31. Little bit Mad

3.3K 195 2
                                    

Arun menghelakan nafas nya panjang. Lalu ia merenggangkan tangan kanan dan kiri nya.

"Gitu doang capek." Arun menolehkan kepala nya ke kanan. Chef Juna datang dengan satu troli berisi mesin grill di atas nya. Arun tersenyum kikuk, baru kali ini ia membawa nampan yang penuh dengan peralatan. Selama ini, ia hanya membawa nampan berisi makanan. Arun menatap sekitar. Ini hari terakhirnya menatap dapur restoran, mungkin besok-besok ia tidak bisa lagi menatap dapur ini karena tidak di perbolehkan masuk ke dalam sini.

"Yang lain udah pada duluan. Kamu naik apa?" Arun menatap Chef Juna.

"Ojek online."

"Bareng saya aja, ini udah jam dua malam loh Run." Chef Juna menatap jam tangan nya untuk memastikan.

"Ngerepotin?" Chef Juna menggeleng. "Baiklah kalau seperti itu."

-

"Ngapain sih?" Bayu melepaskan genggaman nya dari pergelangan tangan Rachel setelah sampai di lobby hotel. Rachel menatap Bayu heran.

"Why?" Bayu memutar kedua bola mata nya. Pertanyaan nya di jawab oleh sebuah pertanyaan. "Tapi memang tempat itu gak elite kan Bnu?" Rachel menolehkan kepala nya ke belakang tempat Ibnu berdiri. Ibnu yang terkejut spontan mengangguk.

"Kalau bicara itu di jaga, hotel ini punya Ibnu. Semua area di sini punya Ibnu. Kalau kamu bicara seperti itu, sama aja kamu meremehkan Ibnu." Ibnu tersadar, benar perkataan Bayu. Ia sedang di remehkan.

"Kamu merasa saya remehin Bnu?" Tanya Rachel lagi. Ibnu melipat kedua tangan nya di depan dada.

"Iya." Ucap Ibnu. "Kamu terlalu besar kepala Chels, kalau ngomong gak di pikir. Entah kamu nya yang gak di didik, atau kamu yang bodoh sehingga gak bisa menerima pengajaran yang orang tua kamu kasih." Lanjutnya. Mata Rachel langsung berkaca-kaca, ia merasa sakit hati dengan ucapan yang Ibnu lontarkan.

"Ngomongnya gak sekasar itu juga, Bnu!" Bayu menatap Ibnu tajam. Bayu mengusap lengan Rachel berusaha menenangkan. Tiba-tiba tatapan Bayu teralihkan pada wanita yang sedang lewat tanpa menyadari keberadaan nya. Wanita itu jalan berdampingan dengan pria yang baru Bayu kenal di rooftop barusan. Juna. "Saya gak tahu niat kamu datang ke hotel ini untuk apa, saya duluan!" Bayu lari meninggalkan Rachel.

"Bnu, minta maaf!" Bayu menepuk bahu Ibnu sebelum benar-benar meninggalkan mereka berdua.

Langkah Bayu terhenti di lobby hotel. Sepi. Hanya ada Budi yang sedang duduk di kursi yang berada di balik meja Valet nya. Ada dua orang satpam hotel yang Bayu sendiri tidak mengenali nya. Bayu menatap Budi.

"Lihat Juna sama Arun?" Tanya nya kepada Budi.

"Baru aja pergi Mas." Jawab Budi.

"Oh." Bayu menghampiri Budi. "Ambilin mobil saya ya!" Bayu menaruh kunci mobil nya di atas meja.

-

Arun menatap keluar jendela. Bekasi terlalu ramai di tengah malam seperti ini. Bukan ramai oleh manusia, tetapi ramai oleh lampu-lampu yang bernyalaan di tengah kota seperti malam ini.

"Soal Bayu!" Ucap Chef Juna tiba-tiba yang membuat Arun langsung menatap nya. "Dan setelah melihat Rachel yang pakbul!" Arun mengernyitkan kedua alis nya. "Sekali tepak ngebul Run!" Jelas Chef Juna seolah mengerti arti dari kernyitan kedua alis Arun. Arun tertawa mendengar penjelasan tersebut.

"Baru tau aku Chef, kalau ada istilah seperti itu."

"Kamu perlu banyak belajar." Usul Chef Juna di akhiri kekehan. "Saya rasa... Bayu satu tipe sama saya. Jadi, gak mungkin sih dia suka sama wanita sejenis Rachel." Ucap Chef Juna tanpa menoleh.

Let's Move or Fly? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang