Kenapa? Kenapa saat itu gue ngerasa hal yang berbeda sama dia? Gue juga merasa ada sedikit perubahan di diri gue semenjak ketemu sama dia.
-Yoon Gi-
Sekolah terlihat mewah dengan dekorasi yang menghiasinya. Indri dan Lastya terperangah melihat itu semua. Padahal semalam tak ada tanda-tanda akan dibukanya Festival Sekolah yang akan berjalan selama tiga hari. Banyak juga dari sekolah lain yang berdatangan ke sekolah mereka, karena acara ini merupakan acara yang dibuka untuk umum. Jadi, siapa saja boleh memasukinya.
"Wah, daebak! Baru kali ini gue lihat acara semewah dan sebesar ini. Subhanallah banget." komentar Lastya ketika memasuki aula lantai satu sekolah mereka yang begitu besar.
Indri mengangguk menyetujui, sedangkan Ina hanya tersenyum.
Mereka mulai berjalan di tempat bazar. Disana banyak menjual barang atau makanan. Beralih ke tempat pameran berbagai karya anak sekolahan.
"Batik juga ada!" seru Indri kegirangan. Ia langsung memasuki stand batik. Kalau sudah bicara soal batik, Indri nomer satu.
Dia sangat suka batik, super duper suka banget. Ia menghampiri penjaga stand sekedar menaya tentang bazar. Ina dan Lastya asyik memilih batik yang akan mereka beli.
***Kedua pria itu sedang berada di balkon kantor sambil memandang orang-orang yang datang ke festival sekolah.
Salah satu pria tersenyum. "Mereka benar-benar melakukannya."
"Ayah jangan mengalihkan topik, aku tak mau dijodohkan dengan Hye Bi. Lagian kenapa kalian menjodohkan kami? Padahal kami berbeda keyakinan." ucap Yoon Gi pada ayahnya.
"Aku menjodohkanmu dengan anak gadisnya Kim, bukan dengan Hye Bi."
"Maksud ayah? Bukannya, Hye Bi putrinya... " tanya Yoon Gi bingung.
"Benar, memang saat ini semua orang mengetahui kalau Hye Bi itu putrinya. Hye Bi itu anak angkat Kim..."
"Anak angkat?"
"...ya. Hanya aku dan dia yang tau, kau juga. Setelah ia resmi bercerai dengan isterinya, ia kembali ke Korea, mengangkat anak perempuan dari panti asuhan dan hidup bersama hingga sekarang. Putri Kim itu tinggal di Indonesia dengan kebencian yang mendalam padanya, hingga saat ini kebencian itu masih tampak dari mata gadis itu." jelas pria itu.
Yoon Gi tampak berpikir, ia masih tak mengerti dengan kata-kata ayahnya.
"Siapa gadis itu, ayah?" tanya Yoon Gi penasaran.
"Kamu akan tau nanti. Ayah sibuk, kamu ke festival sekolah, tak ada pelajaran selama tiga hari ini." pria itu beranjak masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Siapa gadis itu?" gumam Yoon Gi, ia semakin penasaran.
***Setelah puas berkeliling, ketiga gadis itu memutuskan untuk membeli makanan dan minuman. Mereka membutuhkan tenaga untuk menikmati festival sekolah hingga sore nanti.
"Batagor! Kita ke sana yuk. Ina pernah makan batagor?" tanya Indri, wajahnya terlihat cerah.
"Belum."
"Ayo."
Mereka mengambil tempat dan Indri yang memesan ke sana.
"Mbak, batagornya tiga porsinya, kacangnya dibanyakin, campur."
"Oke, Indri?"
"Nisa?"
Mereka berpelukan, "lo apa kabar Ri?" tanya Nisa.
"Alhamdulillah, baik. Lo juga ikut bazar disini?"
"Iya, sekolah gue di undang di festival ini. Lo sendiri?" Nisa masih tak percaya.
"Ya, gue dapet disini. Ini sekolah yang gue dapet, lo dimana?"
"Yang bener, daebak. Sekolah ini terkenal banget di Seoul. Gue di Busan, lo lupa ya?"
"Oh iya, lo sama siapa disini?"
"Gue sama Febri, Feb, Indri Feb." panggil Nisa.
"Lo sama siapa? Lastya mana? Kalian sama kan?"
"Iya, Lastya, Ina, sini deh."
Ina dan Lastya menghampiri Indri.
"Nisa?"
Mereka saling berpelukan.
"Oh iya, kenalin temen kita, Ina."
"Wah, nama lo seperti orang Indonesia." ucap Nisa kagum.
"Gue emang blasteran Korea sama Indonesia."
"Wah, tapi kelihatannya seperti orang Korea banget ya."
Ina hanya tersenyum.
"Ya udah, kalian tunggu disana aja. "
"Oke."
"Gue bantu ya Nis."
"Gak usah, lo pelanggan gue."
"Udahlah, atau gue maksa nih?"
"Iya deh."
Sementara Indri bersama Nisa menyiapkan batagor. Sekelompok pemuda tampan(author : menurut gue nggak juga sih, hehe.) mereka berjalan menuju tempat batagor setelah melihat Lastya dan Ina yang duduk disana.
"Batagor tujuh porsi ya?" ucap Yoon Gi.
"Yoon Gi Oppa!" teriak Nisa kegirangan.
Indri berdecak kesal, ia mengusap telinga kanannya.
"Jangan lupa kacangnya yang banyak ya, Indri." ucap Yoon Gi sambil merangkul bahu Indri.
Indri langsung melepaskan tangan Yoon Gi dari bahunya.
"Gak usah genit lo jadi orang! Biasa aja kali." wajah Indri berubah gelap.
"Mianhe, gue nggak sengaja. Tujuh ya, kita duduk disana." tunjuk Yoon Gi ke arah Ina dan Lastya.
"I-iya." ucap Nisa gugup.
"Astaghfirullah, ya Allah, ampuni hamba. Untung aja gue nggak siram dia pake minyak panas." omel Indri tak jelas.
"Mereka juga sekolah disini?"
"Iya, beberapa doang. Yang sekelas gue cuma Yoon Gi sama Jungkook." jelas Indri sambil mengambil kecap.
"Seneng banget sih hidup lo Ri?"
"Seneng apanya? Gue menderita tau gak."
"Iya, gue tau, kita itu muslimah, harus menjaga diri. Jangan sampai kebabblasan. Makasih lo udah ingetin gue, tapi lo jangan emosian dong, kurangin."
"Iya. Gue anter punya gue, Lastya sama Ina ya, kalian aja yang anter punya mereka."
"Iya, tenang aja."
Indri membawa nampan berisi minuman dan batagor untuk mereka bertiga.
"Punya kita bertujuh mana? Kok gak dianterin sih?" tanya Yoon Gi.
Indri cuma diam, tak mau terpengaruh dengan godaan yang akan membuat emosinya memuncak.
"Wah, daebak. Ternyata kita punya selera yang sama ya, kita emang berjodoh." ucap Yoon Gi masih belum menyerah.
Mengundang teman-temannya untuk menggoda mereka. Namun, lagi-lagi Indri tak menggubris, ia asyik dengan batagor yang berada di hadapannya.
***Assalamu'alaikum guys. Setelah gue baca sekali lagi bab Focus, ternyata Yoon Gi biasa aja. Mungkin gue yang terlalu labil. Semoga kelabilan ini hilang, aamiiin... *curhatwkwkw
Oke, semoga kalian suka sama part ini, huh, gue juga gak tau mau bilang apa.
Wassalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Indri [Complete]
Roman pour AdolescentsIni berawal dari pertukaran pelajar yang dilakukan Indri dan Lastya yang lolos di salah satu Sma swasta yang terkenal di Seoul, Korea Selatan. Bertemu dengan seseorang yang membuat Indri kesal dengan sikap dan perilaku orang itu. Apa yang akan terja...