12. Hurt

59 8 2
                                    

Saat aku menoleh kebelakang aku menemukan Niall yang sedang menggenggam tanganku sambil tersenyum melihatku.

"Hi Ken?"

Dan aku bisa melihat ekspresinya berubah seketika saat melihat wajahku yang sedang menangis.

"Mengapa kau menangis?"

"Niall? Mengapa kau masih berada disini? Konsernya sudah mulai dari tadi, bukan? Dan mengapa kau tidak masuk kedalam?" kataku dengan mengalihkan pembicaraannya.

"Aku menunggu. Aku pikir kau tidak jadi datang. Dan kau? Mengapa kau menangis?"

Aku pun terdiam dan melepaskan genggamannya. Aku mulai mengusap air mata yang berjatuhan di pipiku seraya melihat pandangan lurus kedepan.

"Aku bangun telat. Tadi aku bangun pukul 6 dan konser kalian dimulai satu jam lagi dan di jalan macet sekali. Aku pasti mendapat barisan paling belakang. Tapi tidak masalah, ini salahku jadi aku pantas mendaptkannya. Yasudah kalau begitu aku masuk, kau juga. Semua orang sudah menunggumu di dalam."

Tetapi Niall menarik tanganku dan mengajakku berjalan ke backstage dan menyuruhku untuk duduk di tempatku sekarang,

Dia mendekat pada seseorang yang aku yakin itu adalah security dan dia membisikkan sesuatu kepada orang tersebut. Setelah Niall selesai berbicara orang tersebut hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Niall pun berbalik badan dan tersenyum kepadaku. Aku pun membalas dengan senyumanku juga. Dia pun pergi meninggalkan backstage dan menuju panggung.

Aku pun terdiam disini, tapi aku dapat melihat mereka berada dipanggung walaupun tidak terlalu jelas. Sepertinya mereka telah selesai opening . Dan Niall pun meninggalkan panggung dan berjalan ke backstage. Aku masih duduk di sini memandangi Directioners sedang berteriak memanggil idola mereka. Niall pun menghampiriku dan menarik tanganku tanpa ada perkataan yang keluar dari mulutnya.

Niall mengajakku ke tempat yang paling dekat untuk melihat mereka menyanyi. Aku pun bingung mengapa Niall membawa ku ke tempat ini dan seharusnya tempat ku berada di paling belakang.

"Terlalu dekat, Niall."

"Ini yang kau inginkan, bukan?" tanyanya

"Tapi aku seharusnya berada dibelakang."

"Kau disini saja. Stay here."

"Tapi Ni..." kataku terpotong dan dia meninggalkan ku dan aku hanya bisa menerima keadaan.

Dan selama kami berbicara tadi Directioners berteriak sangat kencang, mungkin karena mereka adalah fans- nya Niall.
Tiba-tiba ada seorang Directioner menyenggolku dengan sengaja, karena aku merasakan kesakitan di sikutku.

"Apa kau pacarnya Niall?" katanya sambil menunjukkan wajah tidak senangnya

"Bukan. Mengapa kau berpikiran seperti itu?" tanyaku bingung

"Tidak, tidak ada. Aku rasa kau adalah b**ch!" katanya sambil berteriak

"Mengapa kau mengatakan hal seperti itu padaku? Apakah aku melakukan kesalahan dengamu?"

"Ya! Kau melakukan sebuah kesalahan denganku dan juga yang lain terutama dengan idolaku."

"Apa?" kataku semakin bingung

"Dasar b**ch! Kau adalah kekasihnya Justin, bukan? Dan sekarang kau malah mendekati Niall. Apa yang kau inginkan dari kami, Ha? Beritahu kami!" kata Directioners yang lain

"Pertama, aku bukan kekasihnya Justin. Kedua, Niall adalah idolaku dan aku adalah Directioner. Dan mengapa aku sangat dekat dengan Niall? Itu karena aku bertemu dengannya di Bandara yang ada di London kemarin dan dia dengan the boys membuat surprise untuk ulang tahunku dan kami sudah seperti sahabat sekarang. Ketiga, aku tidak menginginkan apapun dari kalian. Cukup!"

"Jadi, jika kau bukan kekasihnya Justin, mengapa papz mengambil fotomu dengan Justin?" dan Directioners yang lain pun mulai mendekatiku

"Aku dan Justin menggunakan pesawat yang sama menuju kesini dan dia duduk disebelahku. Ada yang tidak jelas?" kataku mengakhirinya

"Jika itu benar, mulai sekarang kau harus menjauh dari hidup kami. Jangan ganggu hidup kami b**ch! Go away!" teriak salah seorang dari mereka

"Ok. Aku pergi sekarang. Tapi ingat, aku tidak pernah mengganggu hidupmu atau hidup siapapun karena aku juga memiliki kehidupanku sendiri. Dan jika aku mempunyai kesalahan dengan kalian semua, aku minta maaf. Jadi, terimakasih atas tuduhan kalian semua." dan aku pun pergi meninggalkan mereka semua.

Aku pun meninggalkan konser itu dan pergi menuju ke apartment ku.

•••

Aku langsung merebahkan tubuhku dan menangis sekencang-kencangnya.

Aku tidak mengetahui apa kesalahan ku pada mereka, tapi mereka men- judge aku. Mereka langsung menuduhku yang tidak-tidak walaupun sebenarnya mereka tidak mengetahui dengan pasti apa yang sedang aku alami sekarang.

Tiba-tiba ponselku berbunyi dan ada panggilan masuk dari Niall. Aku tahu kalau dia sedang mencariku, tapi sekarang aku sedang menangis dan aku tidak mau dia tahu kalau aku sedang menangis, jadi untuk saat ini aku mematikan ponselku.

•••

Pukul 11 malam aku pun terbangun dan ternyata sedari tadi aku tertidur. Aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Aku memandang wajah ku dari cermin dan melihat betapa hancurnya aku saat ini. Dengan kantung mata yang bengkak dan rambut yang berantakan aku memandang diriku.

Aku pun membenahi diriku. Setelah selesai, aku mencari makan malam ku, walaupun aku sedang bersedih tapi perut ku tidak boleh kosong. Aku pun mencari makanan diluar.

Setelah aku selesai mencari makan malam. Aku menghidupkan tv. Di semua saluran tv semuanya menggosipkan berita kalau aku adalah kekasihnya Justin. Aku pun langsung mematikan tv tersebut, karena jika aku melihatnya mood ku pasti kembali berantakan. Aku pun melanjutkan memakan makananku.

Hari yang sangat membuatku berantakan hanya karena perkataan seseorang yang tidak aku kenal tapi dapat membuatku sampai sekacau ini.

Aku tidak tau bagaimana keadaan Niall saat aku keluar konser tanpa pamit pulang kepadanya. Aku tau Niall pasti akan marah dan kecewa kepadaku. Aku akan menemuinya tapi tidak sekarang, sampai aku sudah bisa menenangkan diriku terlebih dahulu.

•••

VOMMENTS GUYS🌹

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER💘

UNEXPECTED // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang