17

4.4K 192 2
                                    

Malam ini Arun mengendarai mobil nya yang sudah lama nganggur di basement tempat parkir Apartemen nya. Membelah jalanan Kota Depok yang sangat macet sambil menikmati gemerlap lampu dari bangunan-bangunan yang ada di pinggir jalan. Mata nya sesekali menatap GPS yang berada di dashboard mobil tersebut, menyetir mengikuti petunjuk hingga akhirnya Arun sampai di Jalan Cemara Raya, Depok Satu. Rumah milik Dosen Tika ternyata berada di gang yang cukup kecil dan tak muat mobil masuk. Jadi Arun memarkirkan Mobil nya di parkiran salah satu Laundry yang berada di pinggir Jalan Besar. Arun berjalan menelusuri gang tersebut hingga akhirnya menemukan Rumah Dosen Tika. Rumah ini cukup besar di banding rumah-rumah yang lainnya, hanya saja jalanan yang sempit dan tidak bisa di masuki mobil itulah kekurangan nya. Arun menatap bangunan rumah ini, ternyata benar. Tak ada garasi nya juga. Arun memencet bel yang berada di tembok pagar rumah tersebut. Tak lama Dosen Tika keluar dengan pakaian sederhana nya, sebuah daster dan kerudung langsungan. Pakaian rumahan, berbeda dari biasanya saat Arun bertemu Dosen Tika.

"Akhirnya sampai juga Saralee!" Sambut Dosen Tika sambil membukakan pintu pager rumah nya.

"Iya nih Dosen." Ucap Arun di akhiri senyuman.

"Naik apa ke sini nya?" Tanya Dosen Tika sambil mempersilahkan Arun untuk masuk ke dalam rumah milik nya.

"Mobil." Jawab Arun di akhiri kekehan. Kaki nya melangkah masuk ke dalam pekarangan rumah Dosen Tika.

"Waduh, ke daerah kaya begini bawa mobil. Parkir di mana?" Tanya Dosen Tika sambil menutup kembali pintu pagar rumah nya.

"Itu, di Laundry pinggir jalan." Jawab Arun cepat.

"Oalah. Itu Laundry nya punya adek nya Dosen juga, aman lah kalau di parkir di sana. Ayo Neng! Masuk!" Dosen Tika dan Arun memasuki rumah. Arun duduk di ruang tamu yang langsung menuju ke ruang keluarga, sementara Dosen Tika pergi ke dalam entah kemana. Ternyata rumah ini cukup ramai juga, ada dua anak perempuan dan laki-laki yang sedang menonton televisi sambil belajar di ruang keluarga. Bisa di pastikan bahwa mereka berdua adalah anak dari Dosen Tika. Dosen Tika kembali dengan nampan berisi dua gelas minuman dingin dan sepiring Risoles yang terlihat masih hangat. Lalu meletakkan itu semua di depan meja tempat Arun duduk, untuk suguhan.

"Aduh Dosen, gak usah repot-repot." Ucap Arun basa-basi, padahal perut nya sedari tadi sudah keroncongan karena harus nyasar berkeliling Depok demi menemukan rumah Dosen Tika yang mengakibatkan tenaga nya terkuras dan mengakibatkan kelaparan.

"Gak repot kok, cuma kaya ginian doang. Kecuali kamu minta nya di suguhin emas batangan, baru deh repot." Ucap Dosen Tika dengan nada gurauan nya. Arun terkekeh. Lalu Dosen ikut duduk di sofa yang berada di hadapan Arun.

"Repot ya Sar, ke rumah saya?" Tanya Dosen Tika.

"Ah engga juga Dosen." Jawab Arun cepat.

"Iya sebenernya rumah saya gak di sini, ini rumah ibu saya. Rumah saya lagi di renovasi, jadi untuk sementara tinggal di sini deh." Jelas Dosen Tika. Arun hanya menyimak dan mengangguk. "Eh iya, saya nyuruh kamu ke sini mau nawarin kamu sesuatu." Lanjut Dosen Tika.

"Apa dosen?" Tanya Arun, kedua alis nya langsung bertautan.

"Asisten saya baru aja resign, baru keluar nya akhir bulan ini. Mau gak jadi assisten saya? Asisten psikolog?" Jelas sekaligus penawaran Dosen Tika. Mata Arun langsung membulat, seorang mahasiswa smester lima sudah di tawari pekerjaan yang butuh tanggung jawab besar. Assisten psikologi, bukan asisten dosen lagi.

"Emm..." gumam Arun. "Tapi kan saya masih mahasiswa smester lima, istilah nya masih belum punya license untuk ngegantiin Dosen kalau lagi ada halangan." Lanjut Arun.

"Gak perlu ngeganti-gantiin lah, insyaallah saya sehat terus. Kamu ini aja, cuma nganter sama ngasih tau jadwal praktek dan ngajar saya aja. Lumayan Run, ngeliatin saya sambil belajar." Ucap Dosen Tika menjelaskan. "Oh iya masalah jadwal kuliah kamu, nanti kamu ambil kuliah malem aja bisa kan? Pokok nya kalau kamu mau jadi Asisten saya. Saya juga mau jadi Dosen Pembimbing kamu pas skripsi nanti, di jamin saya permudah. Gimana?" Lanjut Dosen Tika, kini sambil mengangkat kedua alis nya secara bergantian.

Let's Move or Fly? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang