All Day with Twins

4.7K 588 6
                                    

Seokjin berharap ia membawa uang bulanannya yang berasal dari gaji bekerja di restoran Ayam. Ia sudah mengatakan pada Twins agar tetap di apartemen saja. Sekarang Seokjin berada di minimarket di dekat apartemen. Untuk berbelanja bahan makanan tentunya.

Setelah memilih beberapa bahan makanan dan dirasa sudah cukup. Seokjin membayarnya dan segera kembali ke apartemen. Menekan password dan melihat Twins yang sibuk menonton kartun Robocar Poli.

Seokjin segera ke dapur dan berkutik dengan alat masak. Terkadang Seokjin merasa kasihan mengingat Namjoon yang masih berusia 23 tahun harus merawat Twins tanpa pengalaman mengurus anak sebelumnya.

Sekitar setengah jam, Seokjin sudah selesai berkutik dengan alat masaknya. Ia segera menyiapkan makan siang untuk mereka bertiga dan menatanya di meja makan.

"Jimin, Taehyung. Ayo makan. Noona sudah buatkan makanan untuk kalian"

Taehyung dan Jimin berlari dengan semangat. Mereka merasa punya pengganti ibu disini. Rasanya ada kehangatan tersendiri dari Seokjin. Twins duduk dimeja makan balita yang sudah disiapkan dan mulai memakan makanan hasil karya Seokjin.

"Bagaimana?" tanya Seokjin. Ia berharap Twins menyukainya.

"Enyak!!!" ucap Twins serempak.

Seokjin dengan gemasnya menepuk pelan kepala Twins dengan kasih sayang yang tulus. Ia bersyukur bisa merawat Twins.

"Kalau begitu, habiskan ya. Kemudian kalian mandi"

Taehyung dan Jimin mengangguk. Seokjin dengan segera memakan makan siangnya dan menuju ke tempat cuci piring dan mencuci piring-piring kotor yang yang menumpuk. Setelah itu mengambil baju kotor dikeranjang baju kotor yang sudah dibereskan tadi.

"Noona, Ayo mandi belcama kami"

Wajah Seokjin memerah. Mereka kan masih balita, kenapa Seokjin harus merona ketika diajak mandi bersama? Ah.. mungkin karena ia belum pernah mandi bersama orang lain sejak kecil.

"Tidak usah, Noona akan mencuci baju di depan kamar mandi. Aku akan mengawasi kalian dari depan kamar mandi"

Taehyung dan Jimin segera melepas pakaian mereka dan segefra berendam di air hangat yang telah Seokjin siapkan. Mereka bermain dengan bebek karet dan juga kapal mainan.

Sesekali Seokjin melirik Taehyung dan Jimin disela kegiatan mencucinya. Tersenyum ketika mendengar tawa dari Twins. Ia merasa memiliki Twins, ia tidak kesepian sekarang.

Seokjin telah selesai mencuci ketika Twins juga selesai mandi. Seokjin mendekati mereka dan mengeringkan mereka dengan handuk satu per satu dan memakaikan mereka pakaian kembar. Imut sekali.

"Sekarang kalian mau apa? Main bersama?"

"Ne, main di kamal caja"

Mereka bertiga menuju kamar. Seokjin melihat kamar mereka yang sedikit berantakan oleh mainan. Seokjin segera memungut mainan itu dan menggerakkan mereka seolah sedang berbicara.

"Aduh... dimana ya parkiran mobilku?", seru Seokjin sambil menggerakan mobil-mobilan.

Dengan semangat Taehyung menjawab, "Dicini" ucapnya sambil meletakkan mobil itu didalam kotak mainan.

"Kalau tempat ditinggalku dimana ya?", tanya Seokjin sambil pura-pura kebingungan menggerakkan robot mainan.

"Dicini!!!", seru Jimin dan memasukkan mainan mereka kedalam kotak mainan.

Tak perlu beberapa lama, Kamar Twins sudah mulai bersih lagi. Seokjin senang, setidaknya Taehyung dan Jimin sudah bisa membereskan mainan mereka sendiri.

Kemudian mereka memilih untuk mendengarkan cerita dari buku bacaan yang dibawa oleh Seokjin dari Panti Asuhan. Keduanya hampir saja tertidur jika Seokjin tidak mengagetkan mereka untuk makan malam karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Taehyung, Jimin. Ayo Makan"

Taehyung dan Jimin segera melahap makanan mereka dengan cepat dengan alasan ingin segera pergi tidur. Setelah makan malam, Twins memutuskan untuk tidur lebih dulu.

Namjoon belum pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 sekarang. Seokjin juga sudah menghabiskan waktu sendiriannya untuk menjemur pakaian yang telah ia cuci tadi.

Ia tidak bisa meninggalkan Twins begitu saja. Bagaimana jika Twins terbangun dan mencarinya. Akhirnya Seokjin memutuskan untuk tidur di sofa terlebih dahulu.

Clek...

Pintu apartemen terbuka menampakaan sosok Namjoon yang lelah dengan dasi yang sudah sedikit dilonggarkan. Namjoon sedikit syok melihat apartemennya yang bersih. Apa ia salah masuk apartemen? Tapi tidak mungkin. Ia jelas menekan password yang ia biasa gunakan.

Namjoon meletakan jasnya di pinggiran sofa dan melihat sosok Seokjin yang tidur dengan lelapnya. Namjoon memandangi Seokjin yang tidur dengan wajah polosnya yang dicampur rasa lelah sedikit.

Namjoon merutuki jantungnya yang berdetak kencang jika berada disekitar Seokjin sejak pertama kali bertemu. Nikmat Tuhan mana yang Namjoon dustakan? Eh.. apakah menyukai Seokjin yang berselisih 7 tahun dengannya termasuk tindakan pedofilia?

Yang merasa diamati sedikit risih dan memilih untuk membuka matanya. Yang pertama kali Seokjin lihat adalah Namjoon yang memperhatikannya. Dengan segera ia bangun dan membungkuk pada Namjoon.

"Ah.. tidak usah terlalu formal"

"Maaf, Namjoon-ssi. Saya tertidur"

"Tidak apa-apa. Aku berterima kasih karena kamu membuat apartemen ini menjadi surga [karena kehadiranmu, Jin]" ucap Namjoon.

"Apa anda ingin makan sebelum saya pulang? Saya akan menghangatkannya"

"Kau memasak? Ya ampun.. aku akan mengganti uangmu"

"Tidak perlu. Aku hanya---"

"Maaf, aku memang tidak becus mengurus anak. Jadi aku membuatkan mereka mie instan. Haha.. itu pun aku bersyukur karena tidak membakar apartemen ini. Memasak mie instan itu adalah keistimewaan bagiku"

"Saya bisa mengajari anda memasak lain kali"

"Wah.. aku merasa sangat tersanjung, Seokjin"

Kruyuk...

Namjoon merutuki perutnya yang tidak bisa diajak kompromi. Ia malu ketika mendengar Seokjin tertawa karena suara perut Namjoon yang tidak bisa disembunyikan.

"Saya akan menghangatkannya. Tolong tunggu sebentar"

Seokjin menuju dapur yang kemudian diikuti Namjoon dibelakangnya. Seokjin menghangatkan sup kaldu ayam dan menggoreng chicken katsu untuk dimakan. Kemudian menatanya di manguk dan piring dan disajikan didepan Namjoon yang kelaparan.

Jujur saja, didalam hatinya Namjoon. Ia lebih memilih memakan Seokjin daripada makanan yang disajikan oleh Seokjin. Ah.. ini mungkin efek karena koleksi film yang ada dilaptopnya.

"Terima kasih"

"Saya akan pulang, setelah anda selesai makan"

Haruskah Namjoon memakan makanan itu pelan-pelan agar Seokjin tidak segera pulang? Ya ampun mengapa ia terus berpikiran seperti itu? Ingatlah Namjoon, ia masih kelas 2 SMA.

Sekitar 15 menit, Namjoon menghabiskan makanannya. Kini Seokjin mencuci piringnya dan bersiap untuk pulang. Ia segera mengambil tas kecilnya untuk dibawa pulang.

"Biar kuantar. Ini sudah malam, tidak baik gadis keluar malam sendirian"

"Tidak apa-apa. Lagipula Panti Asuhan kan dekat dari sini dan bagaimana jika Twins terbangun?"

"Justru karena dekat kita bisa berjalan kaki bersama, bukan? Twins tidak akan kemana-mana. Lagipula kan apartemennya akan dikunci"

"Terima Kasih. Maaf, merepotkan anda"

Seokjin membungkuk hormat. Kemudian berjalan keluar apartemen bersama Namjoon. Sejujurnya Namjoon bisa mengantarnya naik sepeda motor. Tapi, modus untuk lebih banyak mengobrol dengan Seokjin tidak ada salahnya kan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Life So Beautiful [Namjin Ver] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang