Chapter 3

3.5K 343 3
                                    

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

"Ah, Ji-ya! apakah aku belum memberitahumu tentang konsep teater musim gugur nanti?"

***

Fairytale? Uhh, apa itu tidak terlalu kekanakan untuk diperankan murid menengah atas. Membayangkan mereka menari-nari seolah terbang diatas panggung saja membuat Yoon Ji hampir tersedak air liurnya sendiri. Ayolah, Dewan siswa yang terhormat tidak bisakah konsepnya lebih dewasa. Seperti Archimedes atau Mozart. Kalaupun itu terlalu berat, cerita macam Robin Hood terlihat cukup baik dari pada tema Tinkerbell. Mungkin otak Kim Junmyeon sedikit terkontominasi oleh adik perempuannya yang berusia 7 tahun.
Atau memang Junmyeon adalah penggemar dari karakter disney macam ini.
Astaga- itu mengerikan, bila melihat gender dan usianya.

"Snow Fairy?"

Yoon Ji mengerjap beberapa kali. Nara mengangguk kecil sembari duduk berhadapan dengannya diruang kelas seperti sekarang. Merasa tidak percaya saja, ia akan menjadi Peri Musim dingin seperti konsep yang telah dibuat.

"Ya, kau akan menjadi kembaranku!"

Mata Yoon Ji tiba-tiba membelalak lebar. Sekenarion seperti apa ini, kenapa Yoon Ji mendapat peran yang begitu aneh. Astaga, cerita apa sih ini.

"Kau tau Tinkerbell? Ya semacam itulah."

Bahkan, Yoon Ji sekarang tersedak air liurnya sendiri. Terbatuk-batuk yang menggenaskan hingga matanya memerah. Otak Kim JooMyeon selaku Dewan siswa benar-benar sedang mengalami gangguan hingga mencetuskan drama musikal dengan tema anak-anak seperti itu.

"Hari ini kita mulai latihan."

Bagus. Semuanya akan dimulai, ikut andil dalam proyek sekolah adalah pertama kalinya untuk Yoon Ji. Dan demi apapun, sepertinya tema kali ini cukup membuatnya bergidik.

"Ah- ya! Jungkook menjadi pemeran utama Laki-lakinya."

______________________________________


Hujan masih mengguyur hampir seharian ini. Seolah tampungan air tidak kunjung habis walau sudah ditumpahkan berjuta-juta liter. Dan sekarang Sekolah mulai berhamburan para murid-murid yang sudah selesai kegiatan belajarnya. Berlari keluar, menuju rumah dengan payung-payung yang melindungi mereka dari tetes-tetes air. Kalaupun tidak membawa payung, mereka nekat untuk berlari menembus tira-tirai air hingga basah demi mencapai rumah hangat dengan makanan mengepul diatas meja. Astaga, itu sangat bagus sekali.

(Jeon Jungkook) Hurt - Revisi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang