29. FEEL LIKE YOUR GIRLFRIEND

4.4K 189 6
                                    

Arun POV

Persis seperti rencana kita kemarin. Mas Bayu benar-benar mengajak ku ke Itaewon untuk makan malam di salah satu rumah makan Indonesia yang ada di sini. Aneh memang jika kita jauh-jauh ke negeri orang untuk menyantap makanan dari negeri sendiri. Tapi kalau aku boleh mengelak, aku akan berkata. Mungkin ini yang di namakan terlalu cinta dengan negeri sendiri. Aku jadi ingat penggalan lagu Tanah Airku karya Ibu Sud "Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang" begitu mungkin perasaan ku saat ini. Saat menyantap Sop Buntut pesanan ku di negeri orang. Ada sedikit rasa bangga karena makanan ini bisa melanglang buana hingga menepi di negeri orang, dan aku menemukannya sekaligus melahap nya. Rumah makan ini bernama Siti Sarah, hampir semua K-popers Indonesia tahu mengenai rumah makan ini. Dan kata nya Rumah makan ini sudah di resmi kan oleh Duta Besar Republik Indonesia. Keren bukan? Ya memang keren, sekeren rasa makanan nya yang sangat nikmat ini.

Satu sendok nasi serta sop buntut sudah terlahap di mulut ku, aku menatap Mas Bayu yang juga sedang asik melahap makanan nya di hadapan ku. Menu yang dia pesan berbeda dengan ku, dia lebih memilih makan rendang beserta sayur nangka dan daun singkong nya karena kangen dengan Nasi Padang khas Indonesia itu. Dan kata nya... Rendang di sini adalah menu favorite bagi seluruh kalangan, bukan hanya orang Indonesia saja. Mas Bayu meluruskan pandangan nya dan menangkap pandangan ku yang sedang memandang nya. Aku langsung tersenyum sambil mengunyah sementara dia menangkat kedua alis nya.

"Mau?" Ia menawarkan rendang nya kepada ku. Aku langsung menggeleng, karena aku memang tidak menginginkan daging berbumbu tersebut untuk saat ini. Aku menelan makanan ku.

"Mas mau sop saya gak? Enak tau, anget-anget gitu." Ucap ku lalu menggeser mangkuk berisi sop ku ke depan. Mendekati Mas Bayu.

"Boleh?" Tanya nya. Siapa yang melarang coba? Orang sop milik ku aja dia yang membelikan, dia yang membayarkan. Aku mengangguk cepat sambil tersenyum. Setelah mendapat persetujuan dari ku, dia langsung mengambil sesendok kuah sop milik ku dan menyeruput nya. "Enak." Komentar nya setelah menelan kuah tersebut.

"Wong kalo minta jangan kuah nya doang. Kuah mah enak lah, orang cuma micin sama garem." Cerocosku sambil menyendok buntut sapi yang ada di dalam mangkuk sop ku lalu menaruh buntut tersebut ke atas piring Mas Bayu. "Makan!" Perintah ku. Mas Bayu langsung tersenyum dan mengangguk menuruti perintah ku.

"Run, kamu kan nanti jadi asisten Psikolog." Aku mengangguk, masih menikmati makanan ku. "Emang nya dosen kamu psikolog dimana?" Mas Bayu melanjutkan ucapan nya.

Aku berfikir sejenak, mengingat setiap ucapan ataupun obrolan ku dengan Dosen Tika baik saat bertemu ataupun dalam chatting. "Di Sadewa Hospital?" Aku mengangkat kedua bahu ku. Seingat ku Dosen Tika pernah mengatakan bahwa ia adalah Psikolog di rumah sakit tersebut. Wajah Mas Bayu seketika datar, entah ekspresi apa ini. Susah di tebak. Lalu ia mengangguk dan melanjutkan makanan nya.

"Eh iya Mas. Ayah nya Mas Bayu pengusaha?" Aku sungguh penasaran dari kemarin, tapi entah mengapa pertanyaan ini baru bisa lolos dari mulut ku saat ini. Mungkin kemarin-kemarin aku terlalu terlena dengan hiburan ku sehingga aku melupakan rasa penasaran ku tersebut. Mas Bayu langsung mengangguk mantap masih dengan makanan yang sesak di dalam rongga mulut nya. "Pengusaha apa?" Tanya ku makin penasaran. Bagaimana tak penasaran? Kalian tahu kan dari awal aku bertemu Mas Bayu, aku selalu di berikan sesuatu yang aku yakin harga nya lumayan fantastis. Dia langsung memincingkan mata nya sambil menatap ku.

"Kalau saya kasih tahu, nanti kamu malah suka nya sama Ayah saya." Ucap nya. "Itu terlalu pribadi, yang perlu kamu tahu hanya fakta bahwa saya ini seorang pilot. Gak perlu mengulik terlalu dalam orang yang baru kamu kenal." Mas Bayu menunjukku dengan sendok nya. Kini aku yang memincingkan mata ku, kedua tangan ku pun langsung terlipat di depan dada. Aku tertawa renyah.

Let's Move or Fly? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang