"Lembar terakhir."
...
Kutemui lagi seluruh puisiku
Semuanya tentang kamu
Jangan tanya aku, aku tak tahu
Karena yang kutahu cuma rindu
Seberapa dahsyat efekmu terhadapku?
Aku sama sekali tak tahu
Seperti apa pengaruh kamu terhadapku?
Jangan tanya aku, aku benar tak tahu
Yang jelas, seluruh puisiku ada karena kamu
***
Berbulan-bulan sejak ocehan panjang dan pasrah tentang batas.
Kalau seseorang pernah membaca tulisan-tulisanku, dan bertanya, "Apakah ini semua ditulis hanya karena satu orang?"
Maka kujawab dengan pasti, "Ya."
"Kenapa?"
"Entahlah..." Aku tak tahu, dan mungkin malah akan balik bertanya. "Menurutmu kenapa?"
Aku tak tahu bagaimana bisa semua tulisanku tercipta hanya karena satu orang. Aku tak mengerti kenapa bisa begitu.
Ketika mengenangmu, aku selalu ingin tahu. Seperti apa pengaruh eksistensimu dalam duniaku? Sedahsyat apa efekmu terhadapku? Kenapa bisa seakan rindu tak pernah pergi? Bahkan, kenapa bisa aku selalu ingin mengabadikanmu dengan cara yang, mendalam? Spesial?
Setelah ini, tak akan ada apa-apa lagi.
Karena... semua perasaan, semua rindu, telah kupasrahkan. Tak lagi memusingkan diriku yang sepertinya agak kacau karena kamu. Atau aku yang terkadang langsung terkenang begitu mendengar namamu. Aku, akan membiarkan hidupku berjalan sebagaimana mestinya. Haru atau pilu. Dengan atau tanpa rindu. Tak peduli pada sendu.
Dengan atau tanpamu, kawan.
Terimakasih telah menjadi sumber inspirasiku.
Terimakasih untuk segalanya.
Sampai jumpa,
Semoga waktu memberikan beberapa detiknya untukku mengobati rindu.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Emosi & Puisi
PoetryKumpulan kata-kata yang disusun saat gabut, saat imajinasi dan realita melebur menjadi satu. Isinya rindu, cemburu, dan berbagai emosi yang coba diutarakan lewat puisi. 1-9 berhubungan. 10 sampai entah berapa mungkin tersusun acak dan gak berhubunga...