Knock Me Out

1.5K 162 2
                                        

Hari ini merupakan hari terakhir festival sekolah. Indri tengah membereskan barang-barangnya ke lemari pakaian. Lastya tampak memakai kerudung abu-abu. Sedangkan Ina main game di ponselnya.
***

Seluruh lampu aula tiba-tiba mati. Tampak pengunjung yang datang ke sana panik. Beberapa menit kemudian, lampu panggung hidup menyorot ke seseorang pemuda dengan ditemani gitar. Para gadis terdengar berteriak memanggil namanya. Ketiga gadis itu melihat pemuda itu dengan wajah datar.

"Selama malam semua." sapanya.

"Malam." jawab penonton.

"Lagu ini gue bawa buat seseorang yang ada disana. Berdiri di kegelapan bersama temannya..." Pemuda itu tersenyum sejenak.

"...gue bakalan nyanyi lagu dari Afgan, penyanyi Indonesia. Dia merupakan salah satu idola gue. Lagu ini berjudul Knock Me out. Semoga kalian suka."

Tangan pemuda itu mulai memetik gitarnya. Alunan nada mulai terdengar. Hening, seluruh penonton menyaksikan itu dengan tenang. Mata pemuda itu tak henti menatap orang yang dikatakannya tadi.

"Astaghfirullah." gumam Indri.

"Kenapa Ri?" tanya Ina.

"Gue mau ke toilet."

"Tanggung, Yoon Gi oppa belun selesai. Lagian gelap, gak kelihatan Ri."

"Ya udah deh."

Indri memandang ke sekitarnya,  benar saja, tak ada pencahayaan sedikit pun.

"Sebenarnya Yoon Gi Prince lihat ke siapa sih?" gumam Hye Bi kesal.

Ia tak tahan lagi, ia berbalik dan terdengan teriakan. Ternyata Hye Bi menginjak kaki seorang pengunjung.

"Mianhe, saya tak sengaja."

"Mereka berdua kemana lagi?" gumam Hye Bi mencari kedua dayangnya.

"Terima kasih, semoga malam kalian menyenangkan."

Lampu aula kembali menyala, aktivitas yang tadinya terhenti kini telah kembali seperti semula. Indri memejamkan matanya, ia tak tau lagi harus bagaimana. Ia harus kembali ke asrama sekarang juga. Ditemani Ina dan Lastya mereka kembali ke asrama.

"Lo nggak apa-apa disini sendiri?" tanya Lastya meyakinkan. Ia sangat khawatir dengan keadaan Indri.

Indri tersenyum, "iya,  ini cuma efek datang bulan aja kok."

Indri kini sendiri terbaring di tempat tidurnya. Ia menatap langit-langit, kemudian memejamkan matanya. Ia langsung membuka matanya dan langsung mengambil ponselnya.

Ia beranjak ke balkon kamarnya dan duduk di sofa yang ada di sudut balkon. Ia memakai baju hangat dan juga membawa minuman hangat.

'Mama. '

Tut...tut...tut

"Assalamu'alaikum, Indri? Apa kabar sayang, sudah lama kamu nggak nelpon mama. Pasti sibuk ya?" ucap mama di seberang sana.

Indri menatap wajah ibunya, butiran bening kini mengalir dikedua pipinya. Dengan cepat Indri menghapus air matanya itu.

"Ma, Indri kangen."

"Iya, jawab salam mama dulu."

"Wa'alaikumsalam."

"Kamu kenapa menangis sayang?"

"Indri takut ma, Indri takut disini. Apalagi, nguji iman banget. Dan satu lagi, Indri ketemu sama,..."

"Kamu kenapa Ri, serahin semua sama Allah, mama di sini doain yang terbaik buat kamu sayang. Jangan takut, kan ada Allah yang jagain Indri."

"Indri ketemu sama papa disini ma."

Ibunya tersenyum, "sayang, cobalah untuk ikhlas. Kamu ketemu papa karena Allah udah ngehendakin itu semua sayang. Kamu istirahat aja ya. Mama lihat kamu udah capek."

"Ma, Indri masih kangen."

"Libur sekolah kan Indri pulang ke Indonesia buat liburan. Nanti disitu Indri cerita sama mama, semuanya. Jangan lupa sholat ya sayang, ngajinya juga. Oh iya,  zikir nya juga."

"Indri istirahat dulu ya ma, Assalamu'alaikum."
***

Pagi ini terasa dingin, Indri mengeratkan jaketnya. Ia sekarang masih dikamar terbaring lemas. Ia sudah meminta Lastya dan Ina untuk mengatakan kalau dia tak bisa datang ke sekolah hari ini. Pergantian cuaca sekaligus datang bulan membuat badannya harus menyesuaikan diri. Suaranya serak, badannya panas, ia demam. Padahal tadi Ina sudah menyarankan untuk pergi ke uks, tapi Indri bersikeras untuk tetap tinggal di asrama.

Klek!
Pintu kamar terbuka, Indri langsung memakai kerudungnya.  Seorang suster masuk dengan kursi roda mendekati tempat tidur Indri.

"Selamat pagi, Indri." sapa sister ramah.

"Pagi, ada apa ya sus?" tanya Indri dengan suara seraknya.

"Menurut peraturan sekolah, siswa yang sakit wajib dirawat di uks sekolah. Apa kamu tak ingat? Kamu petugas uks juga kan?"

"Iya sus, saya ingat kok."

Setelah mengambil barang yang diperlukan, mereka langsung pergi menuju uks.
***

Assalamu'alaikum guys, semoga pada suka sama part ini, plis komen apa yang kalian rasa di part ini. Supaya di part selanjut nya gue bisa buat yang lebih baik lagi. Itu aja, wassalam.

Kim Indri [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang