Hanya Mimpi

1.3K 114 5
                                    

Indri POV :

"Udah pulang?" tanya gue sambil meregangkan badan.

Hye Bi mengangguk, dia juga ikut meregangkan badannya. Hye Bi membereskan barang-barangnya ke dalam tas.

Gue masih duduk memperhatikan Hye Bi yang sedari tadi sibuk sendiri. Ini benerankan? Bukan mimpi yang dikatakan Lastya kan? Lucu dong kalo yang tadi juga mimpi. Gue bingung.

"Lo gak apa-apa kan, Ri?" Tanya Hye Bi khawatir.

"Iya, gue gak apa-apa. Coba cubit pipi gue."

"Buat apa?" Hye Bi tampak bingung dengan sikap gue.

"Udah, lakuin aj-a, aww... Sakit tau!" Ucap gue kesal.

"Lo tadi nyuruh gue. Kok jadi marah sih?"

"Berarti ini bukan mimpi, ini beneran. Alhamdulillah." ucap gue pelan.

"Lo bilang apa?"

"Enggak, gue balik ke kursi gue dulu ya. Belum beres-beres."

Gue lalu pergi ke tempat duduk gue sambil memperhatikan sekitarnya. Ini benerkan gue lagi disini, bukan mimpi?

"Aduh." lirih gue pelan.

Gue hampir jatuh kalau tidak ada meja di depan gue. Gue membenarkan jalan gue. Entahlah, mungkin seluruh pasang mata tengah menatap gue bingung dengan sikap ceroboh gue. Gue rasa seperti mayat hidup. Gue duduk kemudian memasukkan semua buku-buku yang berserakan diatas meja gue serta pulpen. Gue langsung beranjak ke kantin, sendirian meninggalkan mereka bertiga.
***

Gue duduk sambil mengaduk ice cream yang sudah mencair. Pandangan gue terasa kosong, benerkan gue ada disini? Gak mimpi kan? Sebuah tangan menyadarkan lamunan gue.

"Allahu Akbar." Gumam gue sambil menatap Lastya kesal.

Disamping nya sudah duduk Ina dan disamping gue, Hye Bi sudah duduk dengan ice cream dengan rasa yang sana dengan gue di depannya. Gue kembali mengaduk ice cream yang sudah berubah menjadi air. Pandangan gue bertabrakan dengan Yoon Gi. Dengan cepat gue minum ice cream yang sudah mencair menjadi air tadi. Gue kemudian meminum air hangat setelahnya, alasannya supaya tenggorokan gue tetap hangat.

"Lo gak kenapa-napa, kan?" Tanya Lastya.

"Iya, ternyata ini bukan mimpi."

"Maksud lo?" Dia masih belum ngerti juga.

"Pokoknya ini gak mimpi, udah deh, gue lagi males banget nih." Ucap gue, beneran, gue males banget sekarang. Pengennya tidur aja, gue masih bingung apakah ini mimpi atau enggak. Yang pastinya Hye Bi udah mencubit pipi gue yang sakitnya na'udzubillah.

Gue beranjak dari duduk, pikiran gue masih gak fokus. Sudah berpuluh kali gue istighfar dalam hati tak lupa juga zikir yang lain. Gue juga gak ngerti, gue masih sendiri berjalan ke asrama.

Setelah masuk ke dalam kamar, gue langsung bersih-bersih. Yang gue lakuin sekarang adalah duduk di balkon asrama sambil menikmati coklat panas. Gue menghubungi nyokap gue. Tersambung.

"..."

"Wa'alaikumsalam. Mama apa kabar?"

"..."

"Alhamdulillah, kalau Mama baik-baik aja. Indri juga baik-baik aja disini. Iya, Ma."

"..."

"Iya, Ma. Indri udah baikan sama Ayah. Iya, Wa'alaikumsalam."

Gue menghela napas kasar, gue kembali meneguk coklat panas yang udah dingin.
***

Gue sedang memandang Qur'an yang ada di tangan kanan gue. Gue bener-bener rindu sama Qur'an. Gue udah tau jawabannya, gue gak pernah muroja'ah. Galau nya gue gara-gara gak nambah hapalan dan udah jarang banget muroja'ah ayat bareng Lastya. Galau nya gue gak macem remaja lain, semua galaunya tentang hubungan dengan lawan jenis. Bukan bermaksud sombong, gue beneran galau kali ini. Dan itu bukan karena ada hubungan dengan lawan jenis. Nyokap juga tadi udah ingetin gue di telpon, Lastya apa kabar ya sama hapalannya? Gue rasa dia juga kali ya? Atau emang cuma gue?

Gue menghembuskan napas kasar, ya Allah, ampuni hamba. Hapalan gue Alhamdulillah hampir sepuluh juz. Gue lagi ngulang surah terakhir di juz 8. Gue hapal juz 1,2,3,4,5,6,7, 29,30 dan yang ke delapan InsyaAllah, doain aja gue bisa ngehapal dan terus inget dan juga ngepaham sama artinya dan juga(lagi) gue bisa ngamalin di kehidupan sehari-hari. Hadis juga InsyaAllah, sedikit demi sedikit gue pelajari. Doain ya biar gue lancar paham semuanya.

Gue masih ngulang hapalan gue yang sempet putus. Pintu kamar asrama terdengar terbuka, gue lanjut buat ngehapal.

"Assalamu'alaikum neng. Sendirian aja." Itu suara Lastya, dia udah berdiri aja sama Ina dan Hye Bi.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa?" Tanya gue sambil menutup Qur'an.

"Lagi ngehapal? Atau mau muroja'ah?" Tanya Lastya balik.

"Gue mau ngehapal juz yang ke depalan. Udah jarang banget nih. Gue kangen ngehapal." Jelas gue kemudian masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang gue.

Ina dan Hye Bi langsung beranjak dan ganti baju. Sedangkan Lastya malah duduk di kursi belajar gue.
***

Assalamu'alaikum guys, update yuhuu, besok puasaa, mohon maaf lahir & batin ya. Kalo author ada salah, maafin yaaa. Koment nya di butuhin, karena fyi aja nih, kim Indri bakalan habis beberapa part lagi.

Wassalam.

Kim Indri [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang