Sayonara!

3.3K 425 26
                                    

Yeoja manis itu menarik kopernya menuju ke salah satu jalur yang telah diarahkan untuk menuju pesawat dengan arah tujuan London. Ia tidak menangis karena harus meninggalkan Nyonya Kang yang telah merawatnya sejak kecil, Key dan Eunji yang telah banyak membantunya, dan Soyou yang selalu ada disaat suka maupun duka.

Seokjin melambaikan tangannya untuk terakhir kalinya. Ia mengamati semuanya. Namun, sosok yang diharapkannya tidak kunjung datang membuat ia tersenyum kecut.

"Jinnie, sudah siap?"

Suara berat Taemin membuat Seokjin otomatis mengubah arah pandangnya dan mengangguk. Ia kembali menarik koper bergambar mario itu. Meninggalkan orang-orang penting dihidupnya.

"Baiklah. Sampai bertemu lagi", guman Seokjin dengan sangat pelan.

0o-o0

"Suaramu kurang tinggi, Joon"

Namjoon menuruti permintaan CEO yang ikut serta membantu Chanyeol mengelolah musik untuk comeback Namjoon. Ia mulai kembali menge-rap dengan sedikit nada tinggi didalamnya.

"Coba ikuti nadanya!"

Chanyeol menatap sang CEO heran. Ini bukan saatnya menjatuhkan mental Namjoon sebelum comeback.

"Joon! Percepat dibagian ini"

Namjoon menghela nafas panjang kemudian menoleh ke arah Chanyeol yang mengangkat bahu seolah ia tidak tau mengapa CEO ini senang sekali mengomel pada Namjoon akhir-akhir ini.

Namjoon mulai mempercepat tempo lagunya. Namun---

"Jangan lupa ketukannya!"

Seandainya Namjoon mempunyai deathnote. Ia akan pastikan bahwa nama CEO itu ada dibarisan pertama. Ini sudah sekitar 9 kali ia mengulang rekaman dan itu membuatnya kesal. Sesekali ia melihat jam dinding. Ia sudah terlambat.

"Fokus, Joon"

'Berisik' batin Namjoon dalam hati. Ia benar-benar kesal pada makhluk yang berceramah di depannya itu. Namjoon sudah lelah dan ia terlambat untuk bertemu Seokjin sebelum Seokjin berangkat.

"Kau pikir jika kau menikah dengan seorang pelayan, kau akan terlihat lebih keren dan semakin naik daun? Kau merusak semua impianku, Joon", sang CEO melempar beberapa berkas berisi lirik lagu ke arah komputer Chanyeol.

Chanyeol terdiam. Ia tidak takut dengan sang CEO tapi ia masih sadar posisinya di agensi ini. Entahlah, menurut Namjoon itu benar-benar mengesalkan.

"Kenapa kau hanya memikirkan impianmu saja, BODOH!!!!!!"

Namjoon benar-benar menahan kalimat itu agar tidak keluar mulutnya. Ia menggertakan giginya kesal.

"Apa bagusnya pelayan itu? Bahkan wanita-wanita bayaran lebih baik daripada pelayan itu? Sekarang kemana pelayan itu? Pergi karena dihujat fans-mu?"

Namjoon keluar dari ruangan itu tanpa pamit. Telinganya terasa panas dan ingin sekali ia memberikan komentar-komentar pedas kepada sang CEO. Namun, ia sadar ia bukan siapa-siapa di agensi tanpa CEO.

Sang CEO mengomel tidak jelas ketika Namjoon keluar dari ruangan. Chanyeol yang sedari tadi mendengarkan ocehan manis dari sang CEO berdiri menatap sang CEO.

"Anda terus memikirkan impian anda tanpa memikirkan impian orang lain"

"Aku memikirkannya. Buktinya impian Namjoon bisa terkabul, aku bisa menjadikannya rapper terkenal"

"Tapi... kami bukan robot. Kami juga manusia. Kami juga butuh cinta"

"Kalian mendapat banyak cinta dari para fans"

Life So Beautiful [Namjin Ver] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang