12 ~ Menghabiskan Waktu, Berdua

1.8K 62 1
                                    

"Baal, ngapain kesini?" Tanya Steffi saat Iqbaal menghentikan motornya di depan sebuah pedagang kaki lima.

"Gue laper, temenin gue dulu ya?" Tanya Iqbaal dan Steffi mengangguk.

Iqbaal dan Steffi duduk berhadapan di sebuah meja. Setelah memesan makanan, tidak ada lagi sepatah kata yang keluar dari keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Baal," panggil Steffi. "Kenapa?"

"Di jidat lo masih ada luka tuh, gue obatin ya?"

"Mana Steff? Gaada."

"Ketutupan rambut lo."

Steffi mengeluarkan kotak P3K dari tasnya kemudian mengambil sebuah plester luka. Ia lalu menyingkirkan rambut Iqbaal dan menempelkan(?) plester luka.

"Udah, masih sakit gak?"

"Lumayan sih, tapi gara-gara ada lo rasa sakit gue berkurang deh."

"Gombal ae lo."

"Steff."

"Apaan?"

Iqbaal mengambil plester di kotak P3K membuat Steffi bingung. "Kenapa?"

"Di jidat lo juga ada luka, gue obatin ya?"

Iqbaal kemudian menyingkirkan poni Steffi dan merekatkan plester di dahinya. Steffi bersemu. Ia malu.

"Gausah malu, kaya baru pertama kali gue giniin aja," goda Iqbaal.

Steffi memukul lengan Iqbaal, "Apaan sih?!"

***

"Steff?"

"Hm."

"Apa yang lo suka sama malem?"

"Gak tau. Mungkin kalau malam kita bisa lebih tenang, itu menurut gue."

Iqbaal tersenyum, "Kalau gue suka semua tentang malam. Bahkan pernah ada dua kejadian yang berarti dalam hidup gue, dan itu terjadi waktu malam hari."

"Kejadian apaan?" Tanya Steffi.

"Kehilangan orang yang gue sayang, dan--" Iqbaal menunduk, ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Iqbaal menyenderkan kepala Iqbaal di bahunya. "Meskipun gue gak tau apa yang mau lo bilang ke gue, yang penting gue tau kalau itu pasti kejadian pahit. Gausah diterusin, nanti lo malah tertekan."

Iqbaal, ia menangis di dekapan Steffi. Ia mengeluarkan seluruh kesedihan terhadap hidupnya ke Steffi. Ia menceritakan semua, tentang apa yang mengganjal di hatinya selama bertahun-tahun.

Steffi mengelus rambut Iqbaal, "Gue ngerti. Lupain semuanya, khusus malem ini."

***

"Parah lu, Steff. Masa jalan sama si onoh gak cerita sama gue?" Omel Salsha pada Steffi yang barusaja menceritakan bagaimana ia dan Iqbaal menghabiskan waktu bersama. Hingga pukul sepuluh.

"Ck, gue kan baru cerita, Sha."

"Oh iya lupa. BTW, Mama lo gak marah gitu anak ceweknya digondol sama temennya?" Tanya Salsha.

"Iqbaal mau nemuin Mama gue, dia ceritain sama Mama bahkan Papa gue."

"Terus, reaksi Mama sama Papa lo gimana?"

"Mereka senyum. Terus bilang, 'kamu anak yang baik. Terima kasih sudah mengantar anak saya pulang dengan selamat."

Salsha tersenyum, "Berarti lo udah di kasih lampu ijo ya, Steff?"

"Apaan sih, Sha! Gue masih SMA tau!"

Bad Boy, I Love You!❌IqbaalSteffiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang