-°| Tamparan

9.7K 858 179
                                    

Keira menangis sesegukan di rooftop rumah sakit.
Aldan pergi meninggalkan Keira 30 menit yang lalu. Mungkin Aldan pulang dan tidur di kasur empuknya atau entahlah, yang jelas Keira benci memikirkan soal itu.
Dan Keira sudah berusaha setengah mati untuk bisa berdiri, tetapi semuanya percuma. Kaki kirinya terasa semakin sakit dan kram jika digerakkan. Mau minta tolong tapi bingung minta tolong ke siapa.
Mau teriak tapi percuma, nggak bakal ada yang denger.
Mau nelpon juga nggak bawa hp.

Arrggghhhhh!!!!!

Suasana semakin mencekam dan gelap. Rasa dingin juga sudah menjelajahi tubuh Keira yang hanya menggunakan pakaian rumah sakit serta jaket kulit milik Aldan.

Langit gelap karena mendung.
Dan sepersekian detik kemudian rintikan hujan mulai membasahi tubuh Keira.
Kalau biasanya Keira suka hujan, kali ini Keira benci hujan.

Menurut Keira hujan kali ini menyebalkan.

Luka gores yang didapatkannya semalam terasa perih dan sangat sakit saat terkena rintikan air hujan.
Belum lagi kaki kirinya yang semakin terasa nyeri dan kram.

Kalau biasanya, Keira menyanyi saat hujan, tapi kali ini Keira merintih dan menangis.
Merintih saat merasakan semua tubuhnya yang terasa sakit. Serta menangis karena menyesali suatu hal.

Yang jelas, hujan kali ini membuatnya sakit. Membuatnya terluka. Membuatnya. .. .. [menyesal].

·

Keira kembali memutar memorinya tentang perjuangan-perjuangan Aldan, keposesifan Aldan serta hal-hal romantis yang pernah Aldan lakukan untuk Keira.

Jantung Keira berdetak kencang dan kepalanya terasa semakin ringan. Air mata Keira nengalir semakin deras, seketika Keira ingin berlari untuk menemui Mr. Bram dan memeluknya erat.

Keira terlalu jahat sama Aldan.

Keira terlalu [payah] untuk diperjuangkan.

Keira juga terlalu munafik dalam merasakan rasa.

Keira sadar, Keira salah.
Keira juga sadar kalau Keira itu sama sekali nggak peka.
Keira bodoh.
Keira tidak memikirkan perjuangan Aldan selama 8 bulan ini.
Dan lebih bodohnya lagi, Keira dengan gampangnya memutuskan hubungannya dan Aldan, dengan cara yang super konyol dan [membahayakan diri sendiri].

Arrggghhhhh!!!! Keira memang bodoh!!!!

Kalau udah gini mau gimana lagi???

·

Hujan semakin deras. Titik-titik airnya semakin keras menghujani tubuh Keira yang penuh luka gores.
Bukannya Keira betah disini, tapi Keira terpaksa bertahan disini karena kondisi kakinya yang semakin lemah dan sakit.

"Ahhh...... Aldan tolongin gue. "


...[]...

Aldan sampai di pintu kamar inap Keira, mencoba membukanya tapi terkunci dari dalam.
Aldan memutuskan untuk mengetuknya. Terdengar suara-suara gaduh dan isakan di balik pintu.
Sedetik kemudian terdengar langkah kaki mendekat ke pintu.

Dia Darren. Kali ini Darren terlihat sangat kacau. Rambutnya berantakan dan wajahnya sangat frustasi.
Darren hanya sedikit membuka pintu untuk melihat Aldan, dan segera membukanya lebih lebar lagi.

"Keira mana, Al?" tanya Sarah, mama Keira. Dengan nada panik.

"Keira dimana, Al?" tanya Mr. Bram.

Aldan diam, matanya mengamati orang-orang yng berada di kamar rawat Keira satu persatu tanpa tekecuali.

"Keira mana?" tanya Regan dingin disertai tatapan tajamnya.

COMPLEJOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang