In my dreams you're with me
Will be everything I want us to be
Shawn Mendes – Imagination
Lia masih setia duduk di pinggir danau itu sampai matahari akhirnya tak lagi menemaninya. Jangan ditanya apa yang dilakukannya disana. Dia hanya duduk dalam diam, menatap jauh ke seberang danau.
'Apa akan terus seperti ini ?' batinnya. Sudah lama sekali Lia memendam perasaannya itu, rasanya sudah dua tahun. Kenapa cinta tak bisa selalu memiliki ? Itulah yang selalu Lia pertanyakan. Jangan salahkan Lia yang tak bisa berhenti mencintai lelaki itu. Bagaimana tidak ? Kevin selalu ada untuknya. Kevin selalu membuatnya tertawa. Bahkan Kevin selalu menjauhkan Lia dari para lelaki yang mengejarnya. Alasannya sederhana saja. Lelaki-lelaki itu tak pantas untuk Lia. Jadi siapa yang pantas untuknya ? Kevin ? Tentu saja Lia selalu mengharapkan itu. Sayangnya Kevin menganggapnya tak lebih dari seorang sahabat.
"Lia !" suara cempreng itu menyadarkan Lia dari lamunannya. Sudah pasti tahu itu siapa kan ?
"Gue udh cari lo kemana-mana, tau-taunya disini. Ngapain ? Gak coba buat bunuh diri dengan lompat ke danau kan ? Lo tahu lo gak bisa renang." ceroscos Maura yang tidak digubris sedikitpun oleh Lia.
"Hei, lo kenapa ? Cerita dong. Kevin gimana keadaannya ?"
"Gue gak tau Ra."
"Lah, kok bisa gak tau ? Lo kan ke rumah sakit tadi."
"Iya sebentar, Rachel datang terus gue pulang."
"Gitu doang ? Rachel datang lo langsung pulang ? Yakin ? Dia gak ada ngatain lo yang aneh-aneh kan ?"
"Gak ada Ra, gitu doang kok." bohong. Sudah jelas Lia akan berbohong, kalau dia katakan yang sebenarnya, sahabatnya ini tidak akan segan-segan mendatangi Rachel dan memukulnya.
"Terus kenapa gak balik ke sekolah ? Bu Yosi nyariin lo tadi."
"Iya males aja, gak mood."
"Li, lo gak boleh gini terus tau gak. Absen absen gak jelas buat si Kevin. Oke gue ngerti lo sayang sama dia lo cinta, tapi pikirin juga dong absen lo gimana ? Semuanya bisa ngaruh ke beasiswa lo nanti. Mau beasiswa lo dicabut terus Mama lo kecewa gitu ? Lo kalo cinta sama orang jangan jadi bodoh dong Li ! Rugi otak lo pinter, dapet beasiswa, tapi masalah kayak gini aja lo gak bisa selesaiin pakek akal logika lo. Sampai kapan mau gini mulu ? Kevin itu gak punya perasaan yang sama kayak lo Li, jadi coba deh stop buat berharap lebih sama dia."
Lia hanya bisa menangis. Maura memang kejam kalau sudah begini. Kata-katanya menusuk karena sayangnya semua itu benar. Maura yang tak tahan melihat sahabatnya menangis langsung memeluknya.
"Maaf kalau omongan gue kasar, tapi semuanya juga buat lo. Biar lo sadar. Udah cukup selama ini sakitnya Li, hampir dua tahun sudah, apa lo gak bosen sakit hati terus tiap liat Kevin deket sama cewek lain ? Lo cantik, lo bisa dapet yang lebih dari Kevin, yang bisa menghargai perasaan lo itu. Stop ngorbanin hati lo buat cowok yang gak menghargainya. Serius, kalau bukan karena lo sahabat gue dan gue sayang sama lo, udah dari dulu gue bonyokin si Kevin itu. Bodoh banget jadi cowok gak peka-peka. Kalian berdua bodohnya sama, heran gue."
Lia terkekeh mendengar kalimat terakhir sahabatnya itu. Mereka berdua sama bodohnya. Ya, Lia dan Kevin. Sama-sama bodoh, bukankah terdengar seperti jodoh ? Lagi-lagi itu adalah doa konyol Lia yang selalu dia semogakan.
"Ra.." ucap Lia pelan, kepalanya masih bersandar di pundak Maura dan tatapannya menyorot jauh kedepan.
"Hmm." gumam Maura tanpa menoleh sahabatnya itu.
"Boleh gak gue bermimpi ?"
"Bego !" ucapnya langsung menoyor kepala Lia. "Kayak anak kecil banget, mau mimpi doang pakek izin. Mimpi apaan emang ?"
"Kalau gue bermimpi Kevin ngebales perasaan gue, boleh gak Ra ?"
Maura hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Kalau sudah begini Maura tak bisa berkata apa lagi.
"Serah deh serah lo Li, capek gue ngomong panjang lebar dari tadi. Rugi juga gak pernah ngeresep ke otak lo." Ucap Maura sambil mengangkat kedua tangannya tinggi tanda dia sudah menyerah.
Lia menoleh kearah Maura lalu mencoba tersenyum, senyum yang dipaksakan. Kenyataannya memang Lia tak akan bisa berhenti bermimpi.
*****
Hai aku kembali, sorry kalo lama dan ceritanya jadi makin gak nyambung skrng
Makasi banyak buat yang udah baca dan vote, loveyou all !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat [COMPLETED]
JugendliteraturCover by @kadekprasetya Untuk apa lagi bertahan ? Saat cinta memang sudah tak pernah memihak padamu sedari dulu ?