7 ~ Serangan Mendadak

1.9K 69 2
                                    

"Gue harus ketemu dia, lagi. Kali ini harus berhasil dan gak boleh mundur gitu aja."

Karel tertawa ketika mendengar pernyataan Ari barusan. Ari yang merasa diremehkan pun mendengus. "Kenapa lo ketawa? Emang lucu?"

"Kata-kata lo itu sok bijak tau gak?"

"Rel, kira-kira dia mau gak ya kalau gue ajak ketemuan lagi? Soalnya pertemuan kemarin itu sama sekali gak baik. Dia dingin, gue kikuk, jadi aneh gitu."

"Yaudah lo bawain aja apa yang dia suka. Mungkin bunga?" Usul Karel.

"Kemarin gue ngasih bunga ke dia, and i think dia gak suka bunga. Dia itu super dingin, gak mungkin suka sama hal yang feminim. Terus gue kasih apa ya?"

"Dia suka ngapain?"

"Ngelukis."

"Yaudah, kasih aja dia kanvas atau apa gitu yang berbau melukis. Gue yakin, dia pasti suka."

"Nah, masalahnya dia mau gak ketemu sama gue?"

"Ya gausah pake ketemu."

"Maksud lo?"

***

Iqbaal memandangi gadis itu, gadis yang menurutnya menyebalkan namun tadi malam bisa membuatnya terjaga karena memikirkan senyumannya.

"Baal, lo ngapain disini?" Tanya Bastian cukup keras. Bahkan, gadis itu ikut menoleh.

Iqbaal melotot, kemudian ia menarik Bastian pergi menjauh tanpa terlihat oleh gadis itu.

"Bas, lo bisa gak sih kalau ngomong itu gak usah kenceng-kenceng?"

Bastian menyengir, "Abis lo-nya aneh sih. Emang lo lagi ngapain sih di koridor sepi gitu? Mendingan juga ke kantin beliin gue makanan."

"Itumah elo yang enak."

"Hehe, emang."

***

Steffi mengamati lukisan yang sudah ia buat, sangat indah. Perpaduan warna yang sangat memanjakan mata.

"Eh." Tiba-tiba seorang perempuan menarik rambut Steffi, namun gadis itu diam.

"Eh, lo itu gak usah sok kecantikan deh?! Pake deketin Iqbaal segala lagi," ucap gadis itu yang tak lain adalah Inarah. Primadona yang menyukai Iqbaal sejak lama, dan Steffi tau itu.

Steffi melepas tangan Inarag dari rambutnya lalu menatap Inarah datar.

"Gak usah sok tau."

Inarah menyeringai, "Gue gak sok tau. Tapi gue emang tau. Jelasin Ron!"

"Kemarin gue liat lo dianterin sama Iqbaal, bukan cuma itu tapi sebelumnya kalian berdua ngobrol di ruang seni. Dasar cabe!" Jelas Sharon, pengawal Inarah.

"Gue manusia. Elo cabe," ucap Steffi.

Inarah mendorong Steffi hingga gadis itu terjatuh, namun Steffi segera berdiri dan menatap tajam Inarah.

"Sori, gue masih waras," ucap Steffi. "Maksud lo?!"

"Gue gak mau berantem sama orang gila."

Inarah menganga, "Sharon! Jeha!"

Dan dengan cepat Sharon serta Jeha memegangi Steffi. Gadis itu diam, ia benar-benar tak mau berurusan dengan tiga cewek gila ini.

Inarah menjambak rambut gadis itu membuat gadis itu meringis. Namun Steffi tetap diam, hingga...

Brukkk

Bad Boy, I Love You!❌IqbaalSteffiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang