[-]°| yang [lalu]

6.4K 570 105
                                    

Tepat 6 hari yang lalu.

Saat Manda, Vino serta Vera baru tiba di RSM Bogor.

Manda mendapat sebuah pesan yang menyatakan bahwa Keira sedang berada dalam bahaya.

Manda khalap. Dia langsung turun dari mobil dan langsung berlari menuju ruang mawar nomor 506 A.
Dibelakanngnya ada Vino yang berusaha mensejajarkan langkah Manda yang ternyata cukup lebar untuk ukuran seorang perempuan.

Ah

Dibelakang Vino masih ada Vera yang berusaha mengikuti langkah kedua temannya dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Sial."
Apa mereka berdua tidak sadar bahwa tubuh Vera itu besar dan susah untuk diajak maraton.
Khawatir sih khawatir,

Tapi please deh, ngertiin dikit.

.

Setibanya Manda di depan kamar mawar no 506 A, Manda langsung membuka pintunya dengan sekali sentakan.

Brakkkk.

"Lo siapa?" teriak Manda saat mendapati seorang laki-laki yang mengenakan topi beserta masket buff memeluk Keira posesive.

Lelaki tersebut tersentak. Dan dia langsung melepaskan pelukannya dan spontan langsung berlari keluar ruangan untuk menghindari Manda yang sudah siap menerkamnya.

"Berhenti lo!!" teriak Manda sambil mengejar lelaki tersebut.

Tapi memang kekuatan lelaki dan perempuan itu tidak sebanding,
Lelaki tersebut hilang saat diujung koridor dan Manda hanya mampu mendengus kesal sambil mengumpat, "Brengsek!!"

Manda memutar arah untuk kembali ke ruang rawat Keira.
Tapi, sesampainya Manda di dekat ruang rawat Keira, Manda mendapati para dokter dan suster berjalan tergesa-gesa sambil mendorong bed Keira menuju ruang ICU yang berada di sebrang ruang rawat Keira.

Deg

Ada apa?

Keira kenapa?

Langkah Manda melambat. Tubuhnya sedikit lemas.
Pikirannya mulai berhamburan entah kemana.

Sedetik kemudian tubuhnya limbun.

Dan hap,

Vino menangkap tubuh Manda yang limbun dengan tepat waktu.

Keira, Vin," lirih Manda sambil menahan tangis.

Vino merengkuh pundak Manda.
"Kamu tenang ya, Keira pasti baik-baik aja," kata Vino mencoba menenangkan Manda.

"Tapi, Vin,"

"Udahh, jangan mikir yang macem-macem. Percaya sama aku! Keira pasti baik-baik aja," kata Vino sambil mengusap air mata yang meluncur bebas di pipi tembem Manda.

Suasana hening.

Sepi.

Dan menduka.

Vino sibuk menenangkan Manda yang terus terisak, sedangkan Vera duduk di kursi besi yang ada di depan ruang inap Keira dengan kedua tangan yang menutup seluruh wajahnya.

.
.

6 hari yang lalu.

Hari itu adalah hari kehancuraan buat Aldan. Semua kedoknya sudah terbongkar sekarang.
Aldan tidak bisa protes ataupun membela diri, yang Aldan bisa hanya diam dan menerima kenyataan itu.

Ah

Diam bukan berarti menyerah dan kalah kan? [Setidaknya itulah yang ada di benak Aldan saat ini].

COMPLEJOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang