Mommy

1.3K 112 2
                                    

Author POV :

Mata pemuda itu masih menatap wanita paruh baya yang sedari tadi mondar-mandir melayani pelanggan yang datang ke kedai nya. Gadis yang bersamanya jadi ikut-ikutan. Padahal, jika pemuda itu berani, mereka sudah masuk ke dalam kedai itu, menemui wanita paruh baya itu.

"Oppa, kita ngapain disini? Kenapa gak masuk ke sana?" Tanya Ina bingung.

Yoon Gi masih belum bereaksi, ia bagaikan manekin. Bagaimana tidak? Ia sudah lama tidak menemui wanita itu. Kali ini, ia ingin menemui wanita itu, tetapi sekali lagi keraguan dalam dirinya muncul dan tenggelam di setiap waktu. Membuatnya terkadang tak bisa memutuskan sesuatu dengan cepat.

"Ayo kita ke sana." Ucap Yoon Gi tiba-tiba, ia menarik lengan Ina.

"Pelan-pelan, Oppa. Ina hampir jatuh."

Yoon Gi melepaskan tangannya dari lengan Ina. Ia berdiri, menghirup napas dalam dan mengeluarkannya setelahnya. Ia dan Ina memasuki kedai itu, memilih tempat duduk di sudut kedai. Ia membuka maskernya, ia duduk membelakangi beberapa pengunjung.

"Kita mau makan apa?" Tanya Ina.

"Terserah, samain aja."

"Mau pesan apa?" Seorang wanita menghampiri mereka.

"Bentar ya bu." Ucap Ina sambil melihat daftar menu.

Sedangkan Yoon Gi memandang wanita itu. Mata mereka bertabrakan, ada sesuatu yang tersimpan antara mereka berdua. Yoon Gi memalingkan pandangannya ke Ina ketika Ina menyebutkan makanan yang mereka pesan.

"Mohon ditunggu." Ucap wanita itu dan pergi setelahnya.

"Jadi, setelah ini, kita ketemu sama ibu, Oppa?"

"Iya, setelah kedai ini sepi."
***

Suasana rumah Pak Kim akhir pekan ini begitu ramai. Kedatangan Mama dan Cahyo beserta istri dan anaknya sangat dinantikan Indri. Ia langsung memeluk Mama ketika ia, Lastya dan Hye Bi masuk ke dalam rumah.

Tak hanya itu, Lastya berdiri ditempatnya. Ia juga tak menyangka kedua orangtuanya juga ikut bersama Mama. Ia berjalan perlahan, memastikan jika itu kedua orangtuanya. Ia sangat senang, dipeluknya ibunya erat.

Ia sangat bersyukur kepada Allah, karena mengabulkan doa yang selalu ia sebutkan di akhir sholatnya. Hye Bi sangat terharu memandang kejadian ini, ia jadi rindu kepada kedua orangtuanya yang sudah meninggal dunia.

Punggungnya diusap lembut oleh ayahnya. Seolah mengatakan bahwa masih ada orang yang menyayanginya, yaitu Pak Kim sendiri.

"Om sama tante juga ikutan, kita kira cuma Mama sama Bang Cahyo doang." Ucap Indri.

"Surprise, Ri." Ucap Mama.

"Lastya senang, Ayah sama Ibu mau datang lihat keadaan Lastya." Lastya menghapus air matanya.

"Surprise, La." Ucap Ibunya sambil mengusap punggung Lastya lembut, memberikan kenyamanan kepada Lastya.

"Yuk, kita makan siang. Belum makan siang, kan?" Tanya Pak Kim.
***

"Enak sekali Oppa."

Ina menyudahi ritual makan siangnya. Ia bersandar sambil mengedarkan pandangan. Matanya tertumpu pada seseorang, ia tak salah, itu pasti orangnya.

"Oppa." Ina memukul meja pelan, tetapi pandangannya masih belum berpaling.

"Apa?"

"Itu bukannya Ayah?" Ina menunjuk ke arah seseorang yang baru saja memasuki kedai dan duduk sendirian.

Yoon Gi langsung mengikuti arah pandang Ina. Benar saja, pria itu adalah Ayahnya.

"Kenapa Ayah ada disini? Apa dia sering ke sini?" Batin Yoon Gi.

Pikirannya mengeluarkan berbagai macam pertanyaan. Ina berdiri, membuat Yoon Gi mencegahnya.

"Jangan, kita tunggu sampai kedai sepi. Ini akan tutup sekitar dua jam lagi."

"Dua jam lagi?"

"Iya, kalau mau pulang, silahkan."

"Gak, Ina sama Oppa aja."

Ina kembali duduk manis ditempatnya semula sambil memandang sekitar kedai tua itu.
***

"Kenapa lo pulang-pulang muka gelap gitu?"

Yoon Gi mendesah pelan, ia menghempaskan badan ke kursi di samping Jungkok duduk. Matanya memandang ke laptop Jungkok yang menayangkan sebuah film lepas. Keningnya berkerut, rahangnya terlihat kaku. Ia selalu saja seperti ini, selalu cepat berubah pikiran disaat yang mendesak. Keadaan tadi membuatnya sedikit tertekan. Bagaimana bisa ia menemui wanita tua itu? Sedangkan ayahnya ada disana, itu merupakan alasan yang membingungkan bagi setiap orang. Tetapi, setiap orang memiliki alasan masing-masing yang terkadang diluar nalar.

"Lo bisa cerita sama gue. Gue bakal dengerin cerita lo, atau lo masih mau nonton?"

Yoon Gi masih belum bereaksi, pikiran dan hatinya sedang berperang.

"Kenapa mereka harus berpisah? Kenapa mereka melakukan itu? Apa ia datang untuk meminta maaf?" Batin Yoon Gi.

"Gue mau istirahat dulu." Ucap Yoon Gi sambil menepuk pelan bahu kiri Jungkok.

Jungkok hanya mengangguk dan kembali menonton film yang hampir selesai.
***

"Gue balik."

Ina masuk ke dalam kamar asrama, ketiga temannya belum pulang.

Kini Ina sedang menghadap ke laptop yang bertumpu di paha. Ia sedang browsing dan juga mampir ke akun sosial media miliknya. Ia mengklik ikon cari dan menulis nama akun sosial media milik Yoon Gi. Pengikut Yoon Gi sudah tak diragukan lagi, sangat banyak. Ia menscroll ke bawah, mencari foto yang bisa menuntaskan rasa penasarannya.

Sejak mereka kembali lebih cepat dari kedai itu, Ina ingin bertanya lebih banyak pada Yoon Gi. Kenapa mereka pulang? Bukannya kedai itu belum sepi? Kenapa tidak menghampiri ayah saja?

Namun ia urungkan karena melihat ekspresi wajah Yoon Gi yang tak bersahabat.

"Ayo kita pulang." Ucap Yoon Gi setelah mengeluarkan uang dan meletakkannya diatas meja mereka.

"Bukannya dua jam lagi?" Tanya Ina bingung.

Yoon Gi langsung memakai maskernya dan berdiri meninggalkan Ina yang masih kebingungan. Menyadari hal itu, Ina langsung mengejar Yoon Gi, pemuda itu sudah duduk manis di halte bus tak jauh dari kedai itu.

Ina mendesah kasar, ia merapikan rambutnya. Berusaha keras agar mendapatkan informasi tentang ibu Yoon Gi. Nihil. Hasilnya nihil, ia tak mendapatkan apa-apa dari akun sosial media milik Yoon Gi. Postingannya hanya sekedar pemandangan atau aktivitas sehari-hari.

Jujur saja, ia belum pernah menemui ibu Yoon Gi, ia sangat penasaran sejak lama. Tahun lalu, Yoon Gi ingin mengajaknya juga menemui ibunya, tetapi gagal karena suatu hal. Dan sekarang juga tak jadi.
***

Assalamu'alaikum,
Sibolga, 10/06/2017.

Jangan lupa voment yaa.
Oh iya, aku ada cerita baru loh. Judulnya CYR(Three Brothers).Cerita itu buat temen aku yang udah nagih dari tahun lalu. So, aku juga nunggu kehadiran kalian di cerita itu, baru satu part.

Okeh, itu ajah.
Wassalam.

Kim Indri [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang