah. Saya minta di ajarin masak." Jawaban sekaligus penjelasan dari Arun. Secara tak sadar, senyuman terlengkung sempurna di bibir nya. Sudah lama tak ada yang berkunjung ke Apartemen ini. Tak ada kehidupan lain di sini selain Arun dan kaktus tanaman milik Arun yang ia taruh di meja dekat pintu balkon. Walaupun kaktus benda hidup, tapi kaktus tak dapat di ajak berbicara. Berbeda dengan pria yang sedang berkunjung ke tempat tinggal nya ini. Sebenarnya Arun berkali-kali mengajak Cindy berkunjung ke Apartemen tetapi Cindy selalu menolak dengan alasan, jauh dari rumah nya. Jadi sudah hampir 2 tahun setelah Mama dan Adik nya pindah, Arun tinggal di Apartemen ini sendiri. Tanpa pernah ada seseorang yang berkunjung. Tante atau paman? Arun memiliki Tante yang tinggal di Jakarta namanya Donna. Tetapi Tante nya tidak pernah berkunjung ke Apartemen ini, karena Donna juga tahu bahwa Arun sibuk dengan Kuliah dan kerja paruh waktu nya. Jadi demi silaturahmi yang tidak terputus, seringkali Arun yang mengunjungi Rumah Tante nya.

Let's Move or Fly? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang