Terungkap

1.3K 150 0
                                    

Saat ini Hye Bi sudah berdiri di depan kamar asrama nomor dua ratus tiga. Isakan tangis terdengar samar, diketuknya asal  pintu berwarna biru itu. Tak berapa lama, wajah Yoon Gi terlihat disana. Ia terkejut melihat wajah Hye Bi, mata sembab dan sayu, serta hidung merah.

"Oppa." Panggil Hye Bi pelan.

"Ada apa?"

"Oppa, aw sakit, oppa..." lirih Hye Bi.

Ia memegang kepalanya, terasa sangat sakit. Badannnya terasa lemas, kemudian tak sadarkan diri. Yoon Gi langsung menangkap badan Hye Bi agar tak terbentur ke lantai.

"Innalillahi, baiklah. Aku akan ke sana."

"Kenapa?" tanya Lastya bingung.

"Hye Bi masuk rumah sakit, Yoon Gi ada disana sekarang."

"Ngapain kita ke rumah sakit? Hye Bi siapa kita?" tanya Ina begitu sinis.

"Ina, Hye Bi itu teman kita juga. Jadi kita harus menjenguk Hye Bi sesibuk apapun." Jelas Indri.

"Iya, Ri. Gue ingat, ada hadis yang menyebutkan." Timpal Lastya.

Ina tampak berpikir, "baiklah, aku ikut."

Bagaimana Hye Bi tak menyukai Yoon Gi hingga sekarang. Sebenci-bencinya Yoon Gi padanya, Yoon Gi akan menolongnya. Seperti saat ini, Yoon Gi terlihat mondar-mandir di depan ruang UGD. Wajahnya terlihat khawatir. Ketiga gadis itu sampai disana beberapa menit kemudian. Yoon Gi tak sendiri, ia bersama ayahnya dan ayah Hye Bi.

"Bagaimana keadaan Hye Bi, Gi?" Tanya Indri.

"Dia masih didalam." Tunjuk Yoon Gi ke ruang UGD.
***

Udara malam membuat Indri semakin kedinginan. Ia mengeratkan jaketnya. Sebuah tangan menyentuh tangan mungilnya dengan lembut. Kehangatan terasa disana, memberikan energi pada Indri.

"Maafkan ayah, tak semestinya ayah seperti ini. Tak seharusnya ayah pergi meninggalkan kalian semua. Tetapi kamu harus tau Indri, ayah melakukan ini semua demi melindungi keluarga kita..."

Saat itu masalah datang dari arah keluarga ayah Indri. Ketidakrestuan keluarga Kim membuat kemarahan bagi kepala keluarga. Menganggap dirinya sudah tak dapat mengurus anaknya. Anak lelaki satu-satunya, melawannya ketika telah berkenalan dengan wanita lain. Menolak perjodohan dengan gadis dari orang segolongan dengannya. Ancaman demi ancaman mengalir selama pernikahan mereka.

Ketika anak perempuan Kim telah berumur delapan tahun. Ancaman yang begitu menusuk hatinya datang di waktu yang tak diduga. Namun, tak disangka istrinya mengetahui semua. Ia tak tau lagi. Ia melakukan apa yang dikatakan istrinya, pengertian istrinya pada keadaannya saat ini membuat hatinya semakin sakit. Ia melakukan itu ketika anak perempuannya mulai membencinya secara perlahan. Menjadi kesalahpahaman yang besar hingga saat ini.

"...ayah minta maaf. Mungkin  kamu menganggap ayah jahat. Sekali lagi, ayah minta maaf. Ayah hanya ingin menyelamatkan kalian dari ancaman itu." jelas pria itu. Ia melepas genggaman tangannya. Wajahnya tampak lesu.

Indri hanya terdiam ditempat memikirkan kata demi kata yang keluar dari mulut pria itu. Ibu benar, ayah tak seburuk yang ia sangka selama ini. Ia hanya tersenyum membalas penjelasan ayahnya.
***

Assalamu'alaikum guys, update pendek dulu yak. Semoga suka. Jangan lupa voment yaa...
Wassalam.

Kim Indri [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang