Untuk seseorang yang harusnya tak lagi kurindukan,
Seseorang yang harusnya tenggelam dalam ingatan dan tak muncul lagi ke permukaan,
Untuk-mu:
"Akhirnya aku merindukanmu,
lagi."
***
Rindu.
Rindu boleh saja perihal jarak,
Yang memisah aku kamu di kedua ujungnyaRindu boleh saja perihal waktu,
Yang dengan atau tanpamu terus berlaluMalam ini, rinduku perihal kamu
Tak ada lagi tatap antara kita
Juga kata-kata, hanya bisa terendap di kepalaKenangan menggelayuti kepala serupa awan pekat
Mencipta mendung yang menggantung di kedua mata,Malam ini, gerimis turun terjatuh dari sana
***
"Ah, salah satu tulisan lamaku."
Mari tersenyum saja menikmati kenangan dan rindu yang dihadirkannya.
"Mengikhlaskan bukan berarti melupakan," ucapku pada diri sendiri.
Sebentuk hiburan dariku untukku yang sempat kalut karena kamu muncul lagi di pikiranku.
"Aku mencoba ikhlas, bukannya mencoba lupa."
Rindu itu tak salah. Memangnya apa yang salah dari merindukanmu, kawan lamaku?
Apakah salah kalau aku tertawa karena salah satu memoriku tentangmu? Tidak salah, kan, kalau aku menertawakan hal-hal yang biasa kita tertawakan?
Salah kalau aku tertawa sendiri?
(Gila.)
Kalau jadi rindu, memangnya kenapa? Kalau rindu sendiri, pun kenapa?
Tak apa rindu. Tak apa. Kali ini tak apa. Yang penting sekarang aku mengingatmu sebagai hal yang menyenangkan. Bukan lagi sebagai yang menyesakkan ataupun yang disesalkan.
Terimakasih,
Karena telah membuatku merasakan rindu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Emosi & Puisi
PoetryKumpulan kata-kata yang disusun saat gabut, saat imajinasi dan realita melebur menjadi satu. Isinya rindu, cemburu, dan berbagai emosi yang coba diutarakan lewat puisi. 1-9 berhubungan. 10 sampai entah berapa mungkin tersusun acak dan gak berhubunga...