13 ~ Dia, Pengkhianat

1.8K 61 1
                                    

"Katanya cuma beli jajan sebentar doang. Taunya malah pacaran," gumam Steffi tanpa henti. Ia terus-menerus menyalahkan Salsha atas kejadian yang baru saja menimpanga. Ditinggal Salsha sendian di kantin. Dan lebih parahnya ternyata Salsha meninggalkannya dengan alasan,

Aldi.

"Gue perlu ngomong sama lo, tentang kejadian kemaren," ucap seseorang di hadapan Steffi.

Steffi menatap cowok di hadapannya dengan tatapan kebencian. "Gue gak butuh. Semua udah jelas, pengkhianat!"

Cowok itu mencekal tangan Steffi yang hendak pergi. "Please."

"Lima menit, Ri."

***

"Pengkhianat!" Seru Steffi setelah Ari menyelesaikan ceritanya.

Ari menggeleng, "Gue bukan peng--"

"--Bukan pengkhianat? Gak inget kemarin lo mau mukul Iqbaal? Berarti itu gak pengkhianat ya?"

"Gue-gue cuma--"

"--Waktu lo abis. Gue pergi."

***

"Steffi, buruan!" Salsha terus menarik Steffi agar berjalan semakin cepat. Setelah mendengar pengumuman dari Pak Kepala sekolah bahwa seluruh anak kelas sebelas diperintah untuk pergi ke aula, Salsha sangat bersemangat untuk pergi ke aula.

"Udah nyampe, Sha."

Salsha menarik Steffi ke bangku yang paling depan. Steffi hanya mengikuti Salsha dengan malas. Jujur, ia sangat benci keramaian, seperti saat ini.

"Selamat siang anak-anak, hari ini Bapak mengumpulkan kalian untuk memberitahu sesuatu yang penting. Semua anak kelas sebelas akan camping," ucap Pak Kepala sekolah di podium.

Semua murid bersorak senang.

"Camping kelas sebelas akan diadakan lusa selama empat hari."

***

"Empat hari, ya? Lumayan seneng deh buat refreshing," gumam Steffi sambil terus memandangi kalender biru milik Iqbaal.

Iqbaal duduk di sebelah Steffi. Kemudian ia membuka buku pelajaran Matematika, pelajaran yang paling tidak ia sukai.

Steffi mengangkat alis, "Jadi kita mau belajar apa hari ini?"

"Matematika."

"Bab apa?"

"Gue heran deh, Steff. Kok di Matematika gak ada rumus ngitung cinta ya?" Tanya Iqbaal.

Steffi tertawa, "Lo itu super gaje ya. Lagian buat apa ada rumus ngitung cinta?"

"Ya nanti biar bisa ngitung cinta lo ke gue, atau cinta gue ke elo." Iqbaal tersenyum.

Steffi memukul lengan Iqbaal, "Dasar! Gembel mulu."

"Itu gom--"

"--Baal, udah yuk balik ke pelajaran. Mau belajar bab apa nih?" Potong Steffi. Ia sudah blushing sejak tadi.

"Males ah, Steff. Matematika gak seru, main yuk!"

Steffi melotot ke Iqbaal membuat cowok itu menyengir lebar. "Baal, ini itu bukan waktunya buat bercanda. Serius dikit bisa gak?"

"Aduh, Steff. Gue super capek, apalagi lusa kita cam--"

"--Itu bukan alasan buat gak belajar, kan?"

Ok, kini Iqbaal benar-benar kalah bicara.

***

"Steffi, gimana penampilan gue?" Tanya Salsha begitu ia menghampiri Steffi yang tengah duduk di sebuah kursi taman.

Steffi melirik Salsha, "Lo make up, Sal? Kita itu mau camping di hutan, bukan kondangan di gedung!"

"Ihhh, gue cuma make up sedikit doang kok. Emang ketara banget, ya?"

"Banget. Lo malah kaya' tante-tante."

Bad Boy, I Love You!❌IqbaalSteffiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang