17. Rindu

94 2 0
                                    

Untuk seseorang yang harusnya tak lagi kurindukan,

Seseorang yang harusnya tenggelam dalam ingatan dan tak muncul lagi ke permukaan,

Untuk-mu:

"Akhirnya aku merindukanmu,

lagi."

***

Rindu.

Rindu boleh saja perihal jarak,
Yang memisah aku kamu di kedua ujungnya

Rindu boleh saja perihal waktu,
Yang dengan atau tanpamu terus berlalu

Malam ini, rinduku perihal kamu

Tak ada lagi tatap antara kita
Juga kata-kata, hanya bisa terendap di kepala

Kenangan menggelayuti kepala serupa awan pekat
Mencipta mendung yang menggantung di kedua mata,

Malam ini, gerimis turun terjatuh dari sana

***

"Ah, salah satu tulisan lamaku."

Mari tersenyum saja menikmati kenangan dan rindu yang dihadirkannya.

"Mengikhlaskan bukan berarti melupakan," ucapku pada diri sendiri.

Sebentuk hiburan dariku untukku yang sempat kalut karena kamu muncul lagi di pikiranku.

"Aku mencoba ikhlas, bukannya mencoba lupa."

Rindu itu tak salah. Memangnya apa yang salah dari merindukanmu, kawan lamaku?

Apakah salah kalau aku tertawa karena salah satu memoriku tentangmu? Tidak salah, kan, kalau aku menertawakan hal-hal yang biasa kita tertawakan?

Salah kalau aku tertawa sendiri?

(Gila.)

Kalau jadi rindu, memangnya kenapa? Kalau rindu sendiri, pun kenapa?

Tak apa rindu. Tak apa. Kali ini tak apa. Yang penting sekarang aku mengingatmu sebagai hal yang menyenangkan. Bukan lagi sebagai yang menyesakkan ataupun yang disesalkan.

Terimakasih,
Karena telah membuatku merasakan rindu.

...

Emosi & PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang