7. Masih Milikmu

102 2 0
                                    

Suatu hari, pagi.

Selamat memulai hari, kawanku

Kepadamu yang merupakan alasanku mengucap selamat pagi,

Ceritakan aku tentang mimpi-mimpimu

Karena rasa ingin tahu itu sungguh tak pernah pergi

***

Pagi.

Setelah sekian lama, aku kembali teringat dulu.

"Selamat pagi," kuucap pada semua yang kutemui.

Ketika matahari masih malu-malu menyapa--sepertiku, kamu muncul dari ujung jalan itu. Diam. Sunyi. Tanpa ada bunyi selain dari sepatu yang beradu dengan aspal. Dari ujung lainnya, aku berdiri. Menyaksikan. Menunggu.

Sama seperti yang lainnya, "Selamat pagi," kamu kusapa.

Sama seperti yang lainnya, kamu mengangguk dan berlalu.

Kalau yang lainnya kuberi seringai dan tawa, kamu berbeda. Kamu hanya kuberi senyum dan aku diam.

Diam.

Aku berbalik.

Demi melihat lagi punggungmu yang perlahan hilang dari pandanganku. Demi memunculkan berbagai tanya dalam kepalaku. Demi menyiksa keinginanku untuk menanyakan banyak hal padamu.

Sudahkah aku benar-benar mengenalmu?

...


Suatu hari, senja.

Selamat menikmati senja, teman lama

Beritahu aku bagaimana menyenangkannya harimu

Berapa banyak gelak tawa yang tercipta?

Aku selalu ingin menghadirkan canda tawa itu lagi, kau tahu?

***

Selamat sore.

Kali ini, aku kembali teringat kamu.

Kali ini, aku kembali menyesali masa lalu.

Kali ini, aku kembali merutuki kebodohanku.

Kali ini, ketika matahari hendak digantikan rembulan.

Ketika senja tak seindah biasanya karena langit sedang murung, dan awan-awan membentuk mendung.

Aku bersiap menyambut malam, dengan keadaan yang persis seperti senja saat ini.

...


Suatu hari, malam.

Selamat menemui dewi malam, temanku

Ingin kuberi tahu kau tentang malam-malamku yang sendu

Biru yang muncul bersama sosokmu di kepalaku

Alasannya satu, kau tahu? Karena rindu ini masih milikmu

***

Dari langit turun air, perlahan, namanya gerimis.

Dari mataku turun air, perlahan, namanya tangis.

Malam ini persis malam kemarin.

Malam ini persis dua malam yang lalu.

Malam ini persis tiga malam yang lalu.

Malam ini persis bermalam-malam yang lalu.

Kamu hadir lagi di kepalaku. Kamu muncul lagi dari memoriku.

Aku jadi sendu. Aku jadi rindu.

Hm. Tutup saja malam ini dengan satu pertanyaan:


Kenapa,

setelah sekian lama,

rindu ini masih milikmu?



...

Emosi & PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang