Pantai dan kelapa muda

1.8K 55 1
                                    

"Gue sayang lo Li, biarin perasaan gue tetap tumbuh buat lo."

Pernyataan Samudera itu masih terngiang ditelinga Lia. Apakah dia harus membiarkan Samudera memiliki perasaan itu padanya? Tapi kalau hendak melarang, memang dia siapa berhak melarang perasaan seseorang? Jatuh cinta tak bisa disalahkan, sama seperti dia yang jatuh cinta pada Kevin. Sayang sekali dia jatuh cinta pada orang yang salah. Malang. Mungkin seperti ini juga yang Samudera rasakan sekarang.

Lia sudah tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang sendirian dan itu menyakitkan. Haruskah hal buruk seperti itu dialami oleh lelaki baik seperti Samudera? Apa harus Lia membuka hatinya untuk Samudera?

"Li! Li! Lia!" panggil Maura yang duduk disebelah Lia. Tapi Lia masih asik dengan fikirannya sendiri, jadi tak mendengar panggilan Maura tadi.

"Lia?" Samudera akhirnya menepuk pundak gadis itu untuk menyadarkannya.

"Ah ya?" jawab Lia gelagapan karena ketahuan sedang melamun saat sarapan.

"Lo mikirin apa?" tanya Maura to the point.

"Gak mikirin apa-apa kok." bohong Lia.

Maura menatapnya dengan tatapan tajam. Dia tahu kalau Lia sedang berbohong.

"Apa gue ada salah ngomong Li?" kali ini Samudera angkat bicara. Dia tahu, Lia pasti sedang memikirkan perkataannya barusan.

"Gak kok Sam. Gue cuma kangen sama mama." lagi-lagi Lia berbohong.

Samudera hanya mengangguk, tidak ingin memaksa Lia bercerita kalau dia belum siap. Selanjutnya hanya suara sendok dan garpu yang tedengar, masing-masing memilih menyibukkan diri dengan fikirannya.

"Ah gak nyangka besok udah balik, rasanya gue masih pingin lama-lama disini." gerutu Maura.

"Next time kita liburan lagi Ra. Kita juga mesti belajar buat ujian." Lia seperti biasa selalu memikirkan pelajarannya.

Maura hanya bisa menghela nafas sabar. Sahabatnya yang satu ini memang selalu mengingat pelajaran dimanapun mereka berada.

"Hari ini kemana Sam?" tanya Maura antusias.

"Pantai?"

"Oke ayo kita ke pantai!" teriak Maura senang kemudian menyeret Lia menuju kamar untuk segera bersiap. Lia hanya bisa pasrah dan mengikuti Maura.

Mereka sampai di pantai pukul 09.30, waktu yang sangat tepat untuk berjemur dipantai. Berjalan sedikit jauh untuk menuruti keinginan Maura yang ingin mendapat spot bagus untuk berfoto. Dasar.

Samudera dan Lia hanya menurut saja, mengekor dibelakang Maura. Sesekali Samudera menjepret aktivitas di pantai pagi itu.

"Disini aja yuk, capek gue." keluh Maura.

Samudera dan Lia akhirnya berhenti lalu menurunkan barang-barang mereka disana.

"Gue beliin minum bentar. Kalian mau apa?"

"Gue kelapa muda ya Sam." baru saja Lia ingin menyodorkan uangnya pada Samudera, langsung ditolak oleh lelaki itu.

"Gak usah, gue yang traktir. Lo mau apa Ra?"

"Samain sama Lia." jawab Maura asal.

"Duitnya?" Samudera lalu menengadahkan tangannya didepan Maura sambil menunjukkan senyum liciknya.

"Ih giliran Lia digratisin, gue disuruh bayar. Gak adil emang."

Samudera hanya bisa tertawa mendengar omelan Maura. Rasanya ada kesenangan tersendiri bisa membuat gadis itu marah.

Terlambat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang