-°| Super Manja

13.6K 885 196
                                    

Angin malam berhembus semakin kencang dan semakin membuat tubuh Darren sedikit menggigil. Entah sudah berapa lama Darren berada di balkon kamarnya itu. Ucapan-ucapan Keira yang sedikit aneh terus-terusan berputar seperti kaset rusak di kepalanya.
Ini tidak wajar.
Selama ini Keira tidak pernah berbicara seserius dan semelow itu.
Tapi kenapa tadi Keira bicara seperti itu?
Arggghhh!!!!
Apa sih yang Keira sembunyiin?
Darren mendungus gelisah.

Darren mulai melakukan kebiasaannya, kalau dulu Darren merokok saat banyak pikiran tapi sekarang Darren sudah pindah ke Vape [jamannya udah modern ya], menurut Darren kepulan asap di udara itu adalah luapan dari kegelisahannya, tapi tetap saja, kata "di mana pun" itu masih terus menerus meneror pikiran Darren, dan kata itu juga menjadi kata teraneh yang Darren dengar dari Keira.
Kata itu juga yang semakin membuat Darren jadi terlalu khawatir akan kenyataan.

"Ck! SIAL!!!! Keira kenapa sih jadi aneh gitu?! Bikin gue takut aja." gumam Darren frustasi.

Kreeeekkkkk [suara pintu di buka]

Darren menolehkan kepalanya ke arah pintu,
Dahinya mengernyit sesaat,
"Mama." lirih Darren yang langsung menyimpan Vape di saku celananya.

"Ini udah malem lo sayang, kenapa masih di luar?" tanya Mama Darren dengan lembut.

"Eh, mama. Udah pulang, Ma?" ucap Darren tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya.

"Di tanya malah balik tanya, gimana sih?" tanya Mama.

Darren tersenyum kikuk.

"Kamu kenapa jam segini masih di luar? Ini udah malam lo sayang, cuacanya juga lagi gerimis," kata mama Darren dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Pengen aja, ma. Mama tadi pulang jam berapa? Kok Darren nggak denger ada mobil dateng,"

"Jam 11 lebih dikit. Masuk dulu yuk, di luar dingin," kata Mama sambil masuk ke dalam kamar.

Darren menganggukkan kepalanya 2 kali, setelah itu Darren melangkahkan kakinya mengikuti sang Mama.

"Tutup pintunya sayang!" titah Mama.

Darren memutar tubuhnya 180° dan meraih knop pintu, menariknya ke dalam sampai terdengar bunyi 'klek' tanda pintu sudah tertutup sempurna. Setelah itu Darren kembali melangkahkan kakinya menghampiri sang mama yang sedang duduk dengan anggunnya di tepian kasur yang berukurang jumbo.

"Ma? Darren kangen banget sama mama," ucap Darren sambil memeluk mamanya dari samping.

"Kamu cowok lo sayang, umur kamu juga udah 17 lebih kan!? Masa iya masih aja manja sama mama?" tanya mama menggoda Darren.

"Biarin aja kali ma. Sama mama sendiri ini,"

Mama mengelus puncak kepala Darren dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Ma?" panggil Darren lagi.

Mama menolehkan kepalanya menatap putra sulungnya. "Kenapa sayang?"

"Kira-kira ada yang mama sembunyiin dari aku nggak?" tanya Darren.

Mama mengernyitkan pangkal hidungnya sambil menatap Darren dengan tatapan yang sulit di artikan. "Maksudnya?" tanya Mama bingung.

"Ya, mama ada nyembunyiin tentang apa gitu, emm. . yang menyangkut Keira," kata Darren.

"Nyembunyiin apa sih sayang?" tanya Mama Darren bingung. "Mama beneran nggak paham deh," kata Mama 78% jujur.

"Eh. .nggak paham ya? Yaudah deh, Darren nggak jadi nanya, he .. . he. ." kata Darren sambil tersenyum manis. "Eh, Papa mana ma?"

COMPLEJOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang