Taehyung sudah mulai baikan dan demannya sudah turun. Namjoon lega, sebelum Jimin berteriak kencang karena tidak mendapati Seokjin diruangan inap Taehyung. Tentu saja, bukan hanya Namjoon yang bingung. Key dan Tuan Kim juga bingung menenangkan Jimin yang sedari tadi menangis.
Beberapa menit yang lalu Jimin sudah berhenti menangis karena lelah dan ia tertidur digendongan Tuan Kim. Tanpa basa-basi, Key menarik Namjoon keluar ruangan.
"Dimana Jinnie?"
"Dia berhenti"
Kalimat dari Namjoon berhasil membuat Key mendaratkan pukulannya dipipi kanan Namjoon dan membuat sudut bibir Namjoon berdarah dan kemudian memberikan beberapa pukulan lainnya. Namjoon hanya diam mendapat perlakuan itu sampai seorang suster memanggil satpam untuk melerai keduanya.
Key tidak peduli, ia akan diliput oleh reporter karena memukul orang terkenal seperti Namjoon, ia tidak peduli orang akan menganggapnya orang jahat, ia tidak peduli dengan alasan orang lain. Seokjin. Hanya Seokjin yang ada dipikiran Key saat ini.
"Jadi, Tuan-tuan... apa masalah kalian?" tanya salah satu satpam disana.
"Dia melukai hati yeoja-ku"
"Hanya karena seorang yeoja. Benar-benar kekanak-kanakan"
Namjoon diam. Ia masih memikirkan banyak hal termasuk ucapannya pada Seokjin. Apakah ucapannya benar-benar meyakiti yeoja itu?
"Jangan mencari alasan Kim Seokjin!"
"Kau masih terlalu labil untuk berkata itu kepadaku! Bahkan aku hidup 7 tahun lama darimu!"
Salahkah jika ia berucap seperti itu?
Key menghela nafas panjang, "Yeoja itu diciptakan oleh Tuhan untuk dijaga, bukan dilukai. Banyak orang yang mengatakan bahwa yeoja itu bagai kaca jika pecah maka akan selamanya pecah. Saya memang yatim piatu, tapi saya punya kesadaran akan menjujung martabat yeoja. Bagaimana jika yeoja yang saya maksud adalah istri diantara kalian semua? Apakah kalian tidak spontan memukul seperti saya?"
Key tertawa kecil melihat para satpam dikantor itu terdiam dan mencerna semua ucapannya. Namja disebelahnya itu masih terdiam. Terdiam dalam semua ilusinya. Seakan-akan dunia adalah fatamorgana yang sangat sulit untuk diraih.
"Sebenarnya, aku belum puas. Tapi kalian bisa menangkap namja ini, tidak denganku"
Key berdiri meninggalkan Namjoon dan para satpam yang masih terdiam. Tidak peduli, ia harus segera mencari Seokjin. Ia tidak mau kehilangan seseorang yang penting dihidupnya untuk kedua kalinya. Setelah kematian orang tuannya.
Namjoon diam. Sejahat itukah ia pada Seokjin hingga membuat yeoja cantik itu meneteskan air matanya. Namjoon bangkit dari tempat duduknya, namun segera ditahan oleh satpam disana.
"Saya tau anda adalah idola, tapi saya sarankan untuk jangan melibatkan orang lain kedalam masalah anda sendiri"
"Terima Kasih"
0o-o0
Namjoon kembali ke ruang inap Taehyung untuk melihat keadaan kedua ponakan kesayangannya itu. Menyadari kehadiran sang anak, Tuan Kim menghentikan kegiatan membereskan pakaian si kembar.
"Kau terluka, Joon"
Namjoon menggeleng, "Tidak, dia justru lebih terluka dibandingkan diriku. Hati dan mentalnya justru terluka!
Aku bodoh! Pecundang! Tidak bertanggung jawab! Aku tidak bisa hidup tanpanya, tapi aku mengusirnya begitu saja. Aku bodoh! Sungguh..."
Air mata Namjoon membajiri wajah tampan nan sexy itu. Meninggalkan rasa pedih di setiap bagian wajahnya yang memar. Juga meninggalkan semburat rasa bersalah dan khawatir. Ia tidak ingin kehilangan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life So Beautiful [Namjin Ver] [COMPLETED]
Fiksi PenggemarGS! Jin dan beberapa uke lainnya. Luka itu bisa sembuh. Sedih itu bisa dihibur. Tapi kepercayaan itu sulit didapatkan kembali. Mungkin itu yang akan Seokjin katakan jika mantan kekasihnya memintanya kembali. Seokjin dicampakkan. Ia tidak punya siapa...