Alunan lagu lembut terdengar begitu merdu nan menenangkan hati. Seokjin melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 KST. Ini artinya jam makan siang akan dimulai. Ia mulai berjalan menyusuri ramainya kota Seoul dan berhenti didepan sebuah gedung entertaiment.
Seokjin sudah kembali Seoul setelah 3 tahun berlalu. Yap. Namjoon menyarankan agar Seokjin menyelesaikan kuliahnya pelan-pelan saja supaya Seokjin bisa terfokus dengan cita-citanya sebagai seorang desainer. Dan benar saja, ketika lulus kuliah, salah satu butik terkenal di Seoul merekrutnya untuk menjadi desainer disitu dan dengan senang hati Seokjin menerimanya.
Pertengkaran kecil memang sering terjadi setelah acara hujan-hujanan di London. Dan itu membuat mereka lebih mengerti isi dari hati satu sama lain. Dan yang pasti bagi Seokjin, Namjoon itu bukan halusinasi yang tidak akan bisa ia raih. Namun, Namjoon adalah ciptaaan Tuhan yang dapat membuat perasaannya terhadap namja itu bermetafora menjadi cinta. Ah.. Ini benar-benar seperti sebuah drama.
"Chagiya, kau lama menungguku?"
Seokjin tersenyum melihat sosok Namjoon yang muncul dihadapannya. Ia menggeleng pelan. "Aku tidak masalah menunggumu.. kupikir aku jadi kasihan padamu karena aku sempat menggantungmu 5 tahun terakhir ini"
Namjoon terkekeh dan mengacak rambut Seokjin pelan. Seokjin yang tidak suka akan hal itu memilih mengerucutkan bibirnya kesal dan Namjoon tidak membiarkannya begitu saja. Ia menangkup wajah Seokjin kemudian mengecup bibirnya penuh kasih sayang. Namjoon memang pandai membuat hati Seokjin berdebar.
"Bagaimana sekolah Taehyung dan Jimin? Mereka baik-baik saja?"
"Tentu sangat baik, Apakah kau tidak berniat bertanya keadaanku?"
"Untuk apa aku bertanya jika kau ada dihadapanku! Dasar artis jelek!"
"Yak! Aku punya banyak fans dan aku punya kamu, artinya itu tidak mungkin menyatakan bahwa aku jelek"
Seokjin hanya mendengus kesal mendengar ucapan percaya diri dari sang kekasih. Ya, sejak kejadian yang merenggut ciuman pertama Seokjin, mereka memutuskan untuk pacaran terlebih dahulu. Namjoon senang karena setidaknya penantiannya tidak terbuang sia-sia begitu saja.
"Ingin makan sesuatu yang manis? Aku dengar Baekhyun-noona membuat dessert baru untuk hari ini. Anggap saja ini adalah kencan pertama kita, arra?"
"Arraseo"
Senyum keduanya tidak pernah luntur. Benar kata plato, cinta adalah ketika kamu dapat menahan keinginanmu akan kesempurnaan. Waktu tidak bisa berjalan mundur dan hanya cinta yang memungkinkan kamu menerima apa adanya. Dan sekarang mereka membuktikannya setelah masalah-masalah yang mereka hadapi sebelumnya.
Mereka mulai memasuki cafe bernuansa biru muda dan merah muda didekat daerah apartemen Namjoon yang lama. Key, Eunji, Taemin, Naeun, Chanyeol, Baekhyun, Sehun, Luhan, Hoseok, dan Soyou sudah berkumpul. Sebenarnya, ini kejutan untuk Seokjin. Namjoon mengumpulkan semua sahabat dan saudara terdekat Seokjin, bahkan Sehun dan Luhan harus meninggalkan Yoongi di China bersama nenek dan kakeknya sedangkan Hoseok harus rela meninggalkan pekerjaannya di London.
Melihat semuanya berkumpul Seokjin langsung memekik senang dan memeluk sahabat-sahabat yang sudah ia anggap saudara sendiri. Entahlah sejak kapan air mata bahagia itu menetes dipipi Seokjin. Ini benar-benar reuni lengkap yang pertama kali mereka rasakan.
"Aku merindukan kalian"
"Kami juga.. Bagaimana pekerjaan barumu, Jinnie? Kau menyukainya?"
Seokjin mengangguk dengan antusias, "Sangat. Aku sangat menyukainya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life So Beautiful [Namjin Ver] [COMPLETED]
FanficGS! Jin dan beberapa uke lainnya. Luka itu bisa sembuh. Sedih itu bisa dihibur. Tapi kepercayaan itu sulit didapatkan kembali. Mungkin itu yang akan Seokjin katakan jika mantan kekasihnya memintanya kembali. Seokjin dicampakkan. Ia tidak punya siapa...