Special a/n:
Cerita ini sudah tamat sampai 19 chapter. Untuk beberapa alasan, author memutuskan untuk memprivate beberapa chapter terutama yg mengandung unsur dewasa. Sebelum membaca, harap follow dulu baru bisa terbuka. Jika tdk berkenan, juga tidak masalah. Happy reading!^^
감사합니다~
~ㅇㅇㅇ~
Gadis itu menendang nendang rumput di bawah kakinya dengan tidak sabar. Walaupun percuma karena rumput hijau yang biasanya menghiasi taman malam itu tertutup oleh butiran salju putih yang memang turun sejak kemarin malam. Dia menghembuskan nafas berat, mengakibatkan uap uap udara keluar dari mulut mungilnya.
Tubuh rampingnya mulai merosot, merasa bosan karena satu jam ini dia sudah hampir membeku karena menunggu seseorang. Dia menggosok gosokkan kedua tangannya lalu menempelkannya ke kedua pipi chubbynya. Lagi lagi dia lupa memakai sarung tangan, kebiasaan buruknya.
"Sonna, maaf aku terlambat. Apa kau menunggu lama?"
Suara bariton itu merangsek masuk ke telinganya. Membuat gadis itu dengan cepat menegakkan kepalanya yang tertunduk dan berdiri menghambur ke pelukan sang pemilik suara bariton.
"Myung.. aku merindukanmu..."
Aroma parfum khas yang menguar dari tubuh sang lelaki pemilik suara bariton itu menusuk hidungnya. Namun membuatnya tenang dan memeluk sang lelaki makin erat. Betapa dia amat merindukan kekasihnya ini.
"Bagaimana kabarmu Sonna? Apa kau baik baik saja tanpaku? Apa kau senang selama aku tidak disini?"
"Bodoh! Kim Myungsoo bodoh! Idiot! Bagaimana mungkin aku baik baik saja tanpamu!"
Sonna gadis itu, atau lengkapnya Son Naeun memukuli dada kekasihnya dengan keras sekaligus kesal. Walaupun percuma karena sang kekasih justru hanya tertawa renyah melihat tingkah gadisnya.
"Aku lebih merindukanmu Son Naeun, sangat sangat merindukanmu!" ucap lelaki itu lembut namun penuh ketegasan.
Dipeluknya Naeun semakin erat, sembari diciuminya puncak kepala gadis yang amat dicintainya ini. Aroma lily dari rambut coklat bergelombangnya menguar, aroma favoritnya yang selalu bisa membuatnya tenang sekaligus berdebar saat menghirupnya.
"Kalau kau begitu merindukanku, kenapa kau harus pergi begitu lama Kim Myungsoo? Kenapa?"
Naeun merajuk dengan manjanya dalam pelukan hangat kekasihnya itu. Ujung jari telunjuknya menusuk nusuk dada Myungsoo yang dilapisi coat hitam. Bibirnya mengerucut lucu membuat Myungsoo merasa amat gemas dibuatnya.
"Maaf untuk pergi dalam waktu lama Sonna, tapi kau tahu kan selama apapun aku pergi aku akan selalu kembali padamu. Aku pergi untuk memperjuangkan masa depan kita. Kau tahu, sekarang aku semakin terkenal, tabunganku juga sudah semakin banyak. Kuharap dalam waktu beberapa bulan lagi itu semua akan cukup untukku melamarmu. Kau mau bukan menikah denganku?"
Tes tes.
Titik titik kristal bening itu meluncur begitu saja dari kedua mata indah Naeun. Baginya semua perkataan Myungsoo justru menyakitkan untuk didengar. Bukan karena dia tidak senang akan semua rencana indah kekasihnya. Bukan. Hanya saja apakah semua itu mungkin untuk terwujud?
Myungsoo mendadak panik ketika melihat Naeun justru menangis. Lelaki bermarga Kim itu bertanya tanya apa di membuat suatu kesalahan hingga kekasihnya justru menangis hebat seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us ✔
FanfictionSon Naeun tak pernah menyangka, jika perpisahannya dengan Kim Myungsoo bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan tanpa kata itu justru merupakan awal yang baru bagi kisah mereka. Namun, keadaan memang sudah tak sama. Naeun yang sudah terikat dengan...