Namjoon menata rambutnya yang berterbangan karena angin berhembus di pinggir sungai Han. Ini sudah memasuki tahun ketiga setelah prakara Namjoon yang lampau.
Intinya, sejak saat CEO Lee (anggap saja bermarga Lee karena tidak pernah disebutkan siapa namanya) memarahinya setelah ia melamar Seokjin dengan tidak elitnya (re : part precious time) Namjoon dan Chanyeol pindah ke agensi yang lebih menghargai artis-artisnya.
Selain menjadi rapper keren, Namjoon juga menjadi model dari sebuah majalah ternama sekarang. Taehyung dan Jimin? Mereka sudah memasuki sekolah dasar. Tuan Kim dan Nyonya Kim? Tuan Kim berhasil membeli rumah lama mereka. Namun, ia sangat sedih ketika mengetahui bahwa Nyonya Kim meninggal dunia akibat penyakit yang ia derita selama ini.
Sekarang mereka juga tidak tinggal di apartemen Namjoon yang sempit itu. Rumah lama mereka sudah ditempati kembali.
"Kita bisa break 30 menit"
Namjoon mendesah lega dan mengambil handphone-nya.
"Bagaimana hubunganmu dengan Seokjin?" tanya Chanyeol dan Baekhyun yang juga sedang melakukan pemotretan disitu.
"Kurasa dia melupakanmu"
Namjoon menggeleng, "Kau pikir manusia akan mudah lupa? Menurutku tidak. Aku harus mengabari seseorang. Kalian istirahatlah"
0o-o0
Hari-hari Seokjin berjalan begitu baik. Sudah hampir 3 tahun Seokjin menjalani hidupnya bersama Taemin di London. Taemin tinggal diapartemen dekat kampusnya. Berbeda dengan Taemin, Seokjin tinggal diasrama yang telah disediakan kampusnya.
"Mau kopi atau----"
"Cream soda, please"
Seokjin dan Taemin sedang berada di Cafetaria. Mereka satu kampus dan berada pada jurusan yang sama. Desainer. Memang aneh jika Taemin mengambil jurusan itu. Namun, ia berinisiatif untuk mengikuti ibunya.
"Please, Seokjin. No soda"
"No coffee too"
"Okay.. it's okay. Bagaimana dengan teh?"
"We are in London and you only order for a cup of tea. Let's back to Korea"
"Sorry, Would you like to drink, babe?"
"Cream soda or cocktails?"
"Okay.. no cocktails I will order cream soda for you. Wait a minutes, arra?"
"Arraseo"
Taemin berjalan menuju bagian pemesanan. Seokjin mengetuk-ketuk jemarinya di meja. Mengamati para mahasiswa yang sibuk berlalu-lalang di cafetaria. Handphone Seokjin berbunyi, ia melirik handphonenya dan tersenyum ketika melihat nama yang tertera di handphonenya.
"Yeoboseyo?"
"Ah... Jinnie, Mianhe. Aku tidak bisa ke London minggu depan. Apa kau marah?"
Seokjin mengerucutkcan bibirnya sebal, "Busuk. Bilang saja tidak ingin bertemu denganku!"
"Jinnie, Mianhe. Aku tidak bermaksud untuk mengingkari janji"
"Kau senang berada di Korea dengan para yeoja cantik? Baiklah, aku akan mencari namjachingu baru"
"Jinnie, aku akan menciummu berkali-kali jika kau mengatakan itu. Aku disini karena urusan pekerjaan. Apa kau tidak rindu padaku?"
"Tidak. Bahkan tidak sedikitpun"
"Auw... jangan berbohong, chagi. Aku janji aku akan datang secepatnya ke London"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life So Beautiful [Namjin Ver] [COMPLETED]
FanficGS! Jin dan beberapa uke lainnya. Luka itu bisa sembuh. Sedih itu bisa dihibur. Tapi kepercayaan itu sulit didapatkan kembali. Mungkin itu yang akan Seokjin katakan jika mantan kekasihnya memintanya kembali. Seokjin dicampakkan. Ia tidak punya siapa...