"Sedang dimana kita?"
Kepada lengang aku bertanya
Dimana aku? Kamu? Dimana kita?
Di persimpangan kah?
Atau pada tatap matamu,
Sudahkah kutemukan rumah?
"Seperti apa kita?"
Pada gulita, kembali aku bertanya
Seperti apa aku? Kamu? Seperti apa kita?
Sekadar kah?
Atau saat kutemui hangatnya dekapmu,
Sekadar itu telah hilang sejak dulu?
Dunia tau, tak segala hal di sini yang pasti
Kita tau, tak segala hal di sini dapat dengan mudah berganti
Kau tau, tak segala hal di sini dapat dengan mudah terjadi
Aku tau, tak segala hal di sini perlu diucapkan
Tak segala hal di sini mesti ditanyakan
Tak segala hal di sini harus kau jelaskan
Jangam balas heningku dengan diam.
Katakan,
Sedang dimana kita?
Di persimpangan kah?
Atau pada tatap mata ini,
Sudahkah kita temukan rumah?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Emosi & Puisi
PoetryKumpulan kata-kata yang disusun saat gabut, saat imajinasi dan realita melebur menjadi satu. Isinya rindu, cemburu, dan berbagai emosi yang coba diutarakan lewat puisi. 1-9 berhubungan. 10 sampai entah berapa mungkin tersusun acak dan gak berhubunga...